Menanti Janji Eps. 3_ Merindukan mu

***

Waktu berputar begitu cepat sehingga tanpa Nara sadari, dia dan Juna menjalani LDR sudah tiga bulan. Mengingat hal itu, entah kenapa Nara sangat sedih bahkan sangat merindukan Juna. Komunikasi mereka selama ini masih terbilang lancar, tapi perasaan Nara tidak bisa dipungkiri. Dia ingin bertemu, memeluk, dan mencium pria itu agar rindu yang menumpuk banyak dihatinya bisa terlepas.

Sepanjang malam dia menangis dan menyebut nama pria itu berkali-kali, juga bibirnya tidak pernah bosan untuk mengatakan jika dia rindu kepada Juna. Sedih sekali kisah cintanya, mata gadis itu terlihat sembab sampai tidak berani keluar kamar pagi ini. Niatnya ingin mengurung seorang diri dan tidak ingin diganggu tapi...

"Nara, bangun nak! Ibu sudah buatkan sup kesukaan mu, ayo sarapan!" sayang sekali, tujuan ingin menenangkan diri pun gagal saja, suara ibunya nyaris membuatnya kesal. Ingin sekali memarahi wanita itu, tapi tidak! Nara harus bersabar. Dia tidak mau jadi anak durhaka, terpaksa lah dia bangun dan menuruti keinginan ibunya untuk sarapan pagi itu.

"Loh kok berantakan sekali, ini lagi kenapa mata mu sembab?" mata ibu Dini melotot kearah anak gadisnya yang seperti singa kelaparan, heran saja karena sebelum-sebelumnya Nara tidak seperti ini. "Apa yang terjadi pada mu Nara?" Ibunya mengusap seluruh wajah juga membenari rambut Nara, sebelum gadis itu menjawab ibu Dini pun sudah bisa menebak apa yang sedang dialami anaknya itu.

"Aku baik-baik saja ibu, berhentilah mengkhawatirkan ku!" jawabnya ketus, karena suasana hati masih tidak baik Nara sedikit kasar menepis tangan ibunya lalu beranjak dari sana. "Kenapa sih anak ini, heran deh!" gerutu ibu Dini, ingin marah tapi kasihan. Mau tidak mau terpaksa diam mengikuti Nara yang sudah hampir sampai di dapur.

Disana terlihat ayahnya tengah duduk sambil meniup-niup sop sebagai sarapan mereka di pagi itu. Ayah Niko juga sampai heran melihat anak gadis nya itu.

"Ayo Nara coba sop kesukaan mu, ibu telah membuatkan untukmu," ucap ayah Niko, dia tidak mempertanyakan yang terjadi agar Nara tidak bertambah kesal padanya. "Iyah ayah, aku akan sarapan sekarang!" seberat apa pun masalah yang dialami Nara, dia tidak mau emosi harus tetap tenang karena mengingat kedua orang tua nya sangat menyayangi dan juga sudah mendidiknya dengan baik. Jadi patang sekali baginya untuk melawan atau membentak kedua orang tua itu.

"Jangan terlalu memikirkan Juna nak, lihat lah tubuhmu sampai tidak keurus!" ucap ibu Dini, dia harus mengingatkan Nara agar anak gadisnya tidak berharap terus dengan apa yang masih belum pasti.

"Ingat yah sayang, laki-laki bisa saja berubah pikiran dalam hitungan detik. Apa yang pernah dia ucapkan saja bisa lupa, jadi kamu sebagai gadis yang masa depannya masih panjang cobalah untuk tidak terlalu menaruh harapan penuh pada Juna!" teguran ini sebenarnya bukan untuk mematahkan hati Nara, ibu Dini mengatakan hal tersebut hanya untuk mengingatkan anaknya. Dia kasihan kepada Nara jika kenyataan nanti Juna menghianati dan meninggalkannya.

"Aku lagi gak mood ibu, tolong jangan beri aku nasehat dulu!" ini bentuk keras kepala Nara yang tidak bisa dia rubah, jika sesuatu yang membuatnya tidak nyaman detik itu juga dia bantah. "Bu, sebaiknya kita makan dulu. Biarkan Nara menikmati sop nya dengan santai," disini ayah Niko yang paling mengerti, memberi teguran kepada sang istri saja begitu berhati-hati sekali.

Ibu Dini menghela nafas panjang sambil mengangguk, dia tidak lagi berbicara atau pun mengomel dengan segera dia melahap makananya. Kini suasana di meja makan agak sedikit membaik, Nara masih terlihat galau tapi untung saja dia masih bisa menghabiskan makanannya.

Setelah menyelesaikan sarapan, Nara tidak langsung beranjak dari sana. Ingin duduk sebentar, tapi dering ponsel milik Nara sedari tadi berbunyi. "Nara, sepertinya ponsel mu berdering dari tadi. Coba periksa siapa!" Ayah Niko yang duluan menyelesaikan makanannya memilih untuk pergi dari dapur tapi dering ponsel Nara mengharuskannya untuk kembali disana.

"Iyah yah," Nara masih terlihat lesu, berjalan saja rasanya dia tidak sanggup.

Segera mengambil benda pipih itu membuka layar untuk memeriksa siapa yang menghubungi nya. Seketika senyum dibibirnya merekah sempurna saat tahu yang menghubungi adalah Juna, buru-buru dia mengangkat.

"Halo sayang, kok baru angkat?"

"Hem, maaf yah tadi aku lagi sarapan,"

"Oh jadi udah selesai?"

"Iyah udah, kamu udah sarapan kan?"

"Udah kok,"

"Nara, aku merindukan mu!"

Deg! Mendengar suara serak-serak Juna semakin mendebarkan hati Nara, bersorak hore karena nyatanya pria itu peka terhadap apa yang dirasakannya. "Hem, aku juga sangat merindukan mu Juna. Asal kamu tau satu malam aku menangis ingin sekali berjumpa dengan mu," jujur apa adanya, tidak tau seberapa lebay dia mengatakan hal itu yang pasti apa yang dia rasakan Juna harus tau.

"Astaga sayang kenapa sampai segitunya, sabar dong kita juga baru pisah baru beberapa bulan!" ucap Juna pura-pura biasa saja walau kenyataan rindunya hampir sama dengan apa yang dirasakan oleh Nara. "Aku ingin ketemu Juna," seketika tangis gadis itu pecah, mendengar suara Juna malah semakin membuatnya sedih.

Sementara pria itu terdiam seribu bahasa, hatinya terasa sesak mendengar tangisan sang kekasih. Seandainya jarak diantara mereka bisa dilampauhi dengan cepat mungkin Juna sudah menghampiri dan menenangkan gadis itu.

"Nara sayang, berhentilah menangis. Aku tidak ingin kamu sakit, bersabar lah kita pasti bisa melaluinya bersama-sama,"

Sebagai kekasih yang sangat dia sayangi, Juna tidak ingin sesuatu terjadi kepada Nara jika terus menangis seperti itu. Dia harus menegur Nara sebisa nya agar gadis itu menghentikan tangisannya.

Hampir dalam satu jam kedua pasangan itu menghabiskan waktu untuk mengobrol, hitung-hitung untuk melepas rindu. Kini Juna mengakhiri sambungan telepon, tapi sebelumnya Juna mengingatkan agar Nara tidak menangis terus karena memikirkannya.

Ibu Dini sedikit mengumping, saat itu juga dia mengelus dada. Rasa kasihan terhadap Nara tidak bisa dia sembunyikan, entah kenapa naluri ibu Dini selalu berkata jika nanti anak gadisnya itu pasti merasakan sakit yang luar biasa. Berkali-kali ibu Dini memberi peringatan namun Nara tetap kekeuh dengan pendiriannya.

"Udah yah sayang, aku tutup telfonnya. Jangan lupa jaga diri baik-baik!" ucap Juna, tak lupa memberikan ciuman dari jauh. "Hem love you," balas Nara, suasana hati gadis itu sedikit membaik sehingga dengan senang hati dia pun membalas ciuman dari jauh sang kekasih.

"I love you too baby," kata terakhir Juna setelahnya dia memutuskan sambungan itu.

"Huft," Nara menghela nafas begitu lega, rasa rindu dihati sedikit terobati. Wajahnya yang sedari tadi terlihat murung kini kembali cerah.

***

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

jangan terlalu memikirkan juna terus ,tetap jaga kesehatan dan tetap berdoa agar hubungan kalian tetap langgeng.

2024-06-07

2

LDR itu membutuhkan kepercayaan yg tinggi dan kuat, benar2 yakin bisa melalui kalau ada satu yg lemah. ya sudah biasanya hancur

2024-04-05

2

menguping kak bukan mengumpil. aku bacanya ibunya lagi mengupil hidung /Facepalm//Facepalm//Facepalm/tapi kadang aku juga suka kepleset kata

2024-04-05

2

lihat semua
Episodes
1 Menanti Janji Eps. 1 _ Aku pamit!
2 Menanti Janji Eps. 2_Masih baik-baik saja
3 Menanti Janji Eps. 3_ Merindukan mu
4 Menanti Janji Eps.4 _Hanya Nara di hatiku
5 Menanti Janji Eps. 5_Kamu Selingkuh!
6 Menanti Janji Eps. 6_ Kamu jahat!
7 Menanti Janji Eps. 7_ Aku minta maaf!
8 Menanti Janji Eps. 8_ Semua sudah berubah
9 Menanti Janji Eps. 9_ Calon menantu Ayah Niko
10 Menanti Janji Eps. 10_ Ide cemerlang Tuti.
11 Menanti Janji Eps. 11_ Sangat memalukan sekali.
12 Menanti Janji Eps. 12_ Pertahankan aku Juna!
13 Menanti Janji Eps. 13_ Hari bahagia untuk Juna
14 Menanti Janji Eps. 14_ Aku pulang!
15 Menanti Janji eps. 15_ Aku mau melamarmu
16 Menanti Janji Eps. 16_ Kita Tunangan
17 Menanti janji Eps. 17_ Doakan ku harus pergi
18 Menanti Janji Eps. 18_ Semua telah terwujud
19 Menanti Janji Eps. 19_ Mulai sibuk!
20 Menanti Janji Eps. 20_Mulai tidak jelas
21 Menanti Janji eps. 21_Nona Sri
22 Menanti Janji Eps. 22_ Terkesan
23 Menanti Janji Eps. 23_ Semakin asyik aja!
24 Menanti Janji Eps. 24_ Mencurigakan!
25 Menanti Janji Eps. 25_ Kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa?
26 Menanti Janji Eps. 26_ Saling nyaman
27 Menanti Janji Eps. 27_ Ingin ditemani
28 Menanti Janji Eps. 28_ Mau tapi malu
29 Menanti Janji Eps. 29_Kelopak bunga mawar
30 Menanti Janji Eps. 30_ Jangan ikut campur!
31 Menanti Janji Eps. 31_ Teman Gak Ada Akhlak
32 Menanti Janji Eps. 32_ Pria Tua
33 Menanti Janji Eps. 33_ Kekesalan Nara
34 Menanti Janji Eps. 34_ Satu Tahun Berlalu
35 Menanti Janji Eps. 35_ Juna telah melupakan ku
36 Menanti Janji- Eps. 36_ Aku Sudah Merelakan
37 Menanti Janji- Eps. 37_ Kartu Hijau!
38 Menanti Janji- Eps. 38_ Heboh sekabupaten!
39 Eps. 39_ Kedatangan Nara
40 Eps. 40_ Gadis kampung.
41 Menanti Janji_ Eps. 41_
42 Menanti janji. Eps. 42_ Menemui Juna
43 Menanti Janji_Eps. 43_ Kejamnya!
44 Menanti Janji. Eps. 44_ Aku Mau Pulang!
45 Menanti Janji. Eps_45. Doni Sipria paling mengerti.
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Menanti Janji Eps. 1 _ Aku pamit!
2
Menanti Janji Eps. 2_Masih baik-baik saja
3
Menanti Janji Eps. 3_ Merindukan mu
4
Menanti Janji Eps.4 _Hanya Nara di hatiku
5
Menanti Janji Eps. 5_Kamu Selingkuh!
6
Menanti Janji Eps. 6_ Kamu jahat!
7
Menanti Janji Eps. 7_ Aku minta maaf!
8
Menanti Janji Eps. 8_ Semua sudah berubah
9
Menanti Janji Eps. 9_ Calon menantu Ayah Niko
10
Menanti Janji Eps. 10_ Ide cemerlang Tuti.
11
Menanti Janji Eps. 11_ Sangat memalukan sekali.
12
Menanti Janji Eps. 12_ Pertahankan aku Juna!
13
Menanti Janji Eps. 13_ Hari bahagia untuk Juna
14
Menanti Janji Eps. 14_ Aku pulang!
15
Menanti Janji eps. 15_ Aku mau melamarmu
16
Menanti Janji Eps. 16_ Kita Tunangan
17
Menanti janji Eps. 17_ Doakan ku harus pergi
18
Menanti Janji Eps. 18_ Semua telah terwujud
19
Menanti Janji Eps. 19_ Mulai sibuk!
20
Menanti Janji Eps. 20_Mulai tidak jelas
21
Menanti Janji eps. 21_Nona Sri
22
Menanti Janji Eps. 22_ Terkesan
23
Menanti Janji Eps. 23_ Semakin asyik aja!
24
Menanti Janji Eps. 24_ Mencurigakan!
25
Menanti Janji Eps. 25_ Kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa?
26
Menanti Janji Eps. 26_ Saling nyaman
27
Menanti Janji Eps. 27_ Ingin ditemani
28
Menanti Janji Eps. 28_ Mau tapi malu
29
Menanti Janji Eps. 29_Kelopak bunga mawar
30
Menanti Janji Eps. 30_ Jangan ikut campur!
31
Menanti Janji Eps. 31_ Teman Gak Ada Akhlak
32
Menanti Janji Eps. 32_ Pria Tua
33
Menanti Janji Eps. 33_ Kekesalan Nara
34
Menanti Janji Eps. 34_ Satu Tahun Berlalu
35
Menanti Janji Eps. 35_ Juna telah melupakan ku
36
Menanti Janji- Eps. 36_ Aku Sudah Merelakan
37
Menanti Janji- Eps. 37_ Kartu Hijau!
38
Menanti Janji- Eps. 38_ Heboh sekabupaten!
39
Eps. 39_ Kedatangan Nara
40
Eps. 40_ Gadis kampung.
41
Menanti Janji_ Eps. 41_
42
Menanti janji. Eps. 42_ Menemui Juna
43
Menanti Janji_Eps. 43_ Kejamnya!
44
Menanti Janji. Eps. 44_ Aku Mau Pulang!
45
Menanti Janji. Eps_45. Doni Sipria paling mengerti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!