Arum terlihat sedang memilah-milah telor ayam yang ada di salah satu kios di pasar tradisional yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hari Minggu seperti ini dia memang sering ke pasar tentunya untuk berbelanja sayuran sekaligus cuci mata siapa tau bisa bertemu dengan laki-laki ganteng di pasar.
Setelah membeli telur ia pun melanjutkan ke lapak penjual sayur yang ada di samping kios itu.
"Mas, minta cabe rawitnya setengah, cabe keriting merahnya seperempat, sama kacang panjangnya satu ikat ya", seru Arum ke penjual sayur itu.
"Siap mbak", jawab mas penjual sayur itu.
Terlihat seorang wanita paruh baya sedang bingung memilih-milih sayur yang ada di depannya, dan itupun tak luput dari perhatian Arum.
"Ibu kok terlihat bingung, memang mau masak apa bu?", tanya Arum kepada wanita paru baya itu.
"Eh?, i-ini saya lagi bingung mau masakin apa untuk cucu saya mbak. Saya kurang begitu tahu makanan kesukaan cucu saya", jawab wanita paruh baya itu.
Arum terlihat sedikit berpikir, tiba-tiba ia teringat Aisya yang saat itu begitu menyukai sayur bayam yang ia bawa.
Arum mengambil satu ikat bayam, jagung manis, dan juga wortel. "Coba ibu masakin ini, semoga cucu ibu suka ya"
Ibu paruh baya itupun terkejut melihat seorang perempuan muda yang begitu tahu urusan sayuran yang digemari anak-anak. "I-ini terus di masak apa mbak?"
Arum tersenyum. "Diiris bawang merah sama di kasih daun salam sama sedikit kunci saja bu, inshaallah cucu ibu suka"
Ibu paruh baya itu terlihat semakin terpana melihat Arum yang begitu tahu tentang urusan masak memasak.
"Mbak cantik, ini sudah masuk semua belanjaanya, totalnya lima belas ribu ya", ucap mas-mas penjual sayur itu sambil menyerahkan belanjaan Arum.
"Ini mas, terima kasih banyak ya", ucap Arum seraya menyerahkan uang ke penjual sayur itu.
Arum menatap ibu paruh baya yang ada di sampingnya. "Kalau begitu saya duluan ya bu"
Ibu paruh baya itu pun membalas senyumnya. "Terima kasih banyak ya mbak"
Arum mengangguk kemudian meninggalkan lapak penjual sayur itu. Ibu paruh baya itu menepuk jidatnya. "Kenapa aku tidak tanya nama ataupun nomer kontak nya?", ucapnya lirih.
***
Arum melajukan skuter matic nya menyusuri jalan persawahan yang letaknya sedikit jauh dari rumahnya. Setelah dari pasar ia memang berencana menikmati suasana persawahan yang masih terasa sejuk di jam-jam pagi seperti ini. Ia benar-benar menikmati hari liburnya.
Ia menghirup udara sekitar dengan tarikan nafas dalam sambil memejamkan matanya, berupaya menikmati hawa sejuk pagi ini. Tiba-tiba..
Tiiiinnnnnnn....!!!!!
Aaaaaaaaaaaaaa bruk!!!!!!
Entah bagaimana ceritanya tiba-tiba motor yang dikendarai oleh Arum menabrak sebuah mobil berwarna silver di depannya. Sontak tabrakan itu membuat motor Arum ambruk dan ia terguling di atas aspal dengan pecahan telor yang sudah mengenai gamis yang ia pakai.
"Aaaaaawwwww!!!" , pekik Arum sambil mencoba untuk duduk di tepi jalan. Beruntung jalan yang ia lewati ini sepi jadi tidak banyak orang yang berlalu lalang.
Seketika terlihat seorang laki-laki yang mengenakan celana jeans dan t-shirt keluar dari balik kemudinya. Ia berjalan menghampiri Arum.
"Kalau naik motor itu hati-hati dong mbak!", ucap laki-laki itu masih sambil berdiri di hadapan Arum.
Arum meringis menahan sakit di kaki juga tangannya. "Loh mas itu yang bawa mobil gak hati-hati, masak gak liat ada motor di depan sampeyan"
Laki-laki itu tersenyum sinis. "Mbak itu yang bawa motor sambil merem, jadi gak liat ada mobil kan!"
Arum tersentak. Benar juga yang dikatakan lelaki itu, tadi ia sedang menikmati udara pagi ini sampai-sampai matanya terpejam saking nikmatnya menghirup udara pagi seperti ini.
"Lalu ini gimana mas?, lihat telurku jadi pecah semua?", ucap Arum memelas sambil melihat pecahan telur yang berserakan.
"Ya bukan salahku lah mbak, kan mbak sendiri yang bawa motornya sambil merem", jawab lelaki itu enteng.
Arum semakin gemas. Masa iya ada laki-laki yang sama sekali tidak bersimpati atas kecelakaan yang ada di depan matanya.
Ia masih terduduk di tepi jalan. Ia kemudian mencoba berdiri tapi tiba-tiba...
"Aaaahhhhhhh!!"
Kakinya terkilir, hampir saja ia terjatuh lagi tapi dengan gerakan cepat lelaki itu menangkap tubuh Arum dan kini ia berada di dekapan lelaki itu.
Keduanya saling bertemu pandang. Arum menatap lekat wajah lelaki itu. Netra berwarna cokelat, dengan bulu mata sedikit lentik, hidung mancung, bibir tipis dan dengan sedikit jambang yang tumbuh di kedua pipinya. Seketika membuat Arum seperti terhipnotis dengan ketampanan lelaki yang di depannya itu.
"Mbak, mbak terpesona dengan ketampanan saya?", ucap lelaki itu tiba-tiba yang kemudian membangunkan Arum dari alam bawah sadarnya.
Arum mengerjap-ngerjap kan matanya. Ia kemudian melepaskan dirinya dari dekapan lelaki itu, dan ia pun bisa berdiri dengan tegak meski pergelangan kakinya teramat nyeri.
Arum menatap lelaki itu dengan malas. Disamping ia tidak memiliki rasa empati ternyata ia juga punya tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi. Ya meski memang benar ia tampan tapi tidak seharusnya ia memuji dirinya sendiri kan?
Arum membenarkan posisi jilbabnya yang sedikit berantakan. "Lalu ini ceritanya gimana mas?, telur saya?, dan itu motor saya pasti juga rusak!", ucap Arum kekeuh ingin meminta ganti rugi.
Lelaki itu tersenyum sinis. "Pokoknya saya tidak mau ganti rugi mbak, kan mbaknya yang salah!"
Arum semakin gemas. "Iiihhhhh kok ada ya orang seperti sampeyan ini!!"
Lelaki itu masih berdiri dengan rasa tak bersalahnya. Arum kemudian mendekati skuter matic nya kemudian ia cek kondisi motornya itu, dan benar saja lampu bagian depan pecah dan body nya pun juga lecet-lecet. Beruntung mesinnya masih bisa menyala. Tak lama kemudian Arum pun meninggalkan lelaki itu.
Lelaki itupun hanya menatap kepergian Arum dengan tatapan tajam sambil tersenyum sinis. Kemudian ia pun kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.
***
Haki terlihat sedang mencuci motornya di halaman rumah. Tak lama kemudian terdengar skuter matic yang sering dipakai adiknya berhenti di luar pagar.
"Ya ampun, kamu kenapa dek?", tanya Haki ketika melihat kondisi adiknya itu yang terlihat berantakan itu. Pandangannya seketika tertuju pada skuter matic yang dikendarai Arum. Haki membelalakkan matanya. "Kamu kecelakaan dek?, gimana ceritanya?"
Arum meringis. "Kak udah deh, ceritanya nanti ya. Ini badan Arum rasanya remuk semua"
Arum masuk ke dalam rumah, terlihat ayah juga ibunya sedang berada di ruang tamu. Mereka terkejut melihat penampilan Arum dan dengan bau yang sedikit amis dari badannya.
"Sayang, kamu kenapa?", tanya ibu Anita sambil mendekati Arum.
Arum merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. "Arum kecelakaan ma"
"Apa??!!! Kamu kecelakaan???", timpal pak Herman sedikit terkejut. Arum pun mengangguk.
"Lalu siapa yang nabrak kamu sayang?, kenapa dia tidak bertanggung jawab?", tanya ibu Anita penasaran.
"Lelaki sombong juga angkuh itu ma!", jawab Arum.
Pak Herman dan ibu Anita saling memandang. Tidak paham yang dimaksud oleh Arum.
"Siapa sayang?", tanya pak Herman penasaran.
"Arum juga gak tau pa, kita tidak sempat berkenalan", jawab Arum asal. "Ma, pa, badan Arum remuk semua ini. Dan itu motor Arum juga rusak parah"
"Hemmm sayang, gak usah pikirin motor, yang penting kamu selamat", sambung ibu Anita. "Apa sekarang kita periksa ke dokter?", sambung ibu Anita menawarkan.
Arum menggeleng. "Tidak usah ma, Arum ke kamar dulu ya, mau bersih-bersih badan".
Ibu Anita pun mengangguk. Kemudian Arum melangkahkan kakinya ke kamar pribadinya untuk beristirahat.
.
.
. bersambung...
Hai-hai para pembaca tersayang. Terima kasih sudah berkenan mampir ke novel keduaku ini. Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like juga komentar di setiap episodenya yaahh... terima kasih..
Salam love, love, love💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Mungkinkah Arum bertemu dengan calon jodohnya ya.....
2022-12-30
0
Trandy Saputro MP
Kalau dikampung apa apa masih murah ya thor jadi pengin disana bisa penghematan 😅😅😅
2021-09-07
1
candra rahma
😊
2021-03-23
1