Part 2. Arsyad Dzaki Mahendra

Semarang...

Seorang laki-laki terlihat sedang menjatuhkan bobot tubuhnya di sebuah kursi di ruang kerjanya. Rambutnya sedikit berantakan dan bajunya juga terlihat kusut menandakan ia sudah bekerja keras untuk hari ini. Ia membuang sedikit penat yang menyerangnya dengan memejamkan mata.

Arsyad Dzaki Mahendra, seorang laki-laki tampan berusia 28 tahun. Seorang pebisnis muda yang bergerak di bidang properti. Keuletan juga kegigihannya dalam bekerja, berhasil membuat ia masuk ke dalam jajaran pebisnis muda sukses di kota Semarang.

Tok.. tok... tok...

Suara ketukan pintu itupun sontak membuat mata laki-laki yang bernama Arsyad itu terbuka. Ia membenahi posisi duduknya dan sedikit merapikan rambutnya.

Arsyad menarik nafas dalam. "Iya silakan masuk!".

Tak lama, seorang lelaki paruh baya masuk ke ruangan Arsyad kemudian menghampirinya.

"Maaf mas, apa sudah siap untuk kepindahan ke Jogja?", tanya lelaki paruh baya itu.

"Apa tidak bisa di undur pak, lusa atau satu minggu lagi gitu?", tanya Arsyad sedikit risau.

Laki-laki paruh baya itu mengulas senyum. "Tidak bisa mas, karena proyek yang ada di Jogja harus segera di jalankan, dan itu membutuhkan mas Arsyad untuk berada di sana".

Arsyad menghembuskan nafas kasar. "Baiklah pak kalau begitu. Besok saya berangkat ke Jogja".

"Untuk tempat tinggal, kami sudah menyiapkan sebuah rumah kecil yang bisa mas tinggali di sana", ucap lelaki paruh baya itu.

Arsyad memijit kepalanya yang sedikit pusing. "Tidak perlu pak, rencananya saya dan keluarga saya malah mau sekalian pindah ke Jogja semua, di sana ada rumah kakak saya, jadi saya akan tinggal di sana juga".

Lelaki paruh baya itu tersenyum simpul. "Kunci ini silakan mas pegang, barangkali suatu saat mas Arsyad membutuhkan"

Ia menyerahkan sebuah kunci rumah kepada Arsyad. Arsyad terlihat berpikir sejenak, pada akhirnya, Arsyad menerima kunci itu.

"Baiklah pak, terima kasih banyak", ucap Arsyad.

Senyum simpul masih tersungging di bibir lelaki paruh baya itu. "Kalau begitu saya pamit pak. Semoga proyek di Jogja berjalan lancar di tangan mas Arsyad".

Arsyad mengangguk. "Aamiin, terima kasih untuk doanya ya pak".

Lelaki paruh baya itu mengangguk kemudian melenggang meninggalkan ruangan Arsyad. Setelahnya, Arsyad kembali menyandarkan punggungnya di kursi sambil menikmati jus jambu yang ada di hadapannya.

***

"Sayang kamu kok terlihat tidak begitu bersemangat sih mau pindah ke Jogja?", tanya ibu Risma kepada anak bungsunya itu sambil menyusun pakaian ke dalam koper.

Arsyad tidak menjawab pertanyaan sang ibu, dan malah sibuk dengan ponsel di tangannya.

Ibu Risma terlihat jengah. Ia kemudian melirik ke arah suaminya. "Pa, anak kamu itu kenapa gak biasanya dia diem kayak gitu?"

Yang di ajak bicara yang ternyata bernama pak Hendra itu hanya tersenyum. "Biasa lah ma, paling lagi dibikin galau sama pacarnya".

Ibu Risma kemudian mendekati anak bungsunya itu. "Sayang, kamu itu sebenernya kenapa?, cerita dong sama mama!"

Arsyad hanya tersenyum kecut. "Tidak apa-apa ma, mungkin capek aja, karena beberapa hari ini kerjaan menumpuk".

Ibu Risma memindai ekspresi wajah Arsyad dan benar saja, ia terlihat sedikit pucat. "Apa kita batalkan saja berangkatnya, sayang?"

Arsyad menggeleng. "Tidak perlu ma, kita berangkat besok tidak apa-apa".

Pak Hendra pun turut mendekati anaknya. "Besok biar papa yang nyetir Syad!".

Arsyad mengangguk. Ia kembali menyusun beberapa berkas masuk ke dalam sebuah tas. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan matanya. Sedangkan ibu Risma dan pak Hendra terlihat keluar dari kamar Arsyad.

"Pa, papa yakin tidak terjadi sesuatu sama Arsyad? Dia terlihat beda sekali loh pa, seperti memikul beban pikiran gitu", tanya ibu Risma.

Pak Hendra hanya mengendikkan pundaknya. "Papa juga tidak begitu paham ma, tahu sendiri kan Arsyad itu orangnya tertutup".

Ibu Risma terlihat bersungut-sungut. "Iya juga sih pa, tapi apa Arsyad masih berhubungan sama pacarnya itu, emmmm siapa namanya? Linda ya?"

"Papa juga tidak paham ma. Sudahlah ayo kita tidur. Besok kita akan melakukan perjalanan jauh loh", ucap pak Hendra mengingatkan.

"Iya ya pa. Waaahhh jadi makin tidak sabar sebentar lagi kita akan berkumpul dengan Afif juga Aisya pa", ucap ibu Risma berbinar. Pak Hendra pun juga terlihat sedikit mengulas senyum.

***

Arsyad mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia mencoba untuk terlelap namun matanya seolah tidak mau dipejamkan. Ia kemudian beranjak, dan memilih berdiri di depan jendela kamarnya. Ia memandangi suasana sekitar rumahnya di balik jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Ia menarik nafas dalam, mengingat kejadian yang tiga hari yang lalu terjadi padanya.

Flashback on..

Tiga hari yang lalu, saat Arsyad sedang mengawasi proyek yang ia kerjakan, seorang wanita dengan mengenakan dress selutut, high heels, dan rambutnya yang tergerai terlihat menghampirinya.

Arsyad terkejut, tidak biasanya sang kekasih menemuinya di saat jam kerja seperti ini. Arsyad meninggalkan pekerjaannya sejenak, kemudian menemui wanita itu.

"Sayang, kok tumben kamu nyusul aku ke sini?", tanya Arsyad.

"Aku perlu bicara Syad", jawab wanita itu.

Arsyad tersenyum. "Ada apa sih sayang, kamu kangen ya. Kalau kangen kita kan bisa ke________"

"Aku mau kita putus Syad!!", timpal wanita itu memotong ucapan Arsyad.

Arsyad tersentak. "Ma-maksud kamu apa sayang?",

Wanita itu hanya menyunggingkan senyum masamnya. "Aku masih ingin mengejar mimpi-mimpiku untuk menjadi seorang model terkenal, Syad.

"Lalu?", tanya Arsyad.

Wanita itu menghela nafas dalam. "Aku rasa jika saat ini aku menikah denganmu, aku tidak bisa mewujudkan mimpiku itu".

Arsyad menunduk lemas. Ia tidak percaya jika mimpinya untuk menikahi sang kekasih, kini kandas di tengah jalan. Sebuah acara lamaran dan pernikahan yang sudah ia rencanakan dari beberapa bulan yang lalu, akhirnya gagal total.

Padahal ia sudah merencanakan semuanya dengan matang dan sempurna. Berharap sang kekasih akan berbahagia dengan semua usahanya yang dipersiapkannya secara diam-diam, namun ternyata pupus semuanya.

"Tapi kamu bisa tetap jadi model meski kita sudah menikah Lin, aku sama sekali tidak akan pernah mengganggu profesi mu", ucap Arsyad mencoba bernegosiasi.

Wanita yang bernama Linda itu seketika menggeleng. "Tidak bisa Syad, aku tidak mau jika pernikahan kita justru membebani langkahku untuk mengejar karier ku".

Arsyad tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lidahnya terasa kelu. Sekuat apapun ia mencoba menahan wanita yang ada di hadapannya ini, akan percuma karena ia merupakan seorang wanita yang teguh dalam pilihannya apalagi itu menyangkut mimpi dan karier nya.

"Besok aku akan pergi ke Jakarta, dan di sanalah aku akan mengawali mimpi-mimpiku Syad", sambung Linda pula.

Arsyad hanya tersenyum getir. "Baiklah jika memang itu yang menjadi keputusan juga pilihanmu Lin. Aku doakan semoga mimpi-mimpimu dapat segera terwujud".

"Terima kasih Syad", jawab Linda sembari melenggang pergi meninggalkan Arsyad.

Arsyad hanya bisa memandang punggung kekasihnya itu dengan tatapan nanar. Dadanya terasa sesak, mimpi-mimpi yang sempat ia bangun saat berpacaran dengan Linda kini seolah terbang melayang terhempas angin. Sejenak ia terdiam, terpaku melihat kepergian sang kekasih yang semakin lama hilang dari pandangannya.

"Mas Arsyad!", panggil pak Budi yang merupakan atasannya sambil menepuk bahu Arsyad.

Arsyad terkejut dan seketika lamunannya buyar. "Iya pak, ada yang bisa saya bantu?".

Pak Budi menyunggingkan senyumnya. "Mas Arsyad siap-siap ke Jogja ya, mas akan saya tugaskan untuk mengawasi proyek kita yang ada di Jogja"

Arsyad membelalakkan matanya. "Saya pak?", tanyanya tidak percaya.

"Iya mas, keputusan kami sudah final. Mas Arsyad lah yang akan mengambil alih proyek yang ada di Jogja" jelas pak Budi.

"A-apa tidak ada yang lain, pak?", tanyanya pula.

Pak Budi menggeleng. "Tidak mas, kami sudah sangat yakin, jika proyek di Jogja akan sukses besar di tangan mas Arsyad".

"T-tapi pak____"

Pak Budi tersenyum tipis. "Tidak ada tapi-tapian mas. Mas Arsyad harus segera pindah ke Jogja, untuk menjalankan proyek ini".

Arsyad hanya mengangguk pasrah dan tersenyum simpul. "Baik pak, saya akan menjalankan amanah ini dengan baik".

Flashback off

Arsyad terbangun dari lamunan panjangnya. Ia kembali menghembuskan nafas kasar berupaya mengatasi gejolak yang ada di dalam dadanya.

Mungkin memang benar aku harus meninggalkan kota ini. Tentunya untuk mengubur dalam- dalam kenangan yang pernah tercipta antara aku bersama Linda.

.

.

. bersambung....

Hai- hai para pembaca tersayang. Terima kasih banyak ya sudah berkenan mampir ke novel keduaku ini. Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like juga komentar kalian semua di setiap episodenya ya... terima kasih..

Salam love, love, love💗💗💗

Terpopuler

Comments

Rahmadina

Rahmadina

Salam kenal Arsyad 😁😁🙂

2021-06-06

0

candra rahma

candra rahma

like dan vote ya kak😊

2021-03-23

0

zien

zien

aku hadir disini dan memberimu like 👍😘

mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🙏😘

mari kita saling mendukung karya kita 🙏❤️🥰

2021-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Arumi Nasha Razeta
2 Part 2. Arsyad Dzaki Mahendra
3 Part 3. Jogjakarta
4 Part 4. Kecelakaan Tak Disangka
5 Part 5. Lelaki Angkuh dan Sombong
6 Part 6. Balas Dendam?
7 Part 7. Tidak Tega
8 Part 8. Berkunjung
9 Part 9. Bolu Kukus
10 Part 10. Pertemuan Dua Sahabat Lama
11 Part 11. Rencana Perjodohan
12 Part 12. Agenda Pertemuan
13 Part 13. Bulu Mata oh Bulu Mata
14 Part 14. Lanjutkan Perjodohan Ini
15 Part 15. Dilamar Calon Kakak Ipar?
16 Part 16. Begitu Lembut Hatimu
17 Part 17. Maukah Kamu Menikah Denganku?
18 Part 18. Lamaran
19 Part 19. Dua Minggu Lagi
20 Part 20. Berkunjung ke Kantor Calon Suami
21 Part 21. Suapi Aku!!
22 Part 22. Fitting Gaun Pengantin
23 Part 23. Titik Nol Kilometer
24 Part 24. Nyaman di Jogja
25 Part 25. Hanya Aku yang Boleh Dipanggil Mas!
26 Part 26. Serbuk Laknat?
27 Part 27. Sepertinya Sudah Saling Jatuh Cinta
28 Part 28. Aku Mau Kamu yang Memutuskan
29 Part 29. Pingitan
30 Part 30. Wedding Day
31 Part 31. Sah! Alhamdulillah
32 Part 32. Resepsi
33 Part 33. Bukan Malam Pertama
34 Part 34. Pindah Rumah
35 Part 35. Masakan Pertama
36 Part 36. Tak Bisa Menahan Lagi
37 Part 37. Trik Bola Lampu
38 Part 38. Seperti Pencuri
39 Part 39. Lintah dan Malam Pertama
40 Part 40. Ya Ampun, Ketahuan!!
41 Part 41. Honeymoon?
42 Part 42. Pantai Wedi Ombo
43 Part 43. Pagi yang Hangat
44 Part 44. Rantang Cinta Arumi
45 Part 45. Rumah Baca
46 Part 46. Rooftop
47 Part 47. Dipinang Dinas Sosial
48 Part 48. Budak Cinta
49 Part 49. Aku Takut Kehilangan Dirimu
50 Part 50. Lily Putih
51 Part 51. Keranjang Bunga
52 Part 52. Posesif
53 Part 53. Sedang Apa Mereka Di Dalam?
54 Part 54. Menjahit Lengan Baju
55 Part 55. Kora-Kora dan Cotton Candy
56 Part 56. Perilaku Aneh Arsyad
57 Part 57. Camping Dadakan
58 Part 58. Dua Garis Merah
59 Part 59. Dua Kehidupan
60 Part 60. Dipertemukan Lagi
61 Part 61. Balada Mangga Muda
62 Part 62. Masa Lalu VS Masa Depan
63 Part 63. Tentang Sup Kacang Merah
64 Part 64. Maukah Kamu Kembali Kepadaku?
65 Part 65. Bukti Cinta Lewat Susu
66 Part 66. Foto Model Dadakan
67 Part 67. Foto Model Dadakan #2
68 Part 68. Nge-Mall
69 Part 69. Salah Kira
70 Part 70. Baju Tidur Couple
71 Part 71. Rencana Kotor
72 Novel Baru
73 Part 72. Janji Bertemu
74 Part 73. Di Kedai Teh
75 Part 74. Aku Percaya Padamu
76 Part 75. Outbound
77 Part 76. Bertemu
78 Part 77. Malam Hari di Warung Bakmi
79 Part 78. Empat Bulan Kehamilan
80 Part 79. Rencana Untuk Mempertemukan
81 Part 80. Satu Langkah Lagi
82 Part 81. Setelah Sekian Lama (Afif & Alya)
83 Part 82. Meminta Kembali (Afif & Alya)
84 Part 83. Malam yang Hangat (Afif & Alya)
85 Part 84. Berkumpul Kembali (Afif & Alya)
86 Part 85. Wanita Setengah Gila
87 Part 86. Kejutan
88 Part 87. Lalat Tse-tse belum Menyerah
89 Part 88. Sebuah Pembalasan
90 Part 89. Video Sang Model
91 Part 90. Menikah (Haki & Nina)
92 Malam Panjang (Haki & Nina)
93 Tidak Mau Kalah
94 Part 93. Resepsi (Haki & Nina)
95 Part 94. Rumah Sakit, Baby Shop, dan Rooftop
96 Part 95. Malam Nominasi
97 Part 96. Musibah
98 Part 97. Malaikat-Malaikat Kecil
99 Part 98. Alan dan Elana
100 Part 99. Jalan Pulang
101 Part 100. Membuka Mata
102 Part 101. Setelah Ujian Menerpa
103 Tiba-Tiba Cinta -End-
104 Terima Kasih
105 Novel Baru
106 Karya Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Part 1. Arumi Nasha Razeta
2
Part 2. Arsyad Dzaki Mahendra
3
Part 3. Jogjakarta
4
Part 4. Kecelakaan Tak Disangka
5
Part 5. Lelaki Angkuh dan Sombong
6
Part 6. Balas Dendam?
7
Part 7. Tidak Tega
8
Part 8. Berkunjung
9
Part 9. Bolu Kukus
10
Part 10. Pertemuan Dua Sahabat Lama
11
Part 11. Rencana Perjodohan
12
Part 12. Agenda Pertemuan
13
Part 13. Bulu Mata oh Bulu Mata
14
Part 14. Lanjutkan Perjodohan Ini
15
Part 15. Dilamar Calon Kakak Ipar?
16
Part 16. Begitu Lembut Hatimu
17
Part 17. Maukah Kamu Menikah Denganku?
18
Part 18. Lamaran
19
Part 19. Dua Minggu Lagi
20
Part 20. Berkunjung ke Kantor Calon Suami
21
Part 21. Suapi Aku!!
22
Part 22. Fitting Gaun Pengantin
23
Part 23. Titik Nol Kilometer
24
Part 24. Nyaman di Jogja
25
Part 25. Hanya Aku yang Boleh Dipanggil Mas!
26
Part 26. Serbuk Laknat?
27
Part 27. Sepertinya Sudah Saling Jatuh Cinta
28
Part 28. Aku Mau Kamu yang Memutuskan
29
Part 29. Pingitan
30
Part 30. Wedding Day
31
Part 31. Sah! Alhamdulillah
32
Part 32. Resepsi
33
Part 33. Bukan Malam Pertama
34
Part 34. Pindah Rumah
35
Part 35. Masakan Pertama
36
Part 36. Tak Bisa Menahan Lagi
37
Part 37. Trik Bola Lampu
38
Part 38. Seperti Pencuri
39
Part 39. Lintah dan Malam Pertama
40
Part 40. Ya Ampun, Ketahuan!!
41
Part 41. Honeymoon?
42
Part 42. Pantai Wedi Ombo
43
Part 43. Pagi yang Hangat
44
Part 44. Rantang Cinta Arumi
45
Part 45. Rumah Baca
46
Part 46. Rooftop
47
Part 47. Dipinang Dinas Sosial
48
Part 48. Budak Cinta
49
Part 49. Aku Takut Kehilangan Dirimu
50
Part 50. Lily Putih
51
Part 51. Keranjang Bunga
52
Part 52. Posesif
53
Part 53. Sedang Apa Mereka Di Dalam?
54
Part 54. Menjahit Lengan Baju
55
Part 55. Kora-Kora dan Cotton Candy
56
Part 56. Perilaku Aneh Arsyad
57
Part 57. Camping Dadakan
58
Part 58. Dua Garis Merah
59
Part 59. Dua Kehidupan
60
Part 60. Dipertemukan Lagi
61
Part 61. Balada Mangga Muda
62
Part 62. Masa Lalu VS Masa Depan
63
Part 63. Tentang Sup Kacang Merah
64
Part 64. Maukah Kamu Kembali Kepadaku?
65
Part 65. Bukti Cinta Lewat Susu
66
Part 66. Foto Model Dadakan
67
Part 67. Foto Model Dadakan #2
68
Part 68. Nge-Mall
69
Part 69. Salah Kira
70
Part 70. Baju Tidur Couple
71
Part 71. Rencana Kotor
72
Novel Baru
73
Part 72. Janji Bertemu
74
Part 73. Di Kedai Teh
75
Part 74. Aku Percaya Padamu
76
Part 75. Outbound
77
Part 76. Bertemu
78
Part 77. Malam Hari di Warung Bakmi
79
Part 78. Empat Bulan Kehamilan
80
Part 79. Rencana Untuk Mempertemukan
81
Part 80. Satu Langkah Lagi
82
Part 81. Setelah Sekian Lama (Afif & Alya)
83
Part 82. Meminta Kembali (Afif & Alya)
84
Part 83. Malam yang Hangat (Afif & Alya)
85
Part 84. Berkumpul Kembali (Afif & Alya)
86
Part 85. Wanita Setengah Gila
87
Part 86. Kejutan
88
Part 87. Lalat Tse-tse belum Menyerah
89
Part 88. Sebuah Pembalasan
90
Part 89. Video Sang Model
91
Part 90. Menikah (Haki & Nina)
92
Malam Panjang (Haki & Nina)
93
Tidak Mau Kalah
94
Part 93. Resepsi (Haki & Nina)
95
Part 94. Rumah Sakit, Baby Shop, dan Rooftop
96
Part 95. Malam Nominasi
97
Part 96. Musibah
98
Part 97. Malaikat-Malaikat Kecil
99
Part 98. Alan dan Elana
100
Part 99. Jalan Pulang
101
Part 100. Membuka Mata
102
Part 101. Setelah Ujian Menerpa
103
Tiba-Tiba Cinta -End-
104
Terima Kasih
105
Novel Baru
106
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!