Tiba-Tiba Cinta

Tiba-Tiba Cinta

Part 1. Arumi Nasha Razeta

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh anak-anak ibu yang sholeh dan solehah"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh bu guru"

"Sebelum kita memulai belajar di pagi hari ini, kita awali dengan berdoa terlebih dahulu ya anak-anak", ucap seorang guru di salah satu PAUD yang berada di kota Jogja.

"Iya bu guru", jawab anak-anak serentak.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Alhamdulillahi rabbil 'alaamiin__________________"

Arumi Nasha Razeta. Seorang perempuan muda berusia 25 tahun. Sejak dulu Arum (panggilan Arumi) memang menyukai dunia anak-anak, oleh karenanya setelah lulus dari sekolah menengah atas, ia memilih untuk melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Pendidikan, prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG. Paud). Dan kini setelah meraih gelar S1 nya ia kemudian menjadi salah satu staf pengajar di salah satu PAUD yang ada di kota Jogja.

Meski hanya sebagai guru honorer, namun tidak menyurutkan semangat Arum untuk membagikan ilmu yang telah ia peroleh selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Karena bagaimanapun juga menurut Arum, ilmu yang berkah itu adalah ilmu yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

Dan di sini, di tempat ia bekerja, merupakan ladang bagi Arum untuk bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Tentunya untuk anak-anak yang masih sangat polos dan menggemaskan yang belum banyak mengerti tentang kehidupan seperti anak-anak yang ada di depannya saat ini.

Setelah berdoa, Arum mengabsen murid-murid kecilnya. Kemudian dilanjutkan dengan belajar mewarnai.

Seorang anak laki-laki kecil, dengan postur tubuh yang sedikit tambun dan berambut sedikit ikal, nampak gelisah. "Bu guru?",

Sembari menghampiri anak laki-laki itu. "Ya Rafa sayang"

"Rafa pengen pipis bu", ucap anak kecil itu polos.

Arum tersenyum. "Mari sayang, ibu antar ke kamar mandi".

Sebelum meninggalkan ruang kelas, Arum menghampiri ibu paruh baya yang sedang duduk di kursi yang berada di pojok. "Ibu Ziah, saya mengantar Rafa ke kamar mandi dulu ya" ucap Arum. Ibu Ziah pun mengangguk.

Di sekolah tempat Arum bekerja, di setiap kelas memang diisi oleh dua orang guru pendamping. Mengingat yang menjadi murid mereka masih berusia kanak-kanak, maka diperlukan pengawasan ekstra, dan tidak mungkin jika hanya di handle oleh satu orang guru.

Seperti inilah pekerjaan Arum, di samping memiliki tanggung jawab mendidik anak-anak menjadi manusia cerdas dan berakhlak mulia, ia juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya menjadi manusia yang mandiri.

Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Arum menjalankan peran sebagai orang tua kedua untuk anak-anak didiknya. Dengan telaten, Arum mendampingi mereka, dari belajar hingga urusan-urusan di kamar mandi seperti ini.

Anak laki-laki kecil itu keluar dari dalam kamar mandi. Arum menyunggingkan senyumnya. "Sudah dibersihkan sayang?"

Anak laki-laki kecil itu hanya tersenyum malu sambil menundukkan wajahnya dan menggeleng. "R-Rafa lupa bu guru"

Arum menyetarakan tinggi badannya dengan anak kecil yang bernama Rafa itu. "Sayang, setelah pipis maupun pup, sebaiknya segera dibersihkan ya nak, biar tidak menjadi tempat yang disukai oleh setan"

Rafa memutar kedua bola matanya. "Memang setan menyukai tempat-tempat yang kotor ya bu guru?"

Arum mengangguk pelan dan tersenyum. "Maka dari itu, coba sekarang ibu guru ingin lihat, bagaimana Rafa membuat kamar mandi ini agar tidak menjadi tempat yang disukai oleh setan"

Rafa pun mengangguk dan kembali masuk kamar mandi. Tangan kecil itu mengambil gayung kemudian ia guyurkan di atas closet.

"Sudah bu guru!", seru Rafa.

Arum kembali tersenyum. "Nah pintar anak ibu, mulai sekarang jangan lupa setelah pipis ataupun pup harus_______?"

"Di siram, bu guru!", jawab Rafa mantap

"Ya sudah, ayo kita kembali ke kelas", ajak Arum.

***

Arum membuka kotak bekal makannya di saat jam istirahat. Di jam istirahat seperti ini, biasanya murid-murid kecilnya menyantap bekal makanan yang di bawakan oleh orang tua mereka dari rumah.

Sebelum menyantap bekal makanannya, Arum kembali berdiri di depan kelas. "Nah, anak-anak semua, sebelum kita makan, jangan lupa kita membaca doa terlebih dahulu ya"

"Iya bu guru, jawab mereka serentak.

Allahumma bariklana fiima razaqtana waqina adzabannar...

Pandangan Arum berhenti pada seorang gadis kecil dengan kerudung putih di kepalanya. Ia terlihat mencari-cari sesuatu di dalam tas nya. Tak lama setelah itu...

Hiks.. hiks.. hiks...

Arum yang melihat gadis kecil yang tiba-tiba menangis itu kemudian menghampirinya.

"Sayang, ada apa?", tanya Arumi sambil mengusap kepala gadis kecil itu.

"Ais tidak bawa bekal bu guru, hiks.. hiks... hiks.", jawab gadis kecil yang bernama Aisya itu sambil terisak.

Arum tersenyum. "Mari ikut ibu sayang"

Aisya memandang wajah Arum. "Mau ke mana bu guru?"

Aisya pun mengikuti langkah Arum. Sampai di meja Arum, ia membuka kotak bekal makanannya, kemudian menyerahkannya kepada Aisya. "Nah, sekarang Aisya bisa makan ini"

Aisya terlihat malu-malu. "Ta-tapi bu guru bagaimana?"

Arum tersenyum sambil mengusap kepala Aisya. "Ibu masih kenyang sayang. Ayo sekarang di makan"

Aisya pun mengangguk gembira. Ia terlihat begitu lahap menikmati makanan yang dibawa oleh Arum. Arum hanya memperhatikannya dengan gemas.

"Waahh masakan ibu guru enak sekali", puji Aisya sambil melahap jagung manis yang ada di kotak bekal makan itu.

Arum tersenyum. "Aisya suka?"

Aisya mengangguk dengan mantap. "Suka sekali bu guru"

Arum kembali mengusap kepala Aisya. "Ya sudah, kalau suka segera di habiskan ya sayang". Aisya pun mengangguk.

***

Jarum jam menunjukkan pukul sebelas siang. Lima belas menit yang lalu aktivitas di kelas Arum berakhir. Dan kini ruang kelas Arum pun sudah terlihat sepi. Arum membereskan barang-barang bawaannya.

"Ibu Ziah, saya pamit pulang dulu ya bu", ucap Arum berpamitan kepada bu Ziah yang merupakan partner di kelasnya.

Ibu Ziah tersenyum ramah. "Oh iya silakan mbak Arum, terima kasih untuk hari ini ya, hati-hati di jalan, semoga sampai di rumah dengan selamat"

Arum membalas senyuman ibu Ziah. "Iya bu, terima kasih banyak. Saya pamit ya bu, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam", jawab ibu Ziah.

Arum melangkahkan kakinya ke luar ruang kelas. Tiba-tiba ia melihat Aisya masih duduk di bangku yang terbuat dari beton yang ada di area taman bermain. Arum menghampiri Aisya.

"Sayang, kok masih ada di sini?", tanya Arum

"Papa belum jemput bu guru", jawab Aisya.

Arum mengangguk. Ia merasa khawatir jika meninggalkan Aisya sendirian di tempat ini. Arum mengulas senyum. "Ibu temani ya nak"

Aisya tersenyum gembira. "Iya bu guru, Aisya seneng sekali kalau bisa di temani bu guru"

Tiba-tiba Aisya memeluk tubuh Arum. Arum pun terkejut. Ia kemudian mengusap belakang kepala Aisya yang masih berbalut hijab itu dengan lembut.

"Kalau saja Aisya punya mama secantik dan sebaik ibu guru, Aisya pasti senang sekali", ucap Aisya tiba-tiba.

Arum makin terkejut. Ia memang tidak banyak tahu tentang kehidupan anak-anak didiknya. Tapi dari kata-kata yang di ucapkan oleh Aisya ia bisa menyimpulkan bahwa ia tidak hidup bersama mamanya.

Tak lama kemudian sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilap berhenti di depan pintu gerbang sekolah. Setelah itu keluarlah seorang laki-laki berumur sekitar 30 tahun dengan kemeja berwarna navy, celana warna hitam dan dengan sepatu loafers yang membungkus kakinya.

"Papa!!", teriak Aisya saat melihat laki-laki itu masuk ke halaman sekolah.

Laki-laki itu tersenyum kemudian mendekati Aisya yang masih ada di samping Arum. "Maafkan papa ya sayang, papa terlambat"

Aisya sedikit memanyunkan bibirnya. "Untung ada bu guru cantik yang nemenin Ais, kalau tidak, Ais bakal sendirian nungguin papa"

Lelaki itu kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Arum. "Maafkan saya ya bu, saya sudah merepotkan anda"

Arum tersenyum. "Tidak apa-apa pak, saya kebetulan juga belum pulang jadi masih bisa menemani Ais"

Lelaki itu memperhatikan dengan seksama wanita yang merupakan guru anaknya itu. Senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Oh iya nama saya Afif bu", ucap lelaki itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya ke arah Arum.

"Saya Arum pak", jawab Arum sambil membalas jabatan tangan Afif.

Lenggang suasana yang tercipta. Hanya hembusan angin yang terdengar di sekitar mereka.

"Papa ayo pulang, Ais udah ngantuk", ucap Aisya memecah keheningan.

Afif pun tersadar. "Kalau begitu saya pamit undur diri ya bu, sekali lagi terima kasih banyak sudah menemani Ais, assalamualaikum"

Arum tersenyum. "Sama-sama pak. Wa'alaikumsalam"

Afif dan Aisya pun meninggalkan halaman sekolah itu kemudian terlihat mobil sedan itu pun melaju perlahan hingga tak nampak lagi di pandangan Arum. Arum menuju tempat parkir kemudian mengendarai skuter matic nya meninggalkan PAUD Yaa Bunayya ini.

.

.

. bersambung...

Hai-hai para pembaca tersayang.. terima kasih banyak ya sudah mampir ke novel keduaku ini. Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like juga komentar di setiap episodenya yaahh... terima kasih...

Salam love, love, love💗💗💗

Terpopuler

Comments

Ria dardiri

Ria dardiri

baru mampir😘😘😘seruuuu👍

2023-01-06

0

novi²

novi²

mampir thor

2022-02-17

1

Beby AMy

Beby AMy

Nyimak dlu ya thor

2021-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Arumi Nasha Razeta
2 Part 2. Arsyad Dzaki Mahendra
3 Part 3. Jogjakarta
4 Part 4. Kecelakaan Tak Disangka
5 Part 5. Lelaki Angkuh dan Sombong
6 Part 6. Balas Dendam?
7 Part 7. Tidak Tega
8 Part 8. Berkunjung
9 Part 9. Bolu Kukus
10 Part 10. Pertemuan Dua Sahabat Lama
11 Part 11. Rencana Perjodohan
12 Part 12. Agenda Pertemuan
13 Part 13. Bulu Mata oh Bulu Mata
14 Part 14. Lanjutkan Perjodohan Ini
15 Part 15. Dilamar Calon Kakak Ipar?
16 Part 16. Begitu Lembut Hatimu
17 Part 17. Maukah Kamu Menikah Denganku?
18 Part 18. Lamaran
19 Part 19. Dua Minggu Lagi
20 Part 20. Berkunjung ke Kantor Calon Suami
21 Part 21. Suapi Aku!!
22 Part 22. Fitting Gaun Pengantin
23 Part 23. Titik Nol Kilometer
24 Part 24. Nyaman di Jogja
25 Part 25. Hanya Aku yang Boleh Dipanggil Mas!
26 Part 26. Serbuk Laknat?
27 Part 27. Sepertinya Sudah Saling Jatuh Cinta
28 Part 28. Aku Mau Kamu yang Memutuskan
29 Part 29. Pingitan
30 Part 30. Wedding Day
31 Part 31. Sah! Alhamdulillah
32 Part 32. Resepsi
33 Part 33. Bukan Malam Pertama
34 Part 34. Pindah Rumah
35 Part 35. Masakan Pertama
36 Part 36. Tak Bisa Menahan Lagi
37 Part 37. Trik Bola Lampu
38 Part 38. Seperti Pencuri
39 Part 39. Lintah dan Malam Pertama
40 Part 40. Ya Ampun, Ketahuan!!
41 Part 41. Honeymoon?
42 Part 42. Pantai Wedi Ombo
43 Part 43. Pagi yang Hangat
44 Part 44. Rantang Cinta Arumi
45 Part 45. Rumah Baca
46 Part 46. Rooftop
47 Part 47. Dipinang Dinas Sosial
48 Part 48. Budak Cinta
49 Part 49. Aku Takut Kehilangan Dirimu
50 Part 50. Lily Putih
51 Part 51. Keranjang Bunga
52 Part 52. Posesif
53 Part 53. Sedang Apa Mereka Di Dalam?
54 Part 54. Menjahit Lengan Baju
55 Part 55. Kora-Kora dan Cotton Candy
56 Part 56. Perilaku Aneh Arsyad
57 Part 57. Camping Dadakan
58 Part 58. Dua Garis Merah
59 Part 59. Dua Kehidupan
60 Part 60. Dipertemukan Lagi
61 Part 61. Balada Mangga Muda
62 Part 62. Masa Lalu VS Masa Depan
63 Part 63. Tentang Sup Kacang Merah
64 Part 64. Maukah Kamu Kembali Kepadaku?
65 Part 65. Bukti Cinta Lewat Susu
66 Part 66. Foto Model Dadakan
67 Part 67. Foto Model Dadakan #2
68 Part 68. Nge-Mall
69 Part 69. Salah Kira
70 Part 70. Baju Tidur Couple
71 Part 71. Rencana Kotor
72 Novel Baru
73 Part 72. Janji Bertemu
74 Part 73. Di Kedai Teh
75 Part 74. Aku Percaya Padamu
76 Part 75. Outbound
77 Part 76. Bertemu
78 Part 77. Malam Hari di Warung Bakmi
79 Part 78. Empat Bulan Kehamilan
80 Part 79. Rencana Untuk Mempertemukan
81 Part 80. Satu Langkah Lagi
82 Part 81. Setelah Sekian Lama (Afif & Alya)
83 Part 82. Meminta Kembali (Afif & Alya)
84 Part 83. Malam yang Hangat (Afif & Alya)
85 Part 84. Berkumpul Kembali (Afif & Alya)
86 Part 85. Wanita Setengah Gila
87 Part 86. Kejutan
88 Part 87. Lalat Tse-tse belum Menyerah
89 Part 88. Sebuah Pembalasan
90 Part 89. Video Sang Model
91 Part 90. Menikah (Haki & Nina)
92 Malam Panjang (Haki & Nina)
93 Tidak Mau Kalah
94 Part 93. Resepsi (Haki & Nina)
95 Part 94. Rumah Sakit, Baby Shop, dan Rooftop
96 Part 95. Malam Nominasi
97 Part 96. Musibah
98 Part 97. Malaikat-Malaikat Kecil
99 Part 98. Alan dan Elana
100 Part 99. Jalan Pulang
101 Part 100. Membuka Mata
102 Part 101. Setelah Ujian Menerpa
103 Tiba-Tiba Cinta -End-
104 Terima Kasih
105 Novel Baru
106 Karya Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Part 1. Arumi Nasha Razeta
2
Part 2. Arsyad Dzaki Mahendra
3
Part 3. Jogjakarta
4
Part 4. Kecelakaan Tak Disangka
5
Part 5. Lelaki Angkuh dan Sombong
6
Part 6. Balas Dendam?
7
Part 7. Tidak Tega
8
Part 8. Berkunjung
9
Part 9. Bolu Kukus
10
Part 10. Pertemuan Dua Sahabat Lama
11
Part 11. Rencana Perjodohan
12
Part 12. Agenda Pertemuan
13
Part 13. Bulu Mata oh Bulu Mata
14
Part 14. Lanjutkan Perjodohan Ini
15
Part 15. Dilamar Calon Kakak Ipar?
16
Part 16. Begitu Lembut Hatimu
17
Part 17. Maukah Kamu Menikah Denganku?
18
Part 18. Lamaran
19
Part 19. Dua Minggu Lagi
20
Part 20. Berkunjung ke Kantor Calon Suami
21
Part 21. Suapi Aku!!
22
Part 22. Fitting Gaun Pengantin
23
Part 23. Titik Nol Kilometer
24
Part 24. Nyaman di Jogja
25
Part 25. Hanya Aku yang Boleh Dipanggil Mas!
26
Part 26. Serbuk Laknat?
27
Part 27. Sepertinya Sudah Saling Jatuh Cinta
28
Part 28. Aku Mau Kamu yang Memutuskan
29
Part 29. Pingitan
30
Part 30. Wedding Day
31
Part 31. Sah! Alhamdulillah
32
Part 32. Resepsi
33
Part 33. Bukan Malam Pertama
34
Part 34. Pindah Rumah
35
Part 35. Masakan Pertama
36
Part 36. Tak Bisa Menahan Lagi
37
Part 37. Trik Bola Lampu
38
Part 38. Seperti Pencuri
39
Part 39. Lintah dan Malam Pertama
40
Part 40. Ya Ampun, Ketahuan!!
41
Part 41. Honeymoon?
42
Part 42. Pantai Wedi Ombo
43
Part 43. Pagi yang Hangat
44
Part 44. Rantang Cinta Arumi
45
Part 45. Rumah Baca
46
Part 46. Rooftop
47
Part 47. Dipinang Dinas Sosial
48
Part 48. Budak Cinta
49
Part 49. Aku Takut Kehilangan Dirimu
50
Part 50. Lily Putih
51
Part 51. Keranjang Bunga
52
Part 52. Posesif
53
Part 53. Sedang Apa Mereka Di Dalam?
54
Part 54. Menjahit Lengan Baju
55
Part 55. Kora-Kora dan Cotton Candy
56
Part 56. Perilaku Aneh Arsyad
57
Part 57. Camping Dadakan
58
Part 58. Dua Garis Merah
59
Part 59. Dua Kehidupan
60
Part 60. Dipertemukan Lagi
61
Part 61. Balada Mangga Muda
62
Part 62. Masa Lalu VS Masa Depan
63
Part 63. Tentang Sup Kacang Merah
64
Part 64. Maukah Kamu Kembali Kepadaku?
65
Part 65. Bukti Cinta Lewat Susu
66
Part 66. Foto Model Dadakan
67
Part 67. Foto Model Dadakan #2
68
Part 68. Nge-Mall
69
Part 69. Salah Kira
70
Part 70. Baju Tidur Couple
71
Part 71. Rencana Kotor
72
Novel Baru
73
Part 72. Janji Bertemu
74
Part 73. Di Kedai Teh
75
Part 74. Aku Percaya Padamu
76
Part 75. Outbound
77
Part 76. Bertemu
78
Part 77. Malam Hari di Warung Bakmi
79
Part 78. Empat Bulan Kehamilan
80
Part 79. Rencana Untuk Mempertemukan
81
Part 80. Satu Langkah Lagi
82
Part 81. Setelah Sekian Lama (Afif & Alya)
83
Part 82. Meminta Kembali (Afif & Alya)
84
Part 83. Malam yang Hangat (Afif & Alya)
85
Part 84. Berkumpul Kembali (Afif & Alya)
86
Part 85. Wanita Setengah Gila
87
Part 86. Kejutan
88
Part 87. Lalat Tse-tse belum Menyerah
89
Part 88. Sebuah Pembalasan
90
Part 89. Video Sang Model
91
Part 90. Menikah (Haki & Nina)
92
Malam Panjang (Haki & Nina)
93
Tidak Mau Kalah
94
Part 93. Resepsi (Haki & Nina)
95
Part 94. Rumah Sakit, Baby Shop, dan Rooftop
96
Part 95. Malam Nominasi
97
Part 96. Musibah
98
Part 97. Malaikat-Malaikat Kecil
99
Part 98. Alan dan Elana
100
Part 99. Jalan Pulang
101
Part 100. Membuka Mata
102
Part 101. Setelah Ujian Menerpa
103
Tiba-Tiba Cinta -End-
104
Terima Kasih
105
Novel Baru
106
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!