Arum memasukkan skuter matic nya ke dalam garasi. Ia melepas helm merk b**o nya kemudian masuk ke dapur melalui pintu yang langsung menghubungkannya dengan garasi.
Arum melihat ibunya sedang sibuk memasak di dapur. Kemudian ia menepuk pundak ibunya dari belakang. "Assalamu'alaikum ma",
Ibu Arum yang bernama Anita itupun terperanjat. "Astaghfirullah Arumm!!"
Arum meringis melihat ibunya terkejut. "Wa'alaikumsalam sayang", jawab ibu Anita yang tadi belum sempat menjawab salam dari anaknya.
"Kok sepi sih ma, papa sama kak Haki kemana?", tanya Arum sambil duduk di kursi makan sambil meneguk segelas air putih.
Ibu Anita mematikan kompornya kemudian duduk bersisihan dengan Arum. "Papamu di tempat biasa, sedangkan kakakmu lagi keluar sama teman-temannya"
"Papa ada di ruang kerjanya ya ma?", tanya Arum sambil mengupas buah apel di tangannya.
Ibu Anita sedikit menyibikkan bibirnya. "Ruang kerja apa sih sayang, mana pernah papamu punya ruang kerja. Itu bukan ruang kerja tapi kandang"
Arum terkekeh. "Jangan menganggap remeh ma, nyatanya burung-burung peliharaan papa itu menghasilkan banyak uang kan?"
Ibu Anita ikut terkekeh. "Hehehe iya juga ya sayang. Karena hobi papamu pelihara burung bisa untuk biaya kuliah kamu sama kakakmu"
Arum mengangguk. "Nah betul itu ma".
"Gimana tadi di sekolah sayang?".
Mata Arum berbinar. Entah mengapa hanya dengan mengingat wajah polos murid-murid kecilnya, menjadi energi positif dalam dirinya. "Arum seneng ma, mereka lucu-lucu juga menggemaskan".
Ibu Anita terkekeh. "Pasti sangat kerepotan ya sayang, mendampingi anak-anak seusia mereka?"
Arum menggeleng. "Arum menikmati pekerjaan Arum ini ma, sehingga tidak membuat Arum merasa terbebani".
Ibu Anita mengusap kepala Arum yang masih terbalut hijab itu. "Syukurlah kalau kamu menikmatinya, sayang".
Arum mengangguk. "Ma, Arum masuk ke kamar dulu ya, badan Arum sedikit capek",
Ibu Anita mengangguk. Arum beranjak dari duduknya kemudian melenggang meninggalkan mama nya. Saat sampai di ruang tengah, Arum melihat sang papa sedang menonton TV di sana.
"Papa!", sapa Arum sambil menghampiri papanya yang sedang duduk di sofa ruang tengah.
"Ya sayang, baru pulang?", tanya pak Herman.
"Iya pa, loh papa katanya lagi ngurusin burung-burung papa?", tanya Arum.
Pak Herman hanya tersenyum kecil. "Sudah selesai sayang, sekarang giliran ngurusin putri papa ini", jawab pak Herman sambil mencubit hidung Arum.
Arum pun mencibir. "Iihhhhh papa, Arum ini sudah besar, jangan seperti itu dong"
Pak Herman terkekeh. "Meski kamu merasa sudah besar tapi kamu tetap putri kecil papa sama mama, sayang"
Arum memeluk tubuh papanya. Ia selalu merasa nyaman jika memeluk tubuh lelaki paruh baya itu. "Hehehe terima kasih, pa"
Pak Herman mengangguk. "Iya sayang. Terus kapan kamu mau ngenalin calon mantu di hadapan papa?
Mata Arum terbelalak kemudian melepaskan pelukan dari tubuh papanya. "Apaan sih pa, kak Haki aja belum nikah, masak Arum mau nglangkahi?, Lagipula Arum juga belum punya pacar pa"
"Kalian itu sama saja, umur sudah mau kepala tiga masih saja betah sendiri, sibuk sama urusannya masing-masing. Papa juga pengen cepet-cepet menimang cucu, tau?", ucap pak Herman.
Ibu Anita yang kebetulan lewat di ruang keluarga tiba-tiba menghampiri anak dan juga suaminya itu.
"Loh katanya mau istirahat, kok malah di sini sayang?"
"Ini nih ma, papa tiba-tiba nanyain calon menantu", jawab Arum.
Ibu Anita terkekeh. "Makannya cepetan cari suami sayang, mama juga pengen cepet-cepet menimang cucu"
Arum membelalakkan matanya kemudian berdiri. "Iihhhh mama sama papa sama aja, dikiranya nyari jodoh itu kayak nyari tukang cilor apa?"
Pak Herman dan ibu Anita hanya terbahak melihat wajah putrinya yang sedikit kesal. Meski di tempat kerja Arum menjadi sosok seorang yang dewasa tapi di rumah ia tetap menjadi seorang anak perempuan yang selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
Arum beranjak. "Sudah ah, mending Arum meluk guling saja, biar tidak ditanyain calon mantu terus-terusan".
Tawa kedua orang tua Arum semakin menggema melihat sang anak merajuk seperti itu. Dan mereka pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
****
"Oma, opa!!!!!", teriak Aisya ketika melihat oma juga opa nya keluar dari mobil.
Ibu Risma dan pak Hendra menghampiri cucu mereka sambil memeluk Aisya secara bergantian.
"Gimana kabar kamu sayang?", tanya ibu Risma sambil mengusap kepala cucunya.
"Ais baik oma. Om Arsyad di mana oma?", tanya Ais.
Ibu Risma tersenyum sambil membelai rambut Ais. "Itu masih ada di luar, sayang".
Pandangan Ais tertuju ke sebuah mobil yang ada di depan rumahnya. Kemudian ia berlari kecil menghampiri seorang laki-laki yang tengah keluar dari dalam mobil sambil mengeluarkan koper dari bagasinya.
"Om Arsyaaddd!!", teriak Ais sambil menghambur ke gendongan Arsyad.
Arsyad mengangkat tubuh mungil Ais. Kemudian mencium pipinya yang sedikit chuby. "Hai sayang, gimana kabar kamu?"
Ais terlihat menggelayut manja di gendongan Arsyad. "Ais baik om. Om Arsyad tinggal di sini bareng opa sama oma juga kan?"
Arsyad tersenyum gemas. "Iya sayang, om Arsyad akan tinggal di sini nemenin Ais. Ais kelas berapa sekarang?"
Ais terlihat memutar bola matanya. "Kelas?, Ais masih playgroup om"
Arsyad terkekeh. "Om kira udah kelas 2, udah besar sih!! "
Bibir Ais mengerucut, ia mengalungkan tangannya ke leher Arsyad seperti seorang anak yang sudah lama tak bertemu dengan ayahnya. Kemudian mereka masuk menyusul ibu Risma dan pak Hendra yang masih ada di ruang tamu. Sedangkan koper yang tadi ia keluarkan dari bagasi di bawa oleh bik Inah dan pak Marno yang merupakan asisten rumah tangga dan sopir di rumah itu.
Tak lama kemudian terlihat Afif menuruni anak tangga. Ia kemudian menghambur ke pelukan ayah juga ibunya.
"Perjalanannya lancar pa?", tanya Afif.
Pak Hendra mengangguk. "Lancar Fif, Semarang-Jogja tidak terlalu padat lalu lintasnya jadi bisa cepet juga sampai sini"
Pandangannya kemudian tertuju kepada adiknya yang saat ini sedang menggendong Ais. "Kamu apa kabar Syad?, tahun ini jadi nikah?"
Arsyad hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. "Udah deh kak, gak usah dibahas lagi".
Ibu Risma dan pak Hendra saling melirik, mencoba mencari tahu apa yang tengah terjadi dalam diri anak bungsunya itu.
Sedangkan Afif hanya terkekeh kecil. "Arsyad batal nikah ma, pa. Dia baru saja diputusin Linda".
Ibu Risma dan pak Hendra hanya terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya mereka tau kenapa sejak kemarin putra bungsunya itu terlihat murung.
Ibu Risma tersenyum kecil. "Syukurlah kalau begitu, dari dulu mama juga gak sreg sama pacar kamu itu sayang. Kayak gak dapet feel gitu. Ya kan pa?!"
Ibu Risma menyikut lengan suaminya, memberi isyarat agar ia setuju dengan ucapannya. Pak Hendra tersentak. "Eh iya, papa juga kurang sreg sama pacar kamu itu Syad".
Arsyad hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Tidak ia sangka kalau keluarganya malah membahas Linda. Padahal saat ini, ia benar-benar ingin terlepas dari segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Linda.
"Om Arsyad nanti tidur sama Ais ya?", ucap Ais sambil memegang pipi Arsyad.
"Oh jadi sudah tidak mau ditemenin sama papa nih?", timpal Afif yang sedari tadi melihat putri kecilnya itu begitu manja di gendongan Arsyad.
Ais menggeleng. "Ais bosan tidur sama papa, habisnya papa kalau tidur ngorok sih, Ais kan jadi gak bisa tidur"
"Hahaha sampai anak kamu sendiri saja tidak mau tidur sama kamu kak, lihatlah pesonaku jauh lebih menawan kan daripada kamu?", timpal Arsyad dengan nada sedikit bangga.
Afif tersentak mendengar celotehan putri kecilnya itu. Sedangkan yang lainnya terdengar tertawa terbahak. Dan akhirnya di kota Jogja, keluarga besar pak Hendra kembali berkumpul menjadi satu. Setelah beberapa waktu sempat berjauhan.
.
.
.
. bersambung
Hai-hai para pembaca tersayang. Terima kasih banyak ya sudah berkenan mampir ke novel keduaku ini. Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like juga komentar kalian di setiap episodenya yah... terima kasih..
Salam love, love, love💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Ma'af nih Thor.....setelah sekian lama aku baru mampir lagi di karyamu.
Sebenarnya aku suka tiap karyamu tapi karena kesibukan baru sempet mampir lagi deh!
2022-12-30
1
Beby AMy
Ceritanya bagus thor
2021-11-22
2
Purnama Dewi
awal yang manis 🍭
2021-10-25
0