Awal pertemuan

Di temat lain kini Dea sedang merenungi nasibnya, karena kembali di pertemukan dengan seseorang yang amat sangat ia cintai, awalnya ia kira perasaanya hanyalah sebatas cinta monyet namun siapa sangka, cinta yang tulus itu masih bertahan sampai kini

Ia pikir akan sangat mudah melupakan sosok itu karena mereka juga tidak pernah dipertemukan sebelumnya, namun takdir sepertinya memang senang mempermainkan dirinya

Setelah lebih dari 5 tahun berpisah siapa sangka Dea harus di pertemukan lagi dengan sosok yang amat sangat dia rindukan

Bohong jika dia tidak senang dengan kehadiran sosok itu, namun kesedihan juga menyelimuti kebahagiaan itu, bukankah 5 tahun terlalu lama untuk menunggu? Kenapa dia masih saja belum move on?

Kehadiran sosok itu membuat Dea bertanya-tanya dalam hatinya apakah yang akan dia lakukan selanjutnya karena jujur pikirannya sangat tidak sinkron dengan hatinya sendiri

Sejenak Dea memejamkan matanya, mengingat kembali kejadian masalalu yang terlintas di kepalanya, suasana sepi dan juga damai itu membuat otak Dea dengan lancar memutar memori terdahulu yang berusaha ia singkirkan

Flashback

Hari ini adalah hari pertamaku masuk MOS setelah serangkaian kegiatan pendaftaran yang telah aku dan teman-temanku lakukan, akhirnya kami MOS namun saat pembagian kelas, aku merasa kesal karena aku terpisah dari teman-temanku, padahal disana mereka kumpul menjadi satu kelas yaitu kelas A, sedangkan aku terpisah di kelas B

Seperti biasa sebelum masuk kelas, semua siswa-siswi baru berkumpul di lapangan mendengar nasehat dari dua orang guru yang kami ketahui adalah seorang kepala sekolah dan salah satunya adalah guru kesiswaan

Aku mendengarkan mereka dengan seksama, berbeda dengan yang lainnya menggerutu kesal karena lelah berdiri dan cuaca yang sangat panas, wajar saja mereka mengeluh, aku yang terbiasa mendengar nasehat, juga merasa lelah mendengar terlalu banyak nasehat, karena memang cuaca yang sedang tidak mendukung

“Ihh tuh guru demen banget ceramah! Udah tahu panas juga!” gerutu salah satu siswa entah siapa namanya jujur aku tidak mengenalnya

“Mereka enak berdiri disana nggak panas! Sedangkan kita?!” sambung yang lainnya ikut menggerutu dan beberapa siswa lain malah asik ngerumpi nggak jelas

Aku merasa jengah dengan guru yang memberikan nasehat, namun lebih jengah lagi karena kebanyakan siswa tidak mendengarkan dia berbicara, kendati kesal aku masih mendengarkan dengan seksama karena menurutku banyak moral yang baik bisa dipetik dari nasehat yang di berikan oleh kedua guru di sana

“Baik karena sudah siang! Bapak cukupkan sampai disini, sebelumnya siswa atas nama Indra Suryanata bisa angkat tangan sebentar!!” titah sang guru, aku hanya diam benar-benar masa bodo dengan siapa yang namanya di panggil

“Baik kamu masuk kelas B, kelas B angkat tangannya!" Perintah nya lagi, dengan enggan aku menaikan tanganku karena memang aku kelas B

"Baik sekarang kalian bisa masuk kelas kalian masing-masing, untuk kelas B tolong tunggu Indra sebentar!” ucap guru kesiswaan membuat semua siswa-siswi berhamburan meninggalkan lapangan sedangkan kelasku harus diam di tempat menunggu kedatangan siswa atas nama Indra itu

Untuk sejenak aku terpaku dengan sosok yang bernama Indra, jujur ada getaran aneh di hatiku saat melihatnya, padahal saat di sebutkan namanya aku merasa baik-baik saja

Satu hal yang aku akui, dia tampan dan karismatik, dengan cepat aku mengalihkan pandanganku saat dia membalas tatapanku sambil tersenyum, entah memang dia tersenyum padaku atau pada siapapun aku tidak mempermasalahkannya, aku hanya ingin segera memasuki kelas sekarang

“Kenapa kamu disana tadi Ndra? Bukanya kamu katanya nggak sekolah sekarang?” tanya seseorang mungkin mereka teman akrab

“Ibuku sudah baikan jadi aku sekolah sekarang!”

“Ohh terus kamu kenapa bisa disana!?”

“Ikut-ikutan sama Jonathan!”

Sekilas itulah yang aku dengar, setelahnya aku tidak mendengar percakapan mereka lagi, karena aku sudah cape memilih memasuki kelas lebih cepat dari yang lain, banyak dari mereka menghabiskan waktu perjalanan mereka sambil mengobrol nggak jelas membuat aku muak seketika

Benar-benar ciri-ciri orang Indonesia sambil jalan pun ada saja topik yang mereka bahas kadang aku heran kenapa mereka bisa-bisanya berbicara sambil jalan dan menghalangi orang yang sedang terburu-buru ingin cepat sampai? Benar-benar budaya yang unik

Saat aku di kelas dengan cepat aku duduk di bangku paling depan, karena malas sekali rasanya jika duduk di bangku belakang, ada salah satu temanku yang dulu satu sekolah denganku mengajak untuk duduk bersama di bangku belakang nomor 2, tentu saja aku tidak setuju karena aku sudah merasa pas duduk di posisiku sekarang yang dimana duduk di bangku pertama

“Tapi bagusan duduk di depan! Lebih jelas!” ucapkan memberikan alasan

“Terlalu dekat sama guru Dea!” sanggahnya dengan cepat

“Ya sudah aku duduk disana!” ucapku mengalah, aku malas berdebat, lelah rasanya harus berdebat atas hal yang tidak sama sekali aku suka, jujur aku duduk di depan karena aku ada kendala pada mataku, namun karena dia tidak mau jadi aku memutuskan untuk mengalah

“Kamu duduk dimana Sa?” tanya seseorang yang aku kenal wajahnya namun tidak mengenal namanya, sama seperti aku mengenal Santi awalnya, hingga akhirnya dia mengajak aku berkenalan, makanya aku tahu siapa dia sekarang

“Disini!” ucap Santi menunjuk bangkunya

“Sama siapa? Boleh aku gabung?” ucapannya antusias, saking antusiasnya bahkan tidak melihat aku yang sudah duduk di bangku itu

“Ya udah Sa, kamu duduk sama dia aja! Hm nama kamu siapa?” ucapku santai sambil berdiri dari tempat dudukku

“Ehh kenalan dulu nama aku Tania!” ucapannya memperkenalkan diri

“Aku Dea! Kita satu sekolah tapi tidak saling kenal! Kamu dulu satu kelas kan sama Santi? Ya udah kamu duduk disini sama dia! Aku duduk di depan aja!” ucapkan memperkenalkan diri sambari mempersilahkan dia duduk

“Beneran?” ucap Tania melihatku dengan tatapan ragu, merasa tidak enak

“Ya!” ucapkan tersenyum sopan

“Santi, gimana kamu setuju?” tanyanya pada Santi yang hanya diam

“Ya udah aku duduk sama Tania aja! Kamu duduk di depan sini ya!” ucapnya sambil menunjuk bangku yang ada di depannya, sungguh itu membuat aku bahagia, akhirnya selsai juga nih problem

Selang beberapa saat akhirnya banyak siswa yang masuk kelas dalam kelas, ada beberapa siswa yang aku kenal dari kelasku dulu, namun karena memang kami tidak akrab aku tidak sedikitpun menyapa mereka, hanya sesekali tersenyum

Beberapa saat aku diam karena tidak ada yang mengisi bangku di sampingku, sedangkan di belakangku Santi dan Tania sedang ngobrol tentang teman mereka yang sudah menikah sebelum lulus kelas kemarin, salah satu siswi menarik perhatianku

Aku perhatikan dia sedang kebingungan dan hanya diam, akhirnya aku menyapanya, meskipun aku introvert namun sisi extrovert ku juga tentu saja, aku bisa menyapa siapa saja tapi kalau sedang mood

“Kamu sudah dapet tempat duduk?”

“Belum!” lirihnya

“Mau duduk di depan?” tanyaku sopan, siapa tahu dia tidak mau jadi alangkah baiknya jika aku bertanya dulu bukan?

“Boleh?” tanyanya ragu-ragu

“Duduklah tidak ada yang mengisinya!” Balasku tersenyum, dia pun membalas ku dengan tersenyum dengan ramah padaku

Saatnya istirahat, aku hanya diam di kelas karena memang malas keluar dan tidak ingin berinteraksi dengan yang lainnya, ku perhatikan teman di sampingku juga tidak beranjak dari duduknya padahal semua orang pergi untuk beristirahat

"Kamu tidak beristirahat Ri?" tanyaku pada Ari teman baruku

"Aku malas keluar!" Jawabnya singkat

"Sama!” ucapku seandainya, akhirnya kami berdua diam di kelas dan ngobrol dengan beragam topik siapa sangka ternyata kami bisa ngobrol dengan baik, padahal kami sama-sama keliatan pendiam

Sampai akhirnya seseorang datang menemui kami, dia Indra siswa yang tadi sempat menarik perhatianku, untuk sejenak aku memperhatikannya namun hanya sesaat

"Hai namaku Indra! Boleh kenalan?" ucapnya di hadapanku, sungguh aku benar-benar tidak perduli karena aku sudah mengetahui namanya tadi, namun karena aku adalah anak yang sopan jadi aku menerima uluran tangannya dengan sopan

"Aku Dea!" ucapku sopan

"Kamu darimana?!"

"Ayah kamu kerja dimana?!"

"Berapa saudara?!"

Pertanyaan-pertanyaan itu seketika ia layangkan padaku, aku hanya menjawab seadanya, demi tuhan aku mengutuknya dalam hati, kenapa dia kepo sekali? Padahal dia bukan siapa-siapa dan bahkan kami baru kenalan

Beruntungnya aku bisa menahan emosiku hingga akhirnya dia pergi di bawa oleh temannya saat itulah aku merasa lebih tenang dan saat itulah awal pertemuan kami yang membuat benih cinta itu tumbuh dan memporak-porandakan hatiku

"Kau tidak diajak berkenalan dengannya?" tanyaku heran pada Ari, bahkan dia di sampingku kenapa Indra tidka mengajaknya berkenalan?

"Ahh kami sudah mengenal sebelumnya!" jawabnya dengan acuh

"Hati-hati padanya dia playboy!" ucap Ari membuat aku mengerutkan alisku, namun setelahnya aku hanya membalas ucapannya sambil tersenyum

"Aku tidak sekolah untuk mencari pasangan!" ucapku pelan dan dia tertawa pelan mendengar ucapanku barusan

Terpopuler

Comments

Suryavajra

Suryavajra

hahahahahhahaahaha bener juga

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Awal perencanaan
2 Awal pertemuan
3 Kegagalan
4 Kebanggaan tersendiri
5 Pernyataan cinta yang sia-sia
6 Patah hati berulangkali
7 Memastikan perasaan
8 Penyesalan
9 Fakta tersembunyi
10 Dia juga kembali
11 Guru les piano
12 Semakin terpesona
13 Pindah kamar
14 Mulai memanas
15 Memanas 2
16 Egois
17 Rencana ibu
18 cinta tidak harus memiliki
19 Cerita diary
20 Melancarkan aksi
21 Ohh ini orangnya
22 Hanya calon
23 Musuh
24 Rakus?
25 Perdebatan tentang Nathan
26 Mencintai atau tidak
27 Tidak perlu ikut campur
28 Siapa?
29 Menyerah
30 Tidak ada bukti
31 Siapapun asalkan baik hati
32 Desakan menikah dengan anak majikan
33 Sekacau ayam berkokok
34 Tidak terkontrol
35 Pertemuan yang tidak disengaja
36 Bertemu tente Cici
37 Pilihan sulit
38 Kemalangan Dea
39 Tidak pernah merasa puas
40 Bersikap layaknya orang dewasa
41 Perempuan penggoda
42 Pria brengsek
43 Pengecut
44 Tidak menemukan titik terang
45 Menghabiskan waktu
46 Yang terjebak siapa? Yang menolong siapa?
47 Berbicara dari hati ke hati
48 Keberuntungan Nathan
49 Sakit
50 Deni panik
51 Tidak selamanya teman bisa jadi teman
52 Bukan salah kamu
53 Nathan berulah
54 Menjaga kepercayaan
55 Mulai terbongkar
56 kemarahan Deni
57 Penolakan
58 Terungkap
59 Terbongkar
60 Kecewa
61 Perawan tua
62 Kalah saing
63 kabar bahagia
64 Berikan aku kesempatan itu
65 Kembali terluka untuk kesekian kalinya
66 Teman terbaikku adalah benda mati
67 Keputusan untuk pergi
68 telah pergi
69 Ketemu
70 Salah tingkah
71 Sakit perut
72 Musuh dalam selimut?
73 Mencari celah
74 Perut begah
75 Jangan meremehkan pekerjaan apapun
76 Apakah Dea selingkuh?
77 Calon istri
78 Tania
79 Rencana Marga
80 Gagal total
81 Jika terjadi
82 pemenang hati
83 Ending
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal perencanaan
2
Awal pertemuan
3
Kegagalan
4
Kebanggaan tersendiri
5
Pernyataan cinta yang sia-sia
6
Patah hati berulangkali
7
Memastikan perasaan
8
Penyesalan
9
Fakta tersembunyi
10
Dia juga kembali
11
Guru les piano
12
Semakin terpesona
13
Pindah kamar
14
Mulai memanas
15
Memanas 2
16
Egois
17
Rencana ibu
18
cinta tidak harus memiliki
19
Cerita diary
20
Melancarkan aksi
21
Ohh ini orangnya
22
Hanya calon
23
Musuh
24
Rakus?
25
Perdebatan tentang Nathan
26
Mencintai atau tidak
27
Tidak perlu ikut campur
28
Siapa?
29
Menyerah
30
Tidak ada bukti
31
Siapapun asalkan baik hati
32
Desakan menikah dengan anak majikan
33
Sekacau ayam berkokok
34
Tidak terkontrol
35
Pertemuan yang tidak disengaja
36
Bertemu tente Cici
37
Pilihan sulit
38
Kemalangan Dea
39
Tidak pernah merasa puas
40
Bersikap layaknya orang dewasa
41
Perempuan penggoda
42
Pria brengsek
43
Pengecut
44
Tidak menemukan titik terang
45
Menghabiskan waktu
46
Yang terjebak siapa? Yang menolong siapa?
47
Berbicara dari hati ke hati
48
Keberuntungan Nathan
49
Sakit
50
Deni panik
51
Tidak selamanya teman bisa jadi teman
52
Bukan salah kamu
53
Nathan berulah
54
Menjaga kepercayaan
55
Mulai terbongkar
56
kemarahan Deni
57
Penolakan
58
Terungkap
59
Terbongkar
60
Kecewa
61
Perawan tua
62
Kalah saing
63
kabar bahagia
64
Berikan aku kesempatan itu
65
Kembali terluka untuk kesekian kalinya
66
Teman terbaikku adalah benda mati
67
Keputusan untuk pergi
68
telah pergi
69
Ketemu
70
Salah tingkah
71
Sakit perut
72
Musuh dalam selimut?
73
Mencari celah
74
Perut begah
75
Jangan meremehkan pekerjaan apapun
76
Apakah Dea selingkuh?
77
Calon istri
78
Tania
79
Rencana Marga
80
Gagal total
81
Jika terjadi
82
pemenang hati
83
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!