Pernyataan cinta yang sia-sia

Tahun kian berganti sampai akhirnya kami masuk ke jenjang SMA, aku pikir dia tidak sekolah di tempat yang sama denganku, tapi ternyata kami kembali di pertemukan di sekolah yang sama

Sumpah demi tuhan itu adalah hal yang tidak pernah aku inginkan, benar-benar seperti sebuah drama yang amat menyiksaku, aku berusaha bersikap biasa saja dengan keteguhan hati untuk melupakannya

Saat awal kami menjalani MOS di sekolah SMA saat itulah aku menjadi semakin sadar, aku benar-benar harus melupakan dirinya, bukan karena ingin fokus pada pelajaran lagi seperti saat SMP, tapi kali ini karena dia mengenalkan pacarnya, sikapnya juga berubah, tidak ada lagi senyum seperti dulu tidak ada lagi dia yang selalu meminta bantuanku seperti biasanya

Aku merasa sangat bersyukur akan hal itu, aku berharap dia benar-benar menjauhiku agar aku bisa melupakannya, pemilihan kelas menjadi awal jarak kami sangat jauh, dia terpilih dikelas ugulan dan aku di kelas biasa

Jujur sakit hati memang, karena aku merasa aku berhak berada di kelas unggulan, namun aku berusaha menepis rasa sakit itu, logikaku seketika bergerak liar mengatakan nilaiku saat SMP dulu bukan nilai murni, karena saat ujian nasional nilaiku jauh lebih bagus daripada nila yang menjadi juara kelas di kelasku

Aku benar-benar senang mendapati hal itu, namun menjadi bagian dari siswa biasa saja saat SMA membuat hatiku kembali tersayat

Setelah itulah aku tidak lagi perduli dengan nilai, aku cukup fokus dengan materi yang di sampaikan oleh guru dan menjadi diriku sendiri, hari-hari berlangsung, hatiku benar-benar kosong, aku merasa bahagia saat melihatnya meskipun dari jarak jauh

Tanpa sadar aku mengabaikan orang-orang di sekitar ku, ada banyak siswa mendekatiku saat SMA namun aku tolak, karena dia masih penuh mengisi hati dan otakku, anggap saja aku gila, jelas-jelas dia memiliki kekasih tapi tetap saja hatiku tidak bisa berbohong aku masih mencintainya

Ari bahkan sering kali menasehatiku namun tidak aku hiraukan, aku benar-benar menjadi seorang yang kesepian dengan hati yang beku tidak tersentuh, hari-hariku berjalan seperti biasa aku menikmati kesendirian dengan kebahagiaan yang dia miliki bersama kekasihnya, miris namun aku juga tidak bisa berbuat banyak, aku hanya bisa diam dengan hatiku yang sudah mati

Tibalah saatnya aku untuk kuliah, masa SMA ku biasa saja, aku menikmati semuanya dengan perasaan hampa, dan kini aku sedang meratapi kesendirianku lagi karena kini aku benar-benar akan berpisah darinya

Ari bilang dia akan kuliah di luar kota bukankah itu berarti kesempatanku untuk melihatnya akan semakin berkurang, harusnya aku bahagia, karena itu artinya aku tidak akan bertemu dengannya lagi dan semoga dengan begitu aku bisa melupakannya, namun hatiku ternyata sedih aku merasa kehilangan, entah mengapa aku benci perasaan ini, aku benci saat aku tidak bisa mengendalikan hatiku sendiri

"Kamu masih menunggunya?" taya Ari padaku, ya! Ari tahu aku mencintainya, bahkan Ari tahu aku sengaja menyembunyikan perasaanku, aku sempat mengelak namun tenyata dia tidak semudah itu untuk aku kelabui

"Tidak semudah itu untuk melupakan!" ucapku mengakui kebenarannya

"Dea harusnya kamu pegi temui dia dan ucapkan itu sema agar hatimu lebih tenang, sebentar lagi dia pergi ke luar kota untuk kuliah, aku harap kamu tidak menyesalinya!" Ucap Ari menatapku dengan sendu

Sejak SMP memang hanya Ari dan Wisnu teman yang paling dekat denganku, mereka mengerti dan memahamiku dengan sangat baik, aku sangat bersyukur memiliki teman seperti mereka namun satu hal yang pasti aku tidak mungkin melakukan hal yang mereka inginkan, itu sangat mustahil untuk aku lakukan sampai kapanpun

"Ari aku tidak akan melakukan hal bodoh itu! Sudah lama aku menyimpannya dan sampai kini aku baik-baik saja! Jangan menyuruhku melakukan hal bodoh itu Ri! Wisnu juga sudah mengatakan hal ini sebelumnya jadi jangan pernah ungkit lagi tentang ini aku capek mendengarnya! " ucapku membalasnya dengan tersenyum

"Kenapa?" tanya seseorang membuatku terkejut atas kehadirannya, kenapa dia ada disini? Batinku was-was

"Maaf aku harus pergi!" ucapku pada Ari yang sedang duduk di sampingku

"Permisi!" ucapku menghindari Indra yang menghalangi jalananku, aku tidak tahu dia ada di sini, dan aku tanpa sadar mengucapkan hal yang harusnya tidak aku ucapkan dan tidak seharusnya dia dengar

"Kamu ingin menepisnya lagi De? Wisnu sudah mengatakan semuanya padaku!" Ucap Indra mencegah kepergian ku

"Aku tidak pernah memiliki perasaan padamu! Sudahlah menyingkir lah aku ingin pergi!"

"Kamu selalu bersikap seperti ini padaku! Bahkan sejak dulu! Kamu buat aku bingung Dea!! Tolong jangan hapus perasaan itu! aku akan kembali setelah semuanya selsai!" ucapnya menatapku dengan tatapan memohon, jujur aku merasa senang karena dia menyuruhku untuk menunggunya, tapi disisi lain aku tidak ingin melanjutkan semua ini, aku lelah!

"Aku harap, aku akan melupakanmu selamanya! terima kasih atas semuanya, tapi aku kira aku tidak perlu menunggumu!" ujarku menatapnya dengan tersenyum

"Dea aku juga mencintaimu!"

Deg untuk sejenak aku terdiam membeku, hatiku bahagia, namun tidak dengan otakku yang mencari sesuatu yang salah selama ini

"Bahkan kamu mengungkapkan itu saat bersamanya! Ari pernah mengatakan kamu seorang playboy dan aku tidak mempercayainya! Kali ini aku percaya, terima kasih sudah menunjukkan sisimu yang selama ini tersembunyi! tapi maaf aku bukanlah perempuan yang dapat kau permainkan!" Balasku mempertahankan senyumanku yang sebenarnya di dalam sana hatiku sedang menjerit kesakitan

"Dea tolong bertahanlah sebentar saja!" pintanya memohon padaku

"Mari jalani semuanya seperti biasa! Anggap saja semua ini tidak pernah terjadi!" Ucapku langsung meninggalkan dia dipinggir pantai dengan Ari yang masih diam disana sebagai penonton

Flashback Off

Dea tersadar dari lamunannya yang panjang, merutuki dirinya sendiri karena masih teringat dengan masalalu, yang menurutnya tidak seharusnya ia ingat lagi

Masalalu yang terlalu buruk bahkan tanpa sadar ia meneteskan air matanya mengenang dirinya yang begitu mengenaskan, tapi berkat masalalu itu dia belajar untuk tidak terlalu mengikuti kemauannya dan tidak terlalu berambisi dalam mengejar mimpi, dia sadar terlalu berambisi hanya membuat dirinya lelah karena tuntutan dunia yang semakin meningkat

Di samping itu dia juga belajar untuk kedepannya tidak ingin mencintai seseorang seperti yang ia lakukan dulu, karena dia paham betapa sakitnya jika dia mencintai namun tidak di cintai, miris sekali bukan? Cinta sepihak yang akan selalu ia kenang seumur hidupnya

Sejenak ia kembali menutup matanya dan membukanya perlahan demi menetralisasi perasaan yang dia pendam

Melihat jam tangan ditangannya menunjukan jam 10 malam, seketika ia kembali merutuki dirinya karena terlambat pulang, kenapa juga dia bisa duduk lama sekali disana? padahal dia sudah pamit pulang pada Ari sejak 2 jam lalu

"Ahh gara-gara dia! aku pulang terlambat!" gumam Dea menyalahkan masalalu yang amat ia hindari

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

hai kak aku mampir lagi niih..

aku sudah up bab baru lagi, mampir yaaa di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"

2024-04-17

0

Kuririn

Kuririn

Thor, please jangan berhenti nulis cerita kayak gini

2024-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Awal perencanaan
2 Awal pertemuan
3 Kegagalan
4 Kebanggaan tersendiri
5 Pernyataan cinta yang sia-sia
6 Patah hati berulangkali
7 Memastikan perasaan
8 Penyesalan
9 Fakta tersembunyi
10 Dia juga kembali
11 Guru les piano
12 Semakin terpesona
13 Pindah kamar
14 Mulai memanas
15 Memanas 2
16 Egois
17 Rencana ibu
18 cinta tidak harus memiliki
19 Cerita diary
20 Melancarkan aksi
21 Ohh ini orangnya
22 Hanya calon
23 Musuh
24 Rakus?
25 Perdebatan tentang Nathan
26 Mencintai atau tidak
27 Tidak perlu ikut campur
28 Siapa?
29 Menyerah
30 Tidak ada bukti
31 Siapapun asalkan baik hati
32 Desakan menikah dengan anak majikan
33 Sekacau ayam berkokok
34 Tidak terkontrol
35 Pertemuan yang tidak disengaja
36 Bertemu tente Cici
37 Pilihan sulit
38 Kemalangan Dea
39 Tidak pernah merasa puas
40 Bersikap layaknya orang dewasa
41 Perempuan penggoda
42 Pria brengsek
43 Pengecut
44 Tidak menemukan titik terang
45 Menghabiskan waktu
46 Yang terjebak siapa? Yang menolong siapa?
47 Berbicara dari hati ke hati
48 Keberuntungan Nathan
49 Sakit
50 Deni panik
51 Tidak selamanya teman bisa jadi teman
52 Bukan salah kamu
53 Nathan berulah
54 Menjaga kepercayaan
55 Mulai terbongkar
56 kemarahan Deni
57 Penolakan
58 Terungkap
59 Terbongkar
60 Kecewa
61 Perawan tua
62 Kalah saing
63 kabar bahagia
64 Berikan aku kesempatan itu
65 Kembali terluka untuk kesekian kalinya
66 Teman terbaikku adalah benda mati
67 Keputusan untuk pergi
68 telah pergi
69 Ketemu
70 Salah tingkah
71 Sakit perut
72 Musuh dalam selimut?
73 Mencari celah
74 Perut begah
75 Jangan meremehkan pekerjaan apapun
76 Apakah Dea selingkuh?
77 Calon istri
78 Tania
79 Rencana Marga
80 Gagal total
81 Jika terjadi
82 pemenang hati
83 Ending
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal perencanaan
2
Awal pertemuan
3
Kegagalan
4
Kebanggaan tersendiri
5
Pernyataan cinta yang sia-sia
6
Patah hati berulangkali
7
Memastikan perasaan
8
Penyesalan
9
Fakta tersembunyi
10
Dia juga kembali
11
Guru les piano
12
Semakin terpesona
13
Pindah kamar
14
Mulai memanas
15
Memanas 2
16
Egois
17
Rencana ibu
18
cinta tidak harus memiliki
19
Cerita diary
20
Melancarkan aksi
21
Ohh ini orangnya
22
Hanya calon
23
Musuh
24
Rakus?
25
Perdebatan tentang Nathan
26
Mencintai atau tidak
27
Tidak perlu ikut campur
28
Siapa?
29
Menyerah
30
Tidak ada bukti
31
Siapapun asalkan baik hati
32
Desakan menikah dengan anak majikan
33
Sekacau ayam berkokok
34
Tidak terkontrol
35
Pertemuan yang tidak disengaja
36
Bertemu tente Cici
37
Pilihan sulit
38
Kemalangan Dea
39
Tidak pernah merasa puas
40
Bersikap layaknya orang dewasa
41
Perempuan penggoda
42
Pria brengsek
43
Pengecut
44
Tidak menemukan titik terang
45
Menghabiskan waktu
46
Yang terjebak siapa? Yang menolong siapa?
47
Berbicara dari hati ke hati
48
Keberuntungan Nathan
49
Sakit
50
Deni panik
51
Tidak selamanya teman bisa jadi teman
52
Bukan salah kamu
53
Nathan berulah
54
Menjaga kepercayaan
55
Mulai terbongkar
56
kemarahan Deni
57
Penolakan
58
Terungkap
59
Terbongkar
60
Kecewa
61
Perawan tua
62
Kalah saing
63
kabar bahagia
64
Berikan aku kesempatan itu
65
Kembali terluka untuk kesekian kalinya
66
Teman terbaikku adalah benda mati
67
Keputusan untuk pergi
68
telah pergi
69
Ketemu
70
Salah tingkah
71
Sakit perut
72
Musuh dalam selimut?
73
Mencari celah
74
Perut begah
75
Jangan meremehkan pekerjaan apapun
76
Apakah Dea selingkuh?
77
Calon istri
78
Tania
79
Rencana Marga
80
Gagal total
81
Jika terjadi
82
pemenang hati
83
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!