"Mami" gumam Anita melihat Angraini ditarik oleh Pratama. saking terkejutnya ia bahkan tak menyadari kehadiran wanita yang melahirkannya
Angraini yang mendengar gumaman sang putri menoleh sejenak, sebenarnya ia masih ingin tinggal namun tangannya ditarik paksa oleh suaminya, terpaksa ia menurut.
Anggraini tidak membenarkan keputusan suaminya itu, biar bagaimanapun Anita adalah hasil buah cintanya bersama Pratama yang sedari dalam kandungan cinta mereka sudah ia curahkan untuk putrinya. Apapun itu tidak ada yang bisa menyangkal bahwa di darah Anita mengalir darah Pratama juga darah Anggraini.
Namun ia juga tidak membenarkan kelakuan Anita. Tapi apakah pantas Anita mendapatkan hukuman seberat ini? tidak di akui oleh orang tuanya sendiri.
Baiklah untuk saat ini ia akan mengikuti cara suaminya dulu, setelah amarah suaminya reda ia akan menemui putri kecil kesayangannya itu. batin Anggraini
tak ada seorang ibu yang baik-baik saja melihat anaknya diperlakukan demikian. sebesar apapun kesalahan anaknya pasti seorang ibu tidak akan tega membenci darah dagingnya sendiri. Sakit. sakit sekali rasanya melihat putrinya di lempari vas bunga sampai berdarah, apalagi pelakunya adalah suaminya sendiri, ayah kandung putrinya. apakah Pertama lupa jika putri kecil mereka itu sangat manja? bahkan tersandung batu saja Anita merengek sakit padanya maupun pada Pratama.
namun Anggraini tidak bisa berbuat apa-apa sekarang ini. toh putrinya juga bersalah, namun ia berjanji akan menjemput putrinya dan mengembalikan keutuhan keluarganya kembali setelah amarah suaminya reda dan putrinya sudah mendapat hukuman dan menyadari kesalahannya. janji Anggraini dalam hati.
Anita yang melihat kepergian kedua orang tuanya hanya diam menangisi nasibnya. Kedua orang tua yang selalu memanjakannya kini meninggalkannya. Hancur. Hanya kata itu yang bisa menggambarkan keadaannya saat ini
Anita menatap darah di lantai, darah yang menetes dari lengan Pratama tadi akibat sobekan yang cukup dalam sengaja papinya buat untuk melukai daging dan mengeluarkan darah dari tubuh lelaki paru baya itu seolah-olah sebagai bentuk pembuktian bahwa hubungan darah daging di antara keduanya putus sudah.
Orang-orang yang menyaksikan adegan tadi ikut keluar setelah tuan Pratama keluar. Namun ada seorang pria yang menatap Anita dengan tatapan datar yang masih setia berdiri ditempatnya sejak pertama kali memergoki perilaku menjijikan Anita dengan pria yang tidak dikenalinya. Pria itu tak lain adalah Aqram Malik Pratama, kakak kandung Anita
dengan langkah pasti, Aqram mengayunkan tungkainya ke arah ranjang dimana seorang pria yang sudah mengenakan kembali pakaiannya sejak Anita memohon-mohon di kaki papinya tadi dengan santainya duduk bersandar di kepala ranjang seolah-olah sangat menikmati pertunjukan yang sangat mencekam bagi Anita dan keluarganya
Aqram meraih kerah bajunya dan
BUGH
Sebuah tinju mendarat pas di hidung si pria itu.
BUGH
BUGH
BUGH
tendangan keras juga Aqram layangkan di perut lelaki itu.
serangan bertubi-tubi dari Aqram tidak membuat lelaki itu melawan, dia hanya meringis dan samar-samar menyunggingkan seringainya namun Aqram tidak menyadari.
'apa yang gue peroleh hari ini suatu hari akan gue balasan pada adikmu' batin lelaki itu
Dengan sekuat tenaga Aqram berusaha mengendalikan amarahnya. Karna bagaimanapun laki-laki ini harus bertanggung jawab atas Anita. Aqram bisa saja langsung membunuh lelaki bajingan itu, tapi ia tidak mau kalau sampai terjadi apa-apa sama Anita suatu hari nanti atas kelakuan yang mereka perbuat, tidak ada yang mau bertanggung jawab pada sang adik terkecuali lelaki asing itu. pikir Aqram
"Tanggung jawab atas perbuatan lo" Desis Aqram mencekik leher lelaki itu "Besok lo harus nikahin Anita" sambungnya lagi lebih mengeratkan cekikikannya
"Te..nang sa..ja gu..e a..kan tanggung jawab" jawab lelaki itu terbata karna sudah hampir kehabisan napas
Aqram langsung menghempaskan tubuh lelaki itu setelah mendengar jawaban. lalu Aqram beranjak pergi
Tepat ketika kakinya berpijak di dekat Anita yang masih setia terduduk lemas, Aqram menghentikan langkahnya sejenak sembari melirik sang adik, hanya sepersekian detik saja sebelum lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya
Saat tangannya hendak menggapai gagang pintu kamar, samar samar ia mendengar Anita memanggilnya
"Kak Yam" panggil anita dengan suara yang sangat pelan
Aqram diam sejenak di depan pintu, ia enggan berbalik sampai ia mendengar kata Anita selanjutnya
"Percaya sama Anita kak, Apa yang terjadi tidak seperti yang kalian lihat. Anita butuh bantuan kaka, jangan tinggalkan Anita sendiri" mohon Anita dengan tubuh gemetar menahan kepedihan didasar jiwanya. hanya air mata yang berbicara bagaimana luka seorang Anita Angraini Pratama, deraian air mata yang mengalir deras dari mata cantiknya tak lekas berhenti
"Hanya kaka harapan Anita saat ini, tolong jangan pergi, bawa Nita kak" lanjutnya lagi dengan suara yang sangat pelan dan bergetar
Aqram berbalik dan menatap sinis ke arah Anita
"Seharusnya kamu tau konsekuensinya setelah berbuat menjijikan" Sinis Aqram kemudian berbalik lagi untuk melangkah keluar
"Dan satu lagi kamu bukan siapa-siapa lagi bagi keluarga Pratama" kata Aqram kejam saat tangannya memegang kenop pintu. Setelah mengucapkan kalimat yang begitu menyakitkan bagi Anita, lelaki yang berumur 4 tahun diatas Anita itu melangkah pergi
Mendengar kalimat sang kakak, bagaikan ribuan belati mengiris hati dan jantung Anita secara bersamaan, sangat sakit sampai bernapas pun rasanya sesak sekali.
Tidak ada yang peduli lagi padanya saat ini. Keluarga kesayangannya meninggalkannya bahkan membuangnya.
Anita memejamkan matanya masih dengan tubuh gemetar ketakutan bercampur kesakitan, ia memejamkan erat-erat berharap segera bangun dalam tidurnya dan kejadian ini hanyalah sebuah mimpi buruk.
Namun sekian lama ia memejamkan matanya, rasa itu masih sama, sesak dan sakit. perlahan Anita membuka matanya, sontak ia terjengkit kaget saat mendapati wajah pria yang tadi tidur dengannya. Anita memundurkan tubuhnya takut.
seolah mengabaikan rasa takut Anita, Max dengan santainya mengelus lembut kepala Anita
Mendapat perlakuan pria itu, bukannya merasa nyaman dengan elusan tangan lelaki tersebut, Anita malah semakin bergetar ketakutan. Ini kali pertama ia melakukan kontak fisik secara sadar dengan lelaki lain selain papi dan juga kakaknya, Aqram .
Mengerti ketakutan Anita, pria itu menghentikan elusannya lalu beranjak berdiri menuju nakas dan mengambil paper bag disana
"Ganti bajumu dan kita pergi dari sini" kata pria itu lembut menyerahkan paper bag kepada Anita yang isinya adalah baju ganti
"Tidak mau!" Sela Anita melempar paper bag itu "Aku takut. Aku tidak tau siapa kamu, apa kamu orang jahat atau bukan" tutur Anita tak menyembunyikan rasa takutnya pada pria didepannya
"Okey kalau gitu. Kita kenalan dulu" kata lelaki itu santai sembari berjongkok di hadapan Anita lalu mengulurkan tangannya
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dennyanto Suryadi Siregar
mengapa keluarganya tdk mau mndengarkn penjelasan anita
2023-04-04
0
Eliani Elly
😟😥😥
2022-12-23
0
Saya Alfin
ya Allah tolong baim ya Allah
2022-08-17
0