Bab~19

"Tidak Jus, kita tidak mungkin datang ke kantornya. Bagaimana jika mommy tahu, dia pasti akan marah pada kita." Austin langsung menolak ide konyol Justin yang menyarankan agar mereka mendatangi pria bernama Kaizar itu ke kantornya.

"Kita diam-diam saja agar mommy tidak tahu, Aus." Keukeh Justin.

"Tapi bagaimana dengan bibi ?"

"Kita pergi saat bibi sedang sibuk dengan pekerjaannya."

Austin nampak berpikir sejenak. "Baiklah." Akhirnya bocah itu menyetujui ide saudara kembarnya tersebut dan kini mereka mulai menyusun rencana.

Sementara itu Kaizar yang tadinya hendak bertemu dengan relasi bisnisnya di sebuah mall, kini ia urungkan karena tak ingin mendapatkan masalah dengan kedua bocah kembar tengil yang tiba-tiba memanggilnya 'ayah'.

"Dasar upin-ipin." Gerutunya sepanjang melangkah menuju ruangannya, tak hanya meetingnya yang batal tapi ia pun menjadi kesal saat ini. Ia tidak bisa membayangkan tiba-tiba memiliki dua anak sekaligus yang sangat usil, bisa-bisa ia mendapatkan serangan darah tinggi mendadak.

Lagipula di mana orang tua mereka? Apa mereka tidak bisa mendidik dengan benar agar anak-anaknya itu tidak nakal dan bisa bersikap lebih sopan pada orang lain? Karena kedua ponakannya sendiri pun adalah sosok anak-anak yang patuh berkat didikan keluarganya.

"Selamat siang, pak. Apa ada masalah? Kenapa anda sudah kembali, bukankah harusnya ada meeting dengan klien ?" Sapa Elle saat melihat atasannya itu datang dengan wajah di tekuk.

Kaizar yang hendak masuk ke dalam ruangannya langsung menatap wanita itu."Masuk ke ruanganku !!" Perintahnya kemudian.

Elle yang merasa ada yang tak beres dengan pria itu segera masuk ke dalam ruangannya. "Apa bapak sudah makan siang? Jika belum, bagaimana kalau saya pesankan di restoran ?" Tawarnya setelah menutup pintunya dari dalam.

Namun saat berbalik badan tiba-tiba atasannya itu langsung menarik tubuhnya dan memepetnya ke pintu belakangnya.

"Bagaimana jika aku memakanmu saja ?" Ucap pria itu dengan menatap Elle penuh hasrat, astaga apa bosnya lagi-lagi akan melakukannya di ruangan kerja ini seperti sebelumnya? Padahal semalam mereka juga telah melakukan di apartemen.

"Tapi ini waktunya makan siang, pak. Bagaimana jika saya pesankan makanan favorit anda ?" Tawar Elle yang berusaha mengalihkan pembicaraan, jujur ia juga sedang lapar karena tadi pagi hanya sarapan segelas susu dan sepotong roti.

"Sepertinya saat ini yang paling favorit bagiku hanya ini." Ujar Kaizar seraya mulai melepaskan satu persatu pakaian wanita itu.

Elle yang sudah terikat kontrak hanya bisa pasrah dengan perlakukan pria itu dan bibirnya pun kini dalam kuasa sang atasan, pria itu benar-benar tak pernah bosan menyentuhnya hingga kini tubuh keduanya sudah saling menyatu.

Jam makan siang yang seharusnya mereka gunakan untuk mengisi perut kini justru erangan nampak bersahutan di ruangan tersebut seiring dengan perbuatan pria itu.

"Kenapa kamu membuatku seperti ini ?" Ucap Kaizar di tengah hentakannya pada pusat inti wanita itu, menatapnya dengan intens seakan hanya ada wanita itu yang ada di pikirannya saat ini.

"Maksud bapak ?" Elle tak mengerti dengan perkataan pria itu, apa ia telah melakukan kesalahan?

"Lupakan !!" Kaizar kembali menghujamnya dengan kasar dan tak berapa lama erangan panjang keduanya terdengar yang menandakan jika mereka telah sampai pada puncaknya.

Kaizar langsung melepaskan penyatuan mereka lalu segera beranjak dan mengambil tisu di atas meja untuk membersihkan miliknya dan juga milik wanita itu.

"Kamu tidak lupa minum pil kontrasepsinya kan ?" Tanya pria itu kemudian, jangan sampai karena perbuatan mereka akan menghasilkan seorang anak yang belum ia inginkan.

Ah sial, Kaizar nampak mengumpat ketika kembali mengingatkan sosok dua anak kembar yang tiba-tiba memanggilnya ayah.

Sungguh ia belum siap untuk menjadi seorang ayah, karena ia pun tak memikirkan untuk berumah tangga dalam waktu dekat. Baginya memiliki istri dan anak hanya akan menambah masalah dalam hidupnya, apalagi saat mengingat bagaimana rumah tangga kakaknya yang banyak sekali mengalami ujian.

"Tentu saja, aku juga tidak ingin memiliki anak darimu." Tegas Elle seraya beranjak dan segera memunguti pakaiannya yang berceceran di atas lantai.

Mendengar pernyataan wanita itu entah kenapa hati kecil Kaizar seperti tidak suka, bukankah ia harus bersyukur karena wanita itu pun juga tak tertarik padanya?

"Kenapa ?" Tanyanya mengalir begitu saja dari bibirnya.

Elle yang sedang memakai pakaiannya langsung mengangkat wajahnya menatap pria itu. "Karena..." Ucapan wanita itu langsung terjeda saat hampir keceplosan jika dirinya telah memiliki dua bocah tampan kesayangannya.

"Karena ?" Ulang Kaizar yang nampak penasaran.

"Karena hubungan kita hanya sebatas pekerjaan tidak lebih." Ralat Elle kemudian, namun sepertinya bukan itu jawaban yang di inginkan oleh pria tersebut di lihat dari mimik wajahnya yang terlihat datar.

"Baiklah, apa bapak mau saya pesankan makan siang ?" Tanya Elle setelah penampilannya kembali rapi.

"Tidak, keluarlah aku ingin sendiri !!" Perintah Kaizar, kemudian berlalu menuju meja kerjanya.

Elle nampak mengernyit, apa ia telah salah berbicara? Karena tiba-tiba atasannya itu bersikap dingin padanya padahal sebelumnya sangat hangat hingga membuat hatinya hampir terpedaya.

Setiap berhubungan pria itu memang memperlakukannya dengan sangat lembut dan tidak hanya memikirkan kepuasannya sendiri saja tapi kepuasan dirinya juga, jujur semakin kesini ia merasa semakin nyaman berada di sisinya.

"Baik pak." Elle sedikit membungkukkan badannya lalu segera meninggalkan ruangan tersebut.

Sementara Kaizar yang sudah duduk di kursi kekuasaannya nampak menatap datar wanita itu hingga menghilang dari balik pintu.

Sore harinya Elle nampak pulang tepat waktu, karena sejak siang bosnya kembali meninggalkan kantornya hingga membuatnya tak perlu menunggunya lagi. Lagipula sore ini ia ada janji dengan dokter Rangga untuk mengecek perkembangan putranya setelah melakukan beberapa kali pengobatan.

"Hai, anak-anak hebat." Sapa dokter Rangga saat bertemu dengan Elle dan kedua putranya sore itu.

Justin dan Austin nampak mencium tangan pria itu bergantian dengan sopan, namun sikap mereka tak seperti sebelumnya sejak mengetahui dokternya tersebut telah memiliki seorang kekasih.

"El, bagaimana kabarmu ?" Tanya dokter Rangga setelah memeriksa keadaan Justin maupun Austin.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja dan ya akhir-akhir ini aku sedang sibuk dengan pekerjaanku." Terang Elle.

"Jangan terlalu bekerja keras El, anak-anak masih membutuhkan mu di sisi mereka. Bukankah sudah ku bilang jika perlu apapun kabari aku." Tukas dokter Rangga seraya melirik ke arah Justin dan Austin yang sedang bermain mobil-mobilan di atas sofa.

Elle langsung mengulas senyumnya. "Terima kasih, Ga. Tapi aku bisa mengatasi semuanya sendiri, lagipula sebagai ibunya bukankah sudah kewajiban ku bekerja keras untuk mereka ?" Balas wanita itu.

Rangga nampak menatap kagum wanita di hadapannya tersebut, selain cantik juga sangat pekerja keras. Lalu saat hendak mengangkat tangannya untuk menyentuh tangan Elle tiba-tiba Austin datang mendekat.

Terpopuler

Comments

Lia Fitria

Lia Fitria

Gimana kalau mereka benar anak" mu

2024-04-14

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

Kai burung mu mau nya masuk sangkar melu tp gak mau menghasilbkan telur... gimana tuh yg udah jd 2 masih gak mau di akui jg apa?😂😂

2024-04-06

1

◕EmBul˙⁠❥⁠˙

◕EmBul˙⁠❥⁠˙

astagah... pak dokter oh pak dokter upin ipin gak akan merestuimu /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!