Bab~14

"Jus, apa kita akan mati ?" Austin yang menyadari rambutnya sangat rontok nampak bersedih, lalu memungutinya dan meletakkannya di atas meja.

"Semua orang pasti akan mati, Aus. Jika tidak, dunia ini akan penuh." Terang Justin yang terlihat sedang serius menatap layar komputer di hadapannya itu.

"Tapi aku belum ingin mati." Potong Austin, ia masih ingin melihat ayahnya dan memberikan pelajaran pada pria itu yang tega menelantarkannya dan sang ibu.

"Tentu saja, aku juga tidak ingin mati. Kita tidak bisa meninggalkan mommy seorang diri." Terang Justin, menatap saudara kembarnya itu sejenak lalu kembali ke layar monitornya.

"Kamu sedang mencari apa, Jus ?" Austin nampak penasaran saat melihat Justin berselancar di dunia maya, meskipun mereka baru berusia 5 tahun namun mereka telah pandai membaca dan menulis.

"Aku sedang mencari tahu paman dokter, apa dia pria yang baik atau tidak." Terang bocah itu.

"Kau benar, kita tidak bisa begitu saja menyerahkan mommy pada pria yang belum jelas." Austin ikut duduk di kursi sebelahnya dan mata keduanya langsung melebar saat menemukan beberapa foto romantis dokter Rangga dengan seorang wanita.

"Apa itu kekasihnya ?" Justin terlihat kecewa padahal menurutnya dokter itu sangat cocok menjadi ayahnya.

"Mungkin istrinya." Timpal Austin.

Justin pikir dokter Rangga masih sendiri namun rupanya telah memiliki pasangan, lalu apa tujuan pria itu mendekati ibunya? Bahkan tanpa sengaja beberapa kali ia mendengar pria itu ingin membantu biaya pengobatannya.

Tak berapa lama pintu kamar mereka terbuka dan di lihatnya sang ibu melangkah masuk, sepertinya wanita itu baru saja pulang. Menjadi asisten pribadi seorang Kaizar membuat jam kerja Elle tak menentu dan malam telah berlalu ia baru pulang ke Apartemennya.

"Mommy." Justin langsung mematikan komputernya dan segera berlari ke arah ibunya.

"Apa mommy lelah ?" Tanyanya kemudian.

"Tidak, mommy sangat bersemangat." Elle memeluk dan mencium satu persatu putranya dengan gemas.

"Kalian baik-baik sajakan di rumah dan tidak merepotkan bibi ?" Tanya Elle seraya membawa mereka duduk di tepi ranjangnya.

"Tidak mommy, kami belajar dan juga tidur siang." Terang Austin.

"Benarkah? Wah anak-anak hebatnya mommy." Elle kembali memeluk mereka, rasanya rindu sekali setelah seharian meninggalkannya.

"Mommy, bisakah kami potong botak saja ?" Mohon Austin karena setiap hari rambutnya rontok.

"Tidak, itu akan mengurangi kadar ketampananku." Tolak Justin mentah-mentah.

"Tapi itu lebih baik Jus, dari pada rambut kita botak sebagian dan itu terlihat jelek." Bujuk Austin.

"Sepertinya ide Austin benar sayang, setelah di potong pasti akan tumbuh lagi dengan rambut yang lebih sehat." Elle langsung mendukung mereka untuk memotong rambutnya.

"Benar begitu mommy ?" Justin ingin memastikan.

"Tentu saja sayang." Elle meyakinkan.

"Baiklah." Akhirnya bocah itu setuju dan besok mereka akan pergi untuk memotong rambutnya.

Keesokan harinya....

Pagi itu Elle tak memiliki banyak kegiatan karena atasannya mendadak ada pekerjaan di luar, jika tahu begitu maka ia ijin datang terlambat saja agar bisa menemani kedua putranya memotong rambut.

Mereka pasti akan sedih karena kehilangan rambutnya, namun sepertinya itu lebih baik daripada setiap hari harus melihat rambutnya rontok.

Kini di temani oleh sang pengasuh, Si kembar nampak datang ke sebuah salon yang berada tak jauh dari Apartemennya.

"Jus, kemarilah !!" Austin langsung memanggil saudara kembarnya saat tak sengaja melihat seseorang nampak berada di pinggir jalan.

Taksi yang membawa mereka sedang berhenti di lampu merah dan itu membuat mereka leluasa memperhatikan suasana di sekitarnya.

"Ada apa ?" Justin langsung mendekat.

"Lihatlah, bukankah itu paman yang ketemu di rumah sakit waktu itu ?" Austin nampak menunjuk ke arah Kaizar yang terlihat membawa beberapa kantung di tangannya, entah apa yang pria itu lakukan.

"Hm, paman yang mengatai kita badung bukan ?" Terang Justin mengingatkan.

"Hm, tapi lihatlah apa yang di lakukan paman itu. Seperti paman tampan itu sedang membagi makanan pada orang jalanan." Ucap Austin lagi.

Justin nampak menatap ke arah Kaizar yang terlihat membagikan beberapa kantung pada orang jalanan dan mereka terlihat sangat berterima kasih.

"Jus, paman tampan itu baik juga ya ?" Ucap Austin lagi yang sepertinya menyukai pria tersebut.

"Jangan karena melihat satu kebaikannya kamu jadi melupakan kesombongannya." Tegas Justin.

"Tapi dari pada paman dokter, aku lebih suka paman tampan itu yang jadi Daddy kita." Sepertinya Austin benar-benar menyukai sosok Kaizar, namun tidak dengan Justin.

Bocah kecil itu takkan menyerahkan ibunya begitu saja pada pria sembarangan apalagi hanya mengenalnya sekali.

Tak berapa lama taksi yang membawa mereka kembali melaju dan Austin yang sejak tadi tak berpaling dari Kaizar terlihat kecewa karena tak bisa melihat pria itu lagi.

"Aku masih tetap tampan meskipun rambutku sudah tidak ada." Justin nampak memperhatikan penampilannya di depan cermin setelah tukang cukur menggunduli rambutnya.

"Aku merasa seperti anak tuyul." Seloroh Austin yang nampak menertawakan penampilannya sendiri.

Sementara itu Elle yang sedang melakukan panggilan video dengan mereka nampak memberikan semangat agar tak berkecil hati dengan penampilan barunya. Mungkin rambutnya untuk sementara waktu akan lambat pertumbuhannya karena efek dari pengobatan dan ia berharap mereka akan terbiasa dengan penampilan barunya.

"Kalian terlihat semakin tampan." Pujinya, lalu saat pandangannya tak sengaja melihat Kaizar yang baru datang wanita itu segera mengakhiri panggilannya.

"Sayang, mommy bekerja dulu ya." Ucapnya lalu kembali meletakkan ponselnya di atas meja.

"Selamat siang, pak." Sapanya saat atasannya itu melewati mejanya begitu saja.

"Hm." Kaizar hanya berdehem kecil lalu melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Entah kenapa Elle merasa pria itu memiliki kepribadian ganda, selalu bersikap dingin saat tak sedang membutuhkannya. Namun ketika berada di atas ranjang, atasannya itu sangat hangat dan juga lembut.

"Apa Kaizar ada ?" Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri mejanya, Elle yang sedang fokus dengan pekerjaannya nampak mengangkat wajahnya.

"Ada di ruangannya, nona." Ucapnya kemudian, bukankah itu wanita yang bersama atasannya di mall waktu itu?

"Baiklah." Wanita bernama Shela itu langsung berlalu ke ruangan Kaizar, namun saat hendak membuka pintunya ia kembali berbalik badan.

"Kamu seperti tidak asing, apa kita pernah bertemu sebelumnya ?" Tanyanya kemudian.

"Sepertinya tidak, nona. Saya sekretaris baru di sini." Sahut Elle, mungkin wanita itu lupa dengannya atau mungkin saat ini penampilannya jauh berbeda di banding dengan penampilannya ketika menjadi cleaning service.

Wanita bernama Shela itu nampak memindai penampilan wanita di hadapannya itu, sangat sopan pikirnya berbeda sekali dengan selera sahabatnya.

"Sepertinya begitu." Ucapnya lalu segera masuk ke dalam ruangan bosnya.

Setelah wanita itu hilang di balik pintu, Elle masih menatapnya. Apa wanita itu kekasih bosnya? Karena mereka sering bersama, jika memang telah memiliki seorang kekasih kenapa masih harus mencari partner ranjang? Bukankah itu sebuah penghianatan?

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐ᴋʏ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ

༄༅⃟𝐐ᴋʏ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ

gpp di bilang badung,dady kalian lebih badung 😂

2024-05-12

0

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

Austin,,, lebih peka dng Kai,,,

buruan kalian jodohin mama kalian dngan si paman nyebelin,,,,

mw botak tw gk, klo daddy nya ganteng klian bkalan ttep ganteng kok 😂😂😂😂

2024-04-03

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

boleh jg tuh daddy kalian sekali kali di kerjain😄😂😂

2024-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!