Bab~18

Dua bocah kembar itu segera menghidupkan komputernya lalu bergegas mengetik nama seseorang di sebuah situs pencarian dan keluarlah berbagai informasi tentang keluarga Adiguna. Tentunya semua informasi positif, karena mereka keluarga berduit pasti akan melenyapkan segala macam berita miring tentang keluarganya.

"Jus, sepertinya mereka keluarga kaya yang tidak sombong." Ucap Austin beberapa saat kemudian.

"Kita tidak bisa menilai seseorang hanya karena sepotong berita di internet, Aus." Timpal Justin, apalagi saat mengingat perangai wanita paruh baya yang pernah mereka temui di rumah sakit waktu itu.

"Tapi lihatlah Jus, bahkan menantu sulung keluarga mereka juga berasal dari orang biasa yang tinggal di panti asuhan. Itu berarti mereka tak memandang seseorang dari hartanya." Terang Austin lagi seraya menunjukkan salah satu berita yang memuat biografi anak sulung keluarga Adiguna.

Justin nampak mengangguk kecil. "Apa itu berarti mereka bisa menerima kita ?" Ucapnya kurang yakin.

"Kenapa tidak? Mereka bisa menerima wanita dari panti asuhan, lalu kenapa tidak bisa menerima kita? Lagipula dalam berita itu paman tampan masih sendiri dan belum menikah." Terang Austin yang entah kenapa sejak awal sangat tertarik pada Kaizar.

Justin semakin dalam mencari berita di internet dan sosok seorang Kaizar benar-benar tak ada sisi negatifnya di sana? Benarkah seperti itu?

"Aku masih belum yakin, lihatlah pria itu begitu tengil." Justin nampak menatap salah satu foto Kaizar di sana.

"Jus, aku bosan. Bisakah kita jalan-jalan keluar apartemen ini ?" Austin nampak beranjak dari duduknya, sejak sakit mereka memang kerap tinggal di apartemennya dan keluar pun hanya untuk pergi ke rumah sakit.

"Aku juga bosan, aku ingin pergi ke playground di mall itu." Justin nampak menunjuk sebuah mall yang berada tak jauh dari apartemennya.

"Bagaimana jika kita pergi ke sana saja ?" Austin langsung menyetujui.

"Tanpa seijin mommy ?"

"Tentu saja kita ijin dahulu." Austin langsung mengambil ponselnya dan menghubungi sang ibu.

Sementara itu Elle yang nampak sibuk dengan pekerjaannya langsung mengulas senyumnya ketika melihat nama anak kembarnya di layar ponselnya.

"Iya sayang." Jawabnya setelah mengangkat panggilan tersebut.

"Mommy kami bosan di apartemen, bolehkah kami main ke playground bersama bibi ?" Mohon Austin dari seberang telepon, wajahnya nampak memelas memenuhi layar ponsel sang ibu.

"Benar mommy, bisa-bisa kami cepat matang jika terlalu lama di peram di dalam apartemen." Timpal Justin berseloroh.

"Astaga." Elle nampak geleng-geleng kepala.

Wanita itu jadi tak tega menolak permintaan putranya tersebut. "Baiklah sayang, tapi jangan terlalu lama ya. Jangan lupa menggunakan masker dan...."

"Tidak nakal dan mengganggu orang lain." Potong kedua putranya bersamaan.

"Baiklah, anak-anak hebat."

"Terima kasih mommy."

"Sama-sama sayang." Balas Elle lantas segera mengakhiri panggilan mereka.

"Sayang ?" Ucap seseorang tiba-tiba yang langsung membuat wanita itu mengangkat wajahnya.

"Pak ?" Elle langsung terkejut saat melihat kehadiran wakil CEOnya yang sudah berada di hadapannya tersebut, saking fokusnya dengan kedua putranya ia sampai tak menyadari pria itu keluar dari ruangannya.

"Aku tak peduli sebelumnya kamu memiliki kekasih atau tidak, tapi aku peringatkan sejak kamu menandatangani kontrak itu tubuhmu hanya milikku. Camkan itu, El. Jangan sampai aku melihat kamu juga tidur dengan pria lain." Tegas Kaizar memperingatkan wanita itu.

"Dan apa gara-gara pria itu semalam kamu meninggalkan apartemenku ?" Imbuhnya lagi, tadi pagi saat ia terbangun sudah tak ada wanita itu di sisinya. Entah sejak kapan dia pergi, namun itu sukses membuatnya kesal.

"I-itu...."

"Lanjutkan pekerjaanmu !!" Potong Kaizar, kemudian berlalu dari hadapan wanita itu.

"Ada apa dengannya? Tidak jelas." Gerutu Elle yang melihat bosnya marah-marah tak jelas.

Di tempat lain Justin dan Austin sudah berada di playground tempat mereka bermain, di temani sang bibi mereka terlihat mencoba berbagai permainan yang membuat keduanya nampak bahagia.

Dahulu mereka sering sekali datang ke sini, tapi sejak di vonis sakit keduanya lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam apartemennya.

"Aus, aku bosan. Bisakah kita mengelilingi mall ini saja ?" Justin nampak menghampiri saudara kembarnya yang sedang asyik sendiri dengan permainannya.

"Baiklah." Sahut Austin, meskipun sebenarnya ia belum rela pergi dari sana. Karena lain kali sang ibu belum tentu memberikannya ijin.

Kini keduanya terlihat mengelilingi mall tersebut meskipun tak tahu apa yang sedang mereka cari dan tanpa sengaja tiba-tiba mereka melihat sosok seorang pria.

"Jus lihatlah, bukankah itu calon Daddy kita ?" Austin nampak menunjuk seseorang yang berada tak jauh dari sana.

"Hm." Sahut sang saudara kembar.

"Baiklah, ayo kita datangi." Austin langsung menarik tangan Justin dan membawanya mendekati pria itu.

"Hey, Dad !!" Panggil bocah itu dengan menyentuh tangannya dan tentu saja itu membuat Kaizar yang sedang melihat-lihat sebuah barang elektronik di sebuah toko langsung berbalik badan.

"Kalian ?" Pria itu langsung melebarkan matanya saat melihat bocah kembar tersebut.

"Iya Daddy, mulai hari ini kau adalah Daddy kami." Tegas Austin yang terlihat lebih bersemangat dari pada saudaranya, bocah kecil itu langsung memeluk pria itu dengan erat. Sangat hangat, beginikah rasanya seorang ayah?

Justin yang sebelumnya jual mahal pun nampak iri melihat saudaranya itu, entahlah tiba-tiba hatinya terketuk lalu ikut memeluk pria tersebut.

"Tunggu-tunggu, apa yang sedang kalian lakukan? Menjauhlah aku bukan ayahmu, aku belum menikah jadi tidak mungkin punya anak !!" Kaizar langsung melepas paksa pelukan mereka.

"Tapi kau Daddy kami." Ujar Austin sedikit kecewa atas penolakan pria itu.

"Tapi aku belum menikah, jadi tidak mungkin punya anak. Apalagi dua bocah menyebalkan seperti kalian." Tolak Kaizar mentah-mentah, bagaimana bisa mereka menganggapnya sebagai ayahnya? Memang kemana ayah kandung mereka?

"Tapi mulai sekarang kamu adalah Daddy kami." Tegas Austin yang kembali meraih tangan pria itu.

"Benar, mulai sekarang jangan sungkan-sungkan menganggap kami seperti anak sendiri." Timpal Justin yang tentu saja membuat seorang Kaizar langsung melotot tak percaya.

"Astaga, dasar upin-ipin." Kaizar melepaskan cekalan tangan mereka dan segera berlari meninggalkan tempat tersebut. Jangan sampai media melihatnya dan menganggapnya telah menanam benih di mana-mana lalu menghasilkan dua bocah tengil seperti mereka.

"Kita di tolak Jus, apa kamu patah hati ?" Ujar Austin dengan raut wajah kecewa.

"Apa kamu benar-benar menyukainya ?" Justin menatap saudaranya itu.

"Tentu saja, sejak pertama kali melihatnya aku sudah menyukainya." Terang bocah itu.

"Baiklah, kita akan berusaha lagi." Justin langsung memberikan semangat pada saudaranya itu, sejak lahir Austin memang sedikit lebih lemah dan juga sering sakit-sakitan.

"Bagaimana jika kita datangi kantornya saja ?" Imbuhnya lagi memberikan ide.

Terpopuler

Comments

◕EmBul˙⁠❥⁠˙

◕EmBul˙⁠❥⁠˙

upin ipin comel 😍😍😍

2024-04-04

0

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

walaupun blum mnikah v kau sudah punya anak, krn Kai mlkukan ssuatu yg bruk dlu Kai,,,

sayang skli,,, knpa Kai hanya mndengar obrolan El pas bilang Sayang sama si bocil 🤦‍♀️ salah pham lagi kn,,, ngambek lagi si Kai haddeeuuuhhh

2024-04-03

1

tata sugandhi

tata sugandhi

bolak balik nunggu update....e blm ada

2024-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!