4

  "sorry ya guys lama nunggu" ucap Siska merasa tidak enak, dia langsung duduk di samping laki-laki berwajah tegas. Menyisakan satu kursi kosong di samping Alif yang nampaknya sangat kecewa karena Siska lebih memilih tempat duduk yang jauh darinya.

  Tak ada pilihan lain bagiku untuk tidak duduk di kursi kosong itu walaupun aku risih dengan tatapan Alif yang sangat mendambakan Siska di sampingnya. Aku takut kursi ini sudah diberi mantra olehnya, mantra cinta khusus untuk Siska.

  "santai aja sis, gue sama Aldo baru nyampe kok. nggak tau tuh kalo si Alif" laki-laki yang duduk di samping Siska itu menjawab sambil menyenggol temannya yang bernama Aldo.

  "Lo Dateng dari tadi lif?" tanya Siska, aku ikut menatap laki-laki mancung di sampingku, bukan berarti aku suka. Tidak, aku hanya suka memperhatikan orang-orang yang sedang jatuh cinta macam si Alif ini.

  Padahal jelas-jelas dari tadi mukanya cemberut karena Siska 'jauh' darinya. Tapi lihatlah dia sekarang langsung sumringah mendapat pertanyaan sederhana dari Siska. Bibirnya langsung melengkung ke atas seakan mendapatkan undian berhadiah.

  Aku hanya tertawa kecil dengan menggerakkan satu ujung bibirku saja, sudah seperti pemeran antagonis yang sedang memikirkan rencana jahat.

  setelah beberapa obrolan panjang kini aku tahu siapa dua laki-laki itu, mereka adalah Radit dan Aldo. Aku tak menyangka bisa bertemu dengan orang-orang absurd seperti mereka lagi.

   "gue nggak nyangka Lo nggak ngenalin gue dis" ucap Radit tak terima karena dia langsung mengenaliku, tapi aku tidak mengenalinya saat pertama kita bertemu, begitu pun dengan Aldo yang ikut mengangguk.

   "iya sorry guys.. Kan penampilan kalian udah berubah, dulu kan belum Serapi ini. Tapi tenang aja kok, gue selalu inget sama lo dit. Apalagi pas kejadian Lo dilabrak kakak kelas gara-gara ngira Lo ngerebut pacarnya. Hahaha" ucapku puas tertawa di akhir kata, aku juga tidak sadar bisa tertawa selepas itu.

  "iya bener dis, gue juga inget kejadian Radit duduk anteng di kursi sambil gemetaran liat tuh kakak kelas ngamok- ngamok nggak jelas, nggak tau aja Radit sepupu pacarnya hahahaha" timpal Aldo membuat perutku semakin sakit karena tertawa kencang.

  "Lo juga do, Lo dulu pernahkan mecahin kaca ruang guru pake bola voli, dan pas Lo dihukum. Lo malah lari dan dateng lagi bawa kaca gede banget, hahahahha... dan berani banget nyuruh pak kepsek buat pasang kacanya. Hahaha gila"

   Aku tertawa dengan lepas, seakan lupa kalau aku orang yang tidak mudah bergaul dengan orang baru. Tapi sepertinya penyakitku tidak separah itu, buktinya aku bisa tertawa lepas. meskipun mereka bukan orang-orang baru, tapi setidaknya aku bisa sedikit tenang karena berhasil menambah komunikasi ku dengan orang lain.

   "eh sorry guys, bentar yah gue angkat telepon dulu" ku hentikan tawaku karena merasakan getaran dari dalam tas. Setelah melihat si penelpon, aku beranjak pergi menjauh dari mereka.

   Kak Fahmi yang menelpon, dia bilang butuh bantuanku untuk menemaninya membelikan kado untuk temannya. Aneh sekali, padahal seleraku tidak sebagus kak Mia, tapi kenapa dia malah mengajakku.

  Aku tidak bisa menolak permintaan kak Fahmi, dia itu salah satu orang yang berjasa di hidupku. Aku harus merelakan waktuku bersama teman-teman, mungkin lain kali bisa membuat janji temu lagi dengan Mereka.

   Aku mendekat kembali meja yang riuh itu, padahal hanya ada empat orang disana. Mereka asik mengobrol, mungkin membicarakan hal konyol di masa lalu.

  "guys.. Sorry yah gue harus cabut sekarang nih" ucapku sambil meraih tas di atas meja

  "mau kemana Lo?" tanya Siska galak, sigap memegang tasku.

   "sorry banget Sis, ada orang yang butuh bantuan gue. Gue janji, gue bakal ikutin Lo kemana aja Lo pergi. Gimana?" aku membuat penawaran yang cukup menarik dengan Siska. Hasilnya, Siska melepaskan tasku dan mengibaskan tangan mengusirku.

   "kok pergi sih dis, emang Lo nggak kangen sama gue?" ucap Radit percaya diri, dia langsung mendapatkan tinju dari Aldo.

  "bukannya nggak kangen dit. Cuma ada orang yang lagi butuh bantuan gue sekarang, sorry banget yah.. Lain kali kita sambung lagi deh" ucapku lalu melangkah menjauhi meja.

  "Dis .... Minta nomer Lo yah" teriak Radit yang aku jawab dengan acungan jempol. Entah kenapa aku begitu mudah memberikan nomerku pada Radit, mungkin karena Radit adalah teman yang dulu sering menyapaku.

  Begitu juga dengan Aldo yang sifatnya sedikit mirip perempuan, temannya kebanyakan perempuan. Termasuk aku yang betah mengobrol dengannya. Tapi lihatlah Aldo sekarang, dia menjelma menjadi laki-laki yang berwibawa.

  Sungguh mereka berdua lebih mudah aku terima dari pada si Alif. Memang dia tidak memperlakukanku dengan buruk, tapi aku tidak suka melihat cara alaynya ketika berhadapan dengan Siska. Dia itu tipe-tipe laki-laki yang over protektif pada pasangannya.

...****************...

  Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam. Akhirnya aku sampai di pusat perbelanjaan yang cukup besar, letaknya ada di tengah kota.

  Karena belum mengetahui posisi kak Fahmi, aku memutuskan untuk istirahat sejenak di gazebo yang ukurannya tidak terlalu besar.

  "nih, minum dulu" ucap seseorang menyodorkan segelas minuman dingin di depan muka ku.

   "ehh.. Makasih kak. Kok tau sih disa disini?"

   "diminum dulu... Kakak tau kalo kamu haus"

    "hehehe, iya kak. Kok kakak nggak pangling yah sama Disa? Padahal udah pake masker loh"

   "gimana mau pangling? kakak itu tiap hari liat kamu pake masker, berangkat kerja maskeran, pulangnya pun pake masker. Emang nggak engap yah?"

   aku melepas masker hitam yang aku pakai tadi, kemudian menyedot air manis dingin yang terasa menyegarkan. Benar-benar cocok dinikmati di hari yang panas ini.

   "kan udah biasa kak pake masker. Disa tuh sengaja pake masker biar orang-orang nggak salah paham sama muka juteknya Disa" memang aku selalu mengenakan masker kemana pun aku pergi, kecuali ketika aku jalan dengan Siska. Dia paling cerewet mengenai pakaian ku.

  "makanya.. Kamu senyum dong, biar orang-orang nggak salah paham sama kamu. Kalo senyum kan manis" aku berpura-pura tidak mendengar kalimat terakhirnya, aku tidak bisa menerima gombal menggombal.

  "ya udah kak, ayok sekarang aja biar cepet selesai"

   "emang kamu udah nggak capek?"

   "nggak kok, udah istirahat ini"

   "maaf ya dis. Kakak jadi ngrepotin kamu"

    "santai kak ... Anggep aja ini sebagai balas Budi Disa buat kak Fahmi yang udah baik sama Disa"

   kak Fahmi hanya tersenyum, dia mensejajarkan langkahnya denganku yang mendahuluinya tadi.

   "emang mau cari kado buat siapa sih?" aku inisiatif bertanya, agar tujuan kita jelas dan tidak membuang banyak waktu. Risih juga aku hanya berjalan dengan kak Fahmi saja tanpa kak Mia.

   "ada deh... Orang spesial pokoknya" jawabnya sambil menatapku dengan senyuman hangatnya.

  "maksudnya perempuan apa laki-laki kak..?" aku memutar bola mataku, tidak bermaksud mencari tahu posisi orang itu di hati kak Fahmi, tapi yang aku tanyakan adalah jenis kelamin dari orang yang akan diberi kado tersebut.

   "ya perempuan dong... Kan spesial, kak Fahmi masih normal loh dis"

   "loh... bukan gitu maksud Disa kak, kan bisa aja laki-laki yang jadi orang spesial. misalnya saudara yang udah lama nggak ketemu"

"nggak.. Dia perempuan yang spesial di hati kakak"

"ohhh gitu... Btw ini kado buat apa? Ultah atau wisuda"

"buat ulang tahun"

"kapan emang?"

"tiga bulan lagi"

"HAHHH???!!" aku refleks menjerit mendengar jawaban laki-laki di sampingku, dia menjawab tiga bulan dengan begitu entengnya.

"apa sih dis? Orang-orang liatin kamu tuh" ucap kak Fahmi menempelkan jari telunjuknya di bibir sendiri membuatku menoleh beberapa orang yang memperhatikanku dan memberi isyarat meminta maaf.

"ya lagian kak fahmi juga sih, ulang tahunnya masih dua bulan lagi. Tapi udah nyari kado dari sekarang" aku memicingkan mata ke arahnya, sementara dia hanya nyengir. Tampak malu kalau dia ketahuan bucin pada perempuan itu.

Kenapa pula hidupku di kelilingi oleh orang-orang yang mabuk cinta dan berpasrah menjadi budak cinta. Beruntungnya perempuan yang mendapatkan laki-laki bucin seperti mereka.

Terpopuler

Comments

Wilda Qorri Ainani

Wilda Qorri Ainani

tiga bulan

2025-01-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!