"Sah!!" ucap semua orang yang ada di dalam ruangan itu serentak. Mereka tampak begitu lega, kecuali Dedi yang merupakan mempelai pria dalam acara pernikahan paksa yang diadakan secara sederhana itu. Karena acaranya terlalu mendadak bagi mereka untuk melakukan banyak persiapan.
Bagaimana Dedi tidak kesal? Kakeknya yang sudah berusia 70 tahun memaksa dirinya untuk menikahi wanita yang telah dijodohkan dengan kakaknya sejak mereka masih kecil. Hanya karena sang kakak masih berada di Amerika untuk menyelesaikan masalah perusahaan keluarga Hartawan.
"Selamat ya, sayang! Karena kamu sekarang sudah resmi menjadi menantu keluarga Hartawan. Kakek senang sekali akhirnya bisa mewujudkan janji kakek kepada kakekmu. Kakek kamu pasti akan senang sekali di alam sana." Surya memeluk Maura yang masih belum percaya bahwa dirinya sekarang sudah berstatus sebagai seorang istri dari laki-laki yang tidak dia kenal.
"Terima kasih, Kek. Karena kakek sudah mau melunasi hutang kakekku. Aku janji akan menjadi cucu menantu kakak yang baik serta menjadi istri yang baik!" Rasa haru tiba-tiba saja menguasai hati Maura setelah dia resmi menjadi seorang istri.
"Kakekmu dan Kakek dulu adalah sahabat yang sangat baik. Walaupun kakekmu orang kaya, tapi dia gak pernah memandang rendah kakek. Dia selalu menolong kesulitan apapun yang kakek hadapi. Sampai akhirnya kakek kamu memutuskan untuk menetap di Kalimantan, dia memberikan semua kebun teh miliknya pada Kakek untuk dikelola. Maura, pada dasarnya, semua yang kami miliki adalah milik keluargamu!" Terang Surya dengan suara serak dan bergetar.
Dedi sampai terbelalak mendengar pengakuan kakeknya yang baru dia dengar. Dulu waktu masih kecil, Dedi hanya mendengar Surya bercerita tentang seorang sahabat yang begitu baik padanya. Bahkan tidak segan memberikan kebun teh yang sangat luas untuk dirinya sehingga dia bisa keluar dari kemiskinan.
Surya bahkan sampai meneteskan air matanya karena perasaan haru yang begitu besar merasuk di dalam relung hatinya, ketika mengingat kembali tentang sahabatnya yang sudah meninggal. Sahabat yang telah merubah hidupnya dari bukan apa-apa hingga memiliki segalanya seperti sekarang. Hutang budi itu terlalu besar untuk dibalas olehnya.
Dedi hanya melengos kesal melihat keakraban mereka berdua yang menurut Dedi sangat lebay. Kakeknya memang selalu berubah menjadi melankolis setiap kali mengingat tentang sahabatnya yang tidak pernah ditemui oleh Dedi. Surya tak ada bosannya menceritakan Darma, pria kaya yang dulu menolong keluarga mereka keluar dari kemiskinan dengan memberikan beberapa hektar kebun teh pada Surya secara cuma-cuma.
Dedi hendak pergi dari ruangan itu tapi langkahnya langsung dihentikan oleh Surya yang menatap tajam kepadanya. "Kamu mau kemana? Kakek akan mengantar kalian ke hotel yang sudah Kakek siapkan untuk bulan madu kalian. Cepat kamu bantu Maura untuk membereskan semua barang-barangnya!" Perintah Surya sambil menatap tajam kepada cucunya yang terlihat begitu kesal dengan sikap semena-mena sang Kakek pada dirinya.
"Kakek suka sekali memaksaku melakukan apapun!" Sungut Dedi yang kesal luar biasa pada Surya.
Dedi tidak mengatakan apapun pada kakeknya. Walaupun hatinya mendongkol luar biasa dengan sikap kakeknya yang mempermalukan dirinya. Karena memarahinya di hadapan banyak orang yang ada di ruangan itu. Harga diri Dedi tercabik rasanya karena hal itu.
"Pakai acara bulan madu segala, sih kek! Lagipula aku juga tidak pernah mencintai wanita itu." Protes Dedi pada kakeknya yang langsung mengkeplak kepalanya tanpa ampun.
Maura hanya tersenyum melihat semua itu. Dedi memberikan tatapan maut pada Maura. Gadis itu kemudian menundukkan kepalanya.
Dedi makin geram pada Maura yang sudah membuat kakeknya memperlakukan dirinya seperti orang lain dan lebih memperdulikan perasaan Maura daripada dirinya.
Dengan perasaan kesal Dedi akhirnya mengikuti Maura masuk ke dalam kamarnya dan membereskan barang-barangnya.
"Tinggalkan saja barang-barang busuk kamu itu! Nanti aku bisa memberikan kamu barang-barang mewah yang tidak pernah kamu lihat seumur hidupmu!" perintah Dedi pada Maura.
Maura hanya mendengus kesal mendengar apa yang dikatakan oleh Dedi. Tampaknya Dedi melupakan sebuah fakta bahwa sebelum ini, Maura adalah Nona besar dari keluarga Atmajaya yang biasa hidup dengan bergelimangan harta.
Kalau bukan karena kecurangan pamannya Maura yang jahat dan serakah yang sudah menggelapkan dana perusahaan keluarga Atmaja, tidak mungkin perusahaan kakeknya menjadi bangkrut dan kehilangan semua aset mereka.
Kini Maura harus menanggung semua kesialan yang diakibatkan oleh pamannya yang jahat dengan dikejar-kejar oleh para penagih hutang yang membebani hidupnya.
Mobil, tas branded, perhiasan, sepatu dan semua pakaian mahalnya sudah habis karena dijual kepada teman-temannya. Hanya untuk bisa bertahan hidup sejak sang kakek meninggal beberapa tahun yang lalu.
Rumah dan perusahaan semua sudah disita oleh bank. Maura benar-benar hidup menderita karena kebangkrutan tersebut. Kedua orang tuanya dikabarkan bunuh diri karena tidak tahan hidup dengan hutang yang begitu banyak.
Maura hanya membawa beberapa lembar pakaian yang pantas digunakan. Karena Maura merasa risih melihat tatapan Dedi yang seperti hendak melahapnya hidup-hidup. Maura menatap rumah kontrakannya yang sederhana.
Dua tahun dia hidup disana. Kini dia harus meninggalkannya dan pindah ke kediaman keluarga Hartawan yang telah menjadi keluarga barunya, setelah pernikahannya dengan Dedi. Maura merasa sedih karena tempat itulah yang menjadi saksi bisu penderitaannya setelah keluarga Atmaja bangkrut.
"Cepatan, lelet banget sih jadi orang!" Dedi benar-benar sudah kehilangan kesabaran untuk menunggu Maura yang malah menangis karena sedih akan meninggalkan kontrakan itu.
"Kontrakan jelek seperti ini saja kau tangisi! Lebay sekali! Kau sekarang menjadi menantu keluarga Hartawan. Mulai sekarang kau akan pindah ke Mansion mewah milik keluarga kami. Ga usah kebanyakan drama!" sengit Dedi kesal luar biasa.
Maura sebenarnya ingin marah kepada Dedi yang sejak tadi seakan-akan menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang wanita. Akan tetapi Maura sadar bahwa dia memiliki banyak hutang budi kepada keluarga Hartawan yang sudah rela membayar hutang kakeknya yang bernilai fantastis.
Semua kejatuhan keluarga Atmaja karena kelakuan pamannya yang begitu serakah dan tidak memikirkan kepentingan keluarga besar mereka. Sampai saat ini Maura tidak bisa memaafkan pamannya yang begitu jahat dan sudah membuat keluarga mereka jatuh ke lembah yang paling hitam sepanjang sejarah hidupnya.
Tapi Maura hanya anak remaja yang tak tahu apa-apa soal keluarganya yang dalam masalah. Selama ini sang kakek maupun kedua orang tuanya amat memanjakan dirinya. Dia hanya diminta untuk belajar dan tak di tuntut apapun oleh mereka. Jadi wajar saja kalau Maura kini jadi orang yang paling bingung dengan semua masalah yang datang bertubi-tubi tanpa henti padanya sejak kakeknya meninggal dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments