Maura saat ini sedang membaca surat yang tadi disodorkan oleh Surya ke tangannya. Dia benar-benar tidak percaya ada hal yang seperti itu yang sekarang menimpa hidupnya.
"Kakek akan melunasi semua hutang kakekmu asal kau mau menikahi cucu kakek dan melaksanakan perjanjian itu sesuai perjanjian yang kami buat 20 tahun lalu!" Surya terlihat begitu bersemangat ketika membicarakan tentang pernikahan atas perjodohan itu.
Surya tidak ingin mengingkari janjinya terhadap sahabatnya yang sudah meninggal. Apalagi sekarang Maura hidup sendirian dengan hutang yang begitu banyak yang pastinya akan membuat Gadis itu hidup kesulitan.
Kabar yang diterima dari detektif yang diperintahkan oleh Surya untuk menyelidiki kehidupan Maura mengatakan bahwa Mansion utama kediaman Atmaja bahkan sudah dilelang oleh bank untuk melunasi hutang sang kakek.
"Kakek juga berjanji akan menebus mansion keluarga Atmaja dari bank sehingga kamu tidak harus kehilangan rumah itu yang merupakan warisan terakhir dari keluargamu!" Surya benar-benar gigih dan terus membujuk Maura agar mau menerima lamarannya untuk menikahkan Maura dan Dedi.
Dedi sejak tadi hanya diam dan merasa jengkel dengan kelakuan Surya yang seperti mengemis terhadap Maura untuk mau menikahinya. Seakan-akan dirinya tak laku saja sehingga harus berada di posisi seperti itu.
"Sebenarnya apa sih yang membuat kamu begitu berat untuk menerima perjodohan ini? Saya rasa dilihat dari sisi manapun kau mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pernikahan ini. Kenapa kau bertingkah seakan-akan kami menganiaya kamu dengan melakukan lamaran ini. Sungguh konyol!"
Dedi benar-benar sudah tidak sanggup untuk menahan amarah di hatinya melihat sang kakek yang merendahkan dirinya sendiri dihadapan gadis remaja yang sepertinya keberatan dengan perjodohan itu.
Maura mengerutkan keningnya mendengar perkataan Dedi yang sangat menyakiti hatinya.
"Kita batalkan saja rencana pernikahan ini. Karena saya tidak melihat ada kebaikan didalamnya. Apalagi cucu anda juga sepertinya tidak menginginkan pernikahan kami terjadi!" Maura menatap tajam ke arah Dedi yang merasa tersinggung dengan ucapannya.
Surya langsung mengkeplak kepala Dedi karena sudah membuat Maura merasa tidak nyaman.
"Kau tidak usah peduli dengan apa yang dikatakan oleh pemuda nakal itu. Dia akan menuruti apapun yang kakek katakan. Sekarang yang penting kau mau menerima lamaran ini dan 1 minggu lagi kita akan langsungkan pernikahan kalian!" ucapan Surya sudah tidak bisa diganggu gugat lagi oleh keduanya.
Surya bahkan sudah membuatkan cek sebesar 200 Miliar untuk melunasi semua hutang keluarga Atmaja dan hal itu benar-benar sukses membuat Rahayu murka luar biasa.
"Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh keluarga itu terhadap kakekmu di masa lalu? Kenapa dia sepertinya begitu gila sampai rela melepaskan uang 200 miliar hanya untuk membuatmu menikah dengan gadis kampung itu. Menyebalkan!" Gerutu Rahayu di samping Dedi yang juga terperanjat melihat angka yang dituliskan oleh Surya di cek itu dan langsung diserahkan kepada Maura.
Dedi kesulitan menelan salivanya sendiri. Hal itu terlalu gila untuk bisa dicerna dengan akal sehatnya. Padahal selama ini dia mengenal kakeknya adalah pribadi yang sangat hemat dan pelit kepada cucu-cucunya yang tidak mau bekerja.
"Apa kakek gila? Memberikan uang 200milyar begitu saja pada gadis asing ini?" tanya Dedi pada Surya yang langsung melotot padanya.
"Kakek begitu pelit padaku dan keluarga kita. Mudah banget kelaurin cek buat dia?" protes Dedi. Kepelitan Surya padanya yang menjadi alasan Dedi akhirnya terpaksa menjadi wakil CEO di perusahaan mereka untuk menggantikan ayahnya yang sudah meninggal secara misterius. Sampai saat ini masih belum terungkap sebab musabab kecelakaan yang merenggut nyawa ahli waris keluarga Hartawan.
Sejak ayahnya Dedi meninggal, Radit ditunjuk oleh sang kakek untuk menggantikannya sebagai CEO perusahaan dan juga memanage beberapa perusahaan mereka yang ada di luar negeri.
Maura tidak bisa berkata-kata. Dia melihat cek yang sejujurnya begitu menggairahkan dan menggoda imannya. Maura bukannya tidak tahu berapa banyak hutang yang dimiliki oleh almarhum kakeknya dan sampai saat ini masih membebani hidupnya. Bahkan kedua orang tuanya pun bunuh diri karena tidak sanggup membayar hutang tersebut.
Maura mulai goyah. Tetapi nyalinya menciut seketika ketika menatap wajah Dedi dan Rahayu yang seakan memusuhi dirinya.
'Tampaknya akan sulit untuk aku menjalani kehidupan rumah tangga ini dengan ibu mertua yang jahat seperti dia dan suami rese seperti pemuda itu. Tapi aku juga butuh uang ini untuk melunasi hutang-hutang kakek,' batin Maura mulai gelisah.
Surya dengan sabar menunggu jawaban Maura tanpa mengganggu sama sekali. Surya menatap kontrakan Maura yang begitu kecil dan sederhana. Hatinya benar-benar merasa terhiris melihat kehidupan keturunan sahabatnya yang begitu menyedihkan.
Tetapi Surya cukup merasa bangga kepada Maura yang bisa hidup di tempat itu. Padahal ketika kakeknya masih hidup dia adalah Nona besar yang dilayani setiap keinginannya oleh pembantunya yang bejibun.
Maura memang terpaksa menjalani kehidupan sederhana itu setelah mansion keluarganya disita oleh pihak bank dan seluruh aset perusahaan diperebutkan oleh para pemegang saham yang memiliki sangkut paut dengan perusahaan kakeknya yang bangkrut.
Maura sendiri tidak tahu mengenai kebangkrutan perusahaannya yang terjadi begitu tiba-tiba. Selama ini kakeknya menangani bisnis keluarga tanpa ikut campur Maura. Dia hanya disuruh belajar saja agar jadi sarjana.
"Baiklah kek aku bersedia untuk menikahi cucu kakek. Tapi aku ingin tetap kuliah dan melanjutkan cita-citaku," pinta Maura pada Surya dengan suara bergetar.
Surya langsung memeluk Maura dan menyanggupi keinginan gadis itu yang baginya tidak masalah sama sekali. "Tidak masalah, Sayang. Dedi nanti yang akan mengurus semuanya. Kamu tenang ya?" Surya begitu bahagia dengan persetujuan Maura. Itu artinya misinya sudah setengah jalan berhasil.
Tetapi berbeda dengan Rahayu. Dia sudah memiliki kebencian yang mengakar kuat di hatinya kepada Maura. Wanita asing yang sudah membutakan mata ayah mertuanya sehingga rela kehilangan uang yang begitu besar hanya untuk gadis itu.
"Sudah miskin sombong pula! Kau beruntung karena keluarga kami yang kaya raya masih mau memungutmu dan mau menjadikanmu sebagai menantu kami! Gak usah banyak gaya kamu!" sengit Rahayu yang tidak mampu menahan emosinya lagi.
Tetapi Rahayu langsung menciut nyalinya. Ketika melihat Surya yang melotot kepadanya dan marah luar biasa dengan ucapannya yang tidak punya sopan santun dan pastinya menyinggung perasaan Maura.
"Satu kali lagi kau mengucapkan kata-kata kotor dari mulutmu itu, aku bisa memastikan bahwa kau harus keluar dari rumah keluarga Hartawan dan melepas status sebagai Nyonya besar keluarga Hartawan. Mengingat anakku sudah meninggal lebih dari 10 tahun! Ingatlah Rahayu bahwa kau juga hanya menantu di keluarga ini. Kau tidak memiliki hak apapun untuk menentukan keputusan di rumah ini selama aku masih hidup!" Surya benar-benar marah dengan apa yang dilakukan oleh Rahayu yang seakan merendahkan Maura yang baginya lebih berharga daripada intan dan berlian.
Rahayu sampai gelagapan dibuatnya mendengar perkataan dari ayah mertuanya yang begitu tepat sasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments