episode 3

Bona di butik seorang diri tanpa di dampingi oleh javier, ia merasa jika ini tak ada artinya.

"nona dimana pengantin pria nya? Dia harus melihat ini, kau sangat cantik menggunakan gaun itu," puji salah satu staf yang membantu bona memilih baju.

✉️ you: *send a picture* bagaimana?

"eee tunggu sebentar, javier belum membalas pesanku,"

"baik nona, kau mau mencoba yang lainnya?"

"tidak, aku suka yang ini,"

"pilihanmu cantik nona, aku sudah siapkan makan siang dan camilan untukmu. Tuan javier yang memintanya,"

"benarkah? Kupikir dia tak peduli padaku,"

✉️ javier: yang kau suka saja.

"aku ambil ini, tapi furing di tanganku ini tolong hilangkan. Aku tak begitu nyaman,"

"baik nona,"

...****************...

Bona pergi ke gedung tempat ia akan mengadakan pernikahannya dengan javier. Selama seminggu ia menyiapkan semuanya sendiri, namun beberapa kali nyonya lu ikut datang untuk membantu membuat keputusan.

"bona," panggil nyonya lu.

"ibu, kau kemari bersama siapa? Dimana javier?"

"aku dengan supir, javier sangat sibuk. Aku pusing dengan anak itu, bona apa kau masih menyukai javier?"

Bona meremas ujung bajunya, "ibu, walaupun kami sudah berpisah tapi aku masih mencintainya karena kami putus bukan karena keinginan tapi keharusan,"

Nyonya lu mengangguk, "aku tau kau sangat sibuk untuk berkembang sedangkan javier sudah lebih dulu melakukannya ditambah lagi karena ayahnya kaya. Ibu tau perasaanmu, kau sudah makan?"

"sudah ibu,"

"bona, pernikahan ini dilaksanakan secara tertutup. Apa tak apa jika tak mengundang temanmu?"

"kalau hanya carolina apa tak boleh? Aku hanya punya teman dia,"

"emm tak apa,"

"ibu,"

"hmm ada apa?" tanya nyonya lu sambil mengusap bahu bona.

"bagaimana jika aku dan javier bercerai?"

"memangnya kenapa? Ada apa? Kenapa harus bercerai? Kalian masih saling menyayangi, bona jangan pikirkan hal hal yang tak mungkin terjadi, jika kau memikirkannya kau hanya akan makin dekat dengan hal buruk itu,"

"melihat javier yang terus sibuk, aku jadi berfikir jika kami tak benar benar akan menikah," ucap bona sambil menunduk.

"kau tenang saja jika javier melakukannya bilang saja pada ibu,"

Bona mengangguk pasrah, karena sudah pasti ia akan bercerai dengan javier. "ibu, apa javier masih mencintaiku?"

"tentu saja, saat aku menyuruhnya menikah dia langsung bilang akan menikah denganmu,"

"ibu kau mulai lagi," sela javier dari belakang.

"kau! Kemari, kau jahat sekali membuat bona ragu dengan pernikahan ini. Javier ini pernikahan sakral, kau jangan sampai kurang ajar padanya,"

"ya," javier menarik tangan bona untuk masuk ke dalam salah satu kamar di gedung itu.

"jangan bicarakan apapun tentang kontrak itu dengan ibuku!" desis javier masih mencengkram tangan bona.

"lepaskan!" tepis bona.

"javier, apa salahnya jika aku bertanya pada ibumu? Lagipula tetap saja kita tetap akan bercerai pada akhirnya,"

"kita akan bercerai dengan alasan aku mandul dan aku memintamu untuk meninggalkan aku. Jadi jangan khawatirkan apapun, kau harus terlihat mesra bersamaku di depan ibu!"

"tap..."

"aku membayarmu dengan mahal jadi jangan sesekali membantah!" potong javier.

Bona menatap javier dengan malas, ia membuang tasnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa ia membanting pintunya dengan keras karena kesal.

"kau pikir ini lelucon? Jangan pernah mencintaiku lagi," javier ikut kesal, ia keluar dan berganti membanting pintu.

"javier, dimana istrimu?" tanya nyonya lu saat melihat javier keluar dari kamar seorang diri.

"sedang di kamar mandi,"

"lihatlah pilihan bona sangat cantik," nyonya lu memperlihatkan beberapa konsep yang di pilih bona pada javier.

"ya pilihannya memang selalu bagus, termasuk menikah denganku,"

Nyonya lu terkekeh, "jangan menyakitinya apapun yang terjadi, jangan membuat istrimu terluka jika tak ingin mendapat kesialan,"

"ibu, jika aku gagal dalam pernikahan ini apa yang harus aku lakukan?"

"kau dan bona menanyakan hal yang sama, ada apa memangnya? Kalian tak mau menikah? Tak siap atau bagimana?"

"ibu, tetap saja pernikahan ini di dasarkan pada keinginan mendapatkan warisan. Bukan kesiapan antara aku dan bona," jawab javier sambil meremas tangannya, ia juga ragu dan takut.

"Kenapa kalian takut ha? Memangnya aku minta apa? Jika tak ingin punya anak dulu, aku tak memaksa. Kakek juga tak pernah memaksa ibu dan saudara ibu yang laiinnya sejak dulu. Kau tau kan itu hak dan kebebasanmu?" tanya nyonya lu sambil memegang tangan javier.

"jika seandainya gagal apa yang akan kau lakukan ibu?"

"tidak tau, perceraian adalah kegagalan terbesar dalam hidup setiap orang. Jangan pernah gagal, jangan pernah mengajak orang lain untuk gagal. Itu memalukan, kau pria terhormat jangan melakukannya,"

"tapi jika kita sedang bertengkar hebat?"

"javier, pria yang suka membohongi wanita sangat banyak, yang memainkan wanita dan menyakiti wanita juga sangat banyak. Jangan jadi salah satunya, jangan sampai ada di barisan pria menjijikkan seperti itu,"

"sudahlah javier, jangan pikirkan apapun tentang kegagalan kau hanya harus menjaganya,"

"ibu,"

"bona? Duduklah kemari, kita bicarakan ini,"

Bona sibuk membahas pernikahannya dengan nyonya lu, sedangkan javier diam seribu bahasa. Ia menyilangkan kedua tangannya dan menutup matanya. Pikirannya melayang layang memikirkan perkataan ibunya.

Hanya pernikahan tapi kenapa sangat berat dan menyiksaku, aku masih sangat normal bahkan aku jijik jika harus membayangkan hubungan dengan pria. Aku yakin penuh sampai aku memeriksanya dan aku masih normal.

Tapi kenapa berhubungan dengan wanita sangat merepotkan, aku sampai pusing. Tidak tidak ini hanya 100 hari.

"javier ini saja bagaimana?"

"ha?"

"kau ini kenapa? Kau tidak mendengarkan ibu?"

"aku mengantuk jadi tak mendengarkan, bagaimana?"

"kita pakai konsep ini saja ya?"

"iya terserah kalian,"

"javier, kau tidak mau melihat yang lainnya?" Tanya bona dengan sumringah.

Javier yang melihatnya mati kutu tak bisa menolak karena pasti ibunya akan memarahinya, "ya lihat sebentar,"

Bona menyerahkan buku katalognya pada javier, "ini"

"kemarilah, di sebelahku kau istriku kenapa duduk di sebelah ibu,"

Bona Langsung tersenyum, ia beralih duduk di sebelah javier. Ia tau jika ini hanya gimmick namun ia tetap senang dan bahagia.

Javier langsung merangkul bona, ia beberapa kali melihat ke arah bona untuk menunjukan beberapa gambar yang ia sukai.

"kalian sudah berlatih berciuman?" tanya nyonya lu tiba tiba.

"astaga ibu, aku sudah melakukan. Tunggu saja besok saat menikah pasti akan bagus,"

"awas jika jelek," peringat nyonya lu.

"javier, kau baru potong rambut?" tanya bona saat menyadari rambut javier sedikit berbeda.

"iya, kurapikan sedikit karena sudah sedikit panjang,"

Bona menyisir rambut halus javier, ia hampir menangis karena dulu ia sangat sering melakukan tanpa ragu dan takut. Namun kali ini ia ragu bahkan takut jika javier marah.

"haluskan rambutku?" tanya javier dengan sombong.

Bona tersenyum dan mengangguk, "masih bagus seperti dulu,"

...💋TBC💋...

Jangan lupa like & vote ya guys💋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!