episode 2

Bona melihat layar ponselnya yang menunjukkan nomor milik Javier , "aku masih ingin bersamanya, tapi dia tak bahagia bersamaku,"

"sudah hubungi saja, aku yakin setelah menikah dia akan kembali mencintaimu. Lagipula dia tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun kecuali dirimu,"

"jika aku cerai bagaimana?"

"setidaknya kau sudah menikah dengan pria yang kau cintai," ucap carolina sambil mengaduk tehnya.

"tapi..."

"sudah cepat daripada kau menyesal,"

✉️ you: Javier jika ada waktu kita bisa bertemu di kafe ujung jalan.

"bagaimana jika dia menolakku?"

"tidak akan lagipula dia membutuhkanmu, Bona dengarkan aku. Tidak papa jika seorang wanita mengejar cinta seorang pria,"

"kesalahan berfikir, aku yakin otakmu sudah rusak,"

ting!!!

Bona buru buru melihat ponselnya, ia melihat notifikasi yang masuk dari Javier , "ah semoga ini tak membuatku sakit hati," gumam Bona sambil menutup matanya.

✉️ Javier: aku kesana sekarang, jangan telat!

"aku harus pergi sekarang!"

"hey hey, berias dulu. Kau seperti pembantu, Javier langsung akan menceraikanmu setelah menikah jika begitu,"

Bona mengambil sisir, ia menata kembali rambutnya. Tak lupa kembali memoleskan lipstik dan menyemprotkan parfum agar ia terlihat segar dan tidak lusuh.

"apa sudah?"

"ya ini sudah lebih baik, hati hati jangan pulang jika tak bawa kabar baik,"

"tapi ini tokoku, ohh ya biarkan sonya pulang jam 4. Jika kau ingin pulang jangan lupa kunci pintunya,"

"ya ya jangan cerewet,"

Bona langsung pergi dengan hati gembira, kapan lagi ia bisa melihat wajah tampan Javier. Jujur saja ia masih sangat mencintai Javier, karena mereka berdua juga putus bukan karena orang lain namun karena keadaan mereka yang tak kondusif.

"Javier?"

"kupikir akan telat,"

Bona duduk dengan sedikit gugup, ia tak tau mau bilang darimana karena ia gengsi jika harus mengatakan jika ia masih mencintai Javier.

"ada apa? Kau berubah pikiran?" tanya Javier langsung.

"kau sudah cari wanita lain?"

"seseorang bilang padaku untuk jangan mencari wanita lain," ucap Javier sambil menyilangkan kedua tangannya.

"kupikir kau tak dengar,"

"aku tidak tuli, jadi kau mau menikah denganku?"

"berapa yang kau tawarkan?"

"1m, itu cukup karena pernikahan kita hanya berusia 100 hari. Habiskan hubungan kita di hari putih,"

"kurasa itu terlalu banyak, aku tak menginginkan uang darimu," tolak bona.

"karena kau masih mencintaiku?" tanya Javier .

Bona menatap Javier sedikit lama, ia menelisik ke dalam mata Javier . Namun tak ada harapan di dalamnya, "apa kau tak begitu?"

"aku tak pernah mengijinkan dirimu berfikir jika aku masih mencintaimu, aku hanya membutuhkanmu untuk warisan itu. Bukan untuk apapun, aku sudah tak mencintaimu sekarang, besok juga tidak,"

"aku pesan minum dulu," Bona bangkit dari kursinya menuju meja barista, ia tak tau mau berekspresi bagaimana setelah mendengar kalimat menyakitkan yang Javier ucapkan padanya.

Beberapa kali Bona melihat ke mejanya, Javier hanya diam sambil menatap ke arah luar, "kenapa dia mengatakannya," guman Bona.

"nona, ini pesanan mu. Ada tambahan?"

"tidak terimakasih," setelah membayar, Bona kembali duduk di kursinya.

"ini jika kesukaan mu belum berubah," Bona menyodorkan secangkir kopi latte di depan Javier.

"terimakasih,"

Javier mengambil dokumen dari dalam amplop coklat, ia membacanya sekilas dan menyodorkannya pada Bona, "bacalah dulu sebelum menyetujuinya,"

Bona menghela nafasnya saat tau jika pernikahannya benar benar di kontrak di atas surat, "Javier, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu,"

"hmm, tanyakan,"

"setelah kita menikah, apa kita akan tinggal bersama?"

"ya, di apartemen ku. Kau sudah tau kan? Kita dulu tidur disana,"

"apa akan satu ranjang?"

"ya, tapi jika kau keberatan kau bisa tidur di kamar sebelah,"

"apa aku tetap bisa bekerja?"

"tentu saja, setelah kita cerai kau mau apa jika kau menutup tokomu? Aku tau kau punya uang 1m setelah ini tapi itu tak bisa menopang hidupmu selamanya," jelas Javier .

"yasudah," putus Bona, ia benar benar sakit hati walaupun ada sedikit rasa senang karena akhirnya ia akan kembali bersama Javier.

Bona diam melihat surat di tangannya, dia badai yang sangat aku cintai.

"jadi kau mau?" tanya Javier lagi.

"ya aku putuskan iya karena aku tak ingin melihatmu menyakiti wanita lain," ucap Bona sambil menanda tangani kontrak pernikahannya.

Javier terkekeh, "kau bukan takut aku menyakiti wanita lain kau hanya takut melihatku berbahagia dengan wanita baru,"

"terserah, kirimkan uangnya dalam bentuk cash ke tokoku,"

"aku beri cek saja," tawar Javier .

"tidak boleh, tak ada yang boleh tau kalau aku punya banyak uang. Aku pelit," Bona menyeruput kopi miliknya dan pergi meninggalkan Javier .

Javier terkekeh melihat Bona yang pergi dengan kesal, ia menyeruput kopinya dan ikut pergi.

****************

Hari berikutnya Javier membawa Bona kembali ke rumah nyonya lu untuk menunjukkan jika Javier berhasil membawa mantu kesayangan ibunya.

"nyonya lu," sapa Bona sambil meremas belakang baju Javier, ia gugup dan takut karena nyonya lu seperti sedang dalam mood yang buruk.

"Bona duduklah,"

"ibu, kenapa lagi? Jangan bilang kau mau sesuatu yang aneh lagi. Ibu jangan menyiksaku dan Bona dengan moodmu. Aku sudah bersusah payah membawa Bona kemari,"

"ayahmu tidak pulang dua hari, menyebalkan sekali!"

"tidak ada urusannya denganku, sudahlah ibu. Ibu sudah lihat Bona disini kan? Aku akan bawa pulang sekarang,"

"kenapa cepat sekali?"

"aku harus fitting baju dan menyiapkan pernikahan, kau bertanya seperti tak pernah menikah saja,"

"tidak tidak, aku tidak yakin jika kalian benar akan menikah sekarang. Cepat cepat aku harus lihat kalian berciuman di depanku," perintah nyonya lu.

"ibu apa apaan kau ini? Ibu tak seharusnya melihat aku melakukan itu padanya,"

"memangnya kenapa? Saat foto kalian juga akan berciuman. Di atas altar juga begitu, jadi aku harus melihatnya lebih dulu,"

Javier yang kesal langsung mengecup bibir Bona sangat cepat, "sudah kan?"

"aku bilang berciuman bukan mengecup," bantah nyonya lu.

"arghh ibu, dia pasti malu. Aku juga, sudahlah," tolak Javier malas.

"Bona kau mulai duluan," perintah nyonya lu.

"nyonya, bukannya begitu, tapi sedikit aneh melakukannya di depanmu," tolak Bona halus.

"memangnya kenapa? Aku ini ibu kalian, sudahlah aku harus tau apa bagus cara kalian berciuman. Aku tidak ingin fotonya nanti jelek,"

Bona meremas baju Javier, ia sedikit menjinjit untuk mencium bibir Javier. Ia sedikit memiringkan kepalanya agar posenya terlihat lebih bagus.

"Javier kau jangan membuat fotonya jelek!"

Javier memeluk pinggang Bona dan menekan tengkuk Bona, Bona sampai meremas baju Javier karena kaget jika Javier mau berciuman dengannya.

"sedikit kurang, latih lagi ciuman kalian. Aku tau kalian sudah lama berpisah jadi sering sering berciuman agar di foto dan video terlihat bagus,"

Nyonya lu keluar meninggalkan Javier dan Bona yang masih berciuman.

Javier menarik kepalanya menjauh, ia melihat Bona sangat lama. Tak lama ia mencium telinga Bona, "kau memakai parfum setajam ini untuk membunuhku?"

Bona mendorong Javier dan keluar begitu saja dari ruangan nyonya lu, ia benar benar malu.

Aku rasanya ingin masuk ke dalam dinding:(

...💋TBC💋...

Jangan lupa like & vote ya, dukungan kalian sangat berharga 💋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!