MNA 5

" Dari mana aja?" tanyanya.

" Aku udah di rumah temen Kak." jawaban kayak gini masih menunduk.

" Tatap mata Kakak, dan katakan dari mana kau!" ucapnya dan Reka pun mulai mengangkat kepalanya untuk menatap sang kakak.

" Aku beneran dari rumah temanku Kak." ucapnya dan sang kakak langsung melihat ke sana kemarin untuk memastikan apakah adiknya berbohong atau tidak.

Setelah beberapa saat menatap ke arah adiknya itu, tetapi ia tak kunjung menemukan raut ke bohongan di wajah sang adik. Akhirnya ia pun memutuskan untuk percaya, dan meminta sang adik untuk segera masuk ke dalam.

" Ya sudah kalau begitu, sekarang masuk dan segera bersihkan badan. Sebentar lagi Ayah dan juga Bunda akan segera pulang, jangan sampai kamu mancing kemarahan mereka." ucapnya dan Reka pun segera berlari menuju kamarnya.

Reka pun langsung masuk kedalam, karena ia sangat takut mendapat amukan dari kedua orang tuanya. Kini ia sudah tiba di dalam kamarnya, ia pun segera mandi. Tidak lama setelah itu, terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah. Dan ia sudah menebak, kalau itu adalah suara mobil ayahnya.

Ia pun segera turun untuk makan malam, karena setiap harinya inilah rutinitas mereka bersama. Karena tidak memiliki waktu yang cukup, mereka sering memanfaatkan waktu kosong untuk kebersamaan. Salah satunya adalah memanfaatkan waktu jam makan malam, itu pun tidak setiap hari karena kedua orang tuanya jarang pulang cepat.

Reka turun ke meja makan, dan kini sudah terdapat Kakak dan juga Ayahnya di sana. Mereka pun langsung melaksanakan makan malam, dan kini tidak ada suara di meja makan. Mereka menyantap makanan mereka masing-masing, hingga akhirnya mereka pun selesai melaksanakan makan malam.

Reka berniat untuk masuk ke dalam kamarnya, karena ia ingin mengerjakan tugasnya yang belum sempat ya kerjakan. Tetapi tiba-tiba saja sang ayah memanggilnya, dan akhirnya ia pergi menuju ruang kerja milik sang ayah. Kakaknya menjadi panik akan hal tersebut, karena ia takut kalau Reka akan dihukum oleh ayahnya.

Tubuh Reka sudah gemetar ketakutan, tetapi ia berusaha untuk rileks saja. Karena ia yakin kalau iya ketakutan, maka ayahnya akan semakin yakin kalau ia telah melakukan sebuah kesalahan. Kini ia duduk di kursi di depan meja sang ayah, ayahnya pun terus menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam dan membuat ia gemetar.

" Bagaimana kuliahmu hari ini?" tanyanya dan mereka pun menjadi bingung karena tidak biasanya sang ayah menanyai tentang persoalan perkuliahannya.

" Kuliahku baik ayah, kalau boleh tahu ada apa ya Ayah menanyakan mengenai hal ini?" ucapnya yang memberanikan diri.

" Kau adalah Putri ayah satu-satunya, karena itu Ayah juga harus memperhatikan pendidikanmu. Ayah tidak ingin kau mempermalukan Ayah di kampus mu, Ayah harap kau tidak akan melakukan hal yang dapat mempermalukan Ayah. Bila kau tidak bisa meraih prestasi di kampus mu, setidaknya jangan lakukan sebuah hal yang akan mempermalukan nama ayah di kampus mu." ucapnya yang membuat Reka menjadi gemetaran.

" Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang akan mengecewakan ayah, aku tahu hal itu pasti akan membuat ayah marah kepada. Aku minta maaf karena aku belum bisa membanggakan ayah, tetapi aku berjanji tidak akan mempermalukan Ayah di kampusku." jawabnya yang kini dengan menundukkan kepala karena takut melihat tatapan sang ayah.

" Syukurlah kalau kau memang mengerti hal itu, Ayah harap kau bisa menjaga sikapmu dengan sangat baik. Ayah tidak ingin mendapat panggilan dari kampus mu, jujur saja hal itu sangat merepotkan. Jangan membuat tingkah yang aneh-aneh di sana, Saya sempat mendengar akhirnya kau memiliki teman ya." ucapnya dan Reka terkejut.

" Bagaimana bisa yang mengetahuinya?" tanyanya.

" Dosen penasehat akademikmu yang menghubungi ayah tadi siang, ia mengatakan kalau hari ini kau telah memiliki teman baru yang membuatmu berubah. Kau sudah mau berkomunikasi dengannya, dan bahkan juga sudah mau sedikit berbicara dengan temanmu yang lainnya." ucapnya yang menjelaskan bagaimana ia dapat mengetahuinya.

" Ayah sangat senang ketika mengetahui kau dapat berkomunikasi dengan orang lain, tetapi ayah harap temanmu itu tidak akan membawa pengaruh buruk kepadamu. Tolong lakukan semuanya seperti biasa, kemanapun kau akan pergi kau harus memberitahu kepada kami." ucapnya mengingatkan.

" Aku akan mengingat semua perkataan ayah, Dan aku berjanji tidak akan melakukan sebuah kesalahan yang akan membuat ayah marah kepadaku. Aku bisa jamin teman baikku ini bukan orang yang akan membawa pengaruh buruk bagiku, karena sebenarnya dia adalah orang yang sangat baik." ucapnya membela Monic.

" Ayah akan pegang semua kata-kata Reka, bolehkah Ayah tahu siapa namanya?" tanyanya yang penasaran dengan sahabat baru dari putrinya itu.

" Namanya adalah Monic, dia ada mahasiswi pindahan dari semua pesantren." ucapnya.

" Jadi dia masih pindahan dari sebuah pesantren, apakah kau mengetahui Apa alasan dia pindah? bisa saja kan dia pindah karena sesuatu hal buruk, Ayah tidak ingin kau berteman dengan seseorang yang memiliki catatan kriminal." ucapnya.

" Ia memutuskan pindah dari pesantren bisa dikatakan atas permintaan kedua orang tuanya, ayahnya sedang sakit. Karena itu Ia memutuskan untuk pindah dari pesantren, walaupun pada saat itu ia menghadapi pertimbangan yang sangat panjang." ucapnya.

" Ya sudah kalau memang itu adalah alasannya pindah, tetapi tetap saja kau harus memperhatikan. Jangan ikuti hal yang salah, Ayah tidak mau harus datang ke kampus mu karena kau membuat kasus." ucapnya dan Reka hanya mengangguk saja.

" Ya sudah sana kembali ke kamarmu, kerjakan semua tugas-tugas mu." tambahnya dan Reka pun segera keluar dari ruangan kerja milik sang ayah.

Ia pun segera kembali ke kamarnya, kemudian ia melihat telepon genggamnya yang ternyata terdapat banyak panggilan masuk yang Tidak diangkatnya. Ia pun segera melihat nama yang tertera di dalam handphone yang tersebut, dan ternyata yang menghubunginya adalah Anton yang merupakan ketua kelas. Ia merasa heran dengan hal itu, karena selama ini Anthony tidak pernah menghubunginya.

Ia pun segera menghubungi Anton kembali, dan benar saja sambungan telepon pun langsung tersambung. Dan Anton pun langsung mengatakan apa yang ingin dia sampaikan, jujur saja hal itu membuatnya sedikit kesal. Karena ternyata Anton menghubunginya bukan mengenai hal yang penting, melainkan soal asmara yang tidak pernah ia pikirkan selama ini.

" Ada apa kau menghubungiku di jam segini?" tanyanya yang memang malas berbasa-basi.

" Jawabnya yang lembut dikit kenapa." ucapnya yang merasa tidak nyaman mendengar ucapan Reka.

" Kau kan tahu aku tidak suka berbasa-basi, dan lagian untuk apa kau menghubungiku di jam seperti ini." ucapnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!