" Syukur alhamdulillah kalau memang itu adalah keputusanmu Niko, Kakak harap kamu bisa tetap konsisten dengan keputusanmu itu. Dan Kakak harap hubungan pernikahan kalian akan terjalin hingga kalian tua nanti, dan dalam waktu dekat juga kalian bisa memiliki keturunan." ucap Sista dan membuat keduanya tercengang.
" Kalau untuk memiliki keturunan... Sepertinya hal itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat Kak." ucap Gaby dengan memandang wajah Niko.
" Kalian berdua jangan egois, kedua orang tua kalian juga sangat menginginkan memiliki cucu. Jangan hanya pikirkan mengenai perasaan kalian saja, pikirkan juga perasaan kedua orang tua kalian." ucapnya.
" Yang kakak katakan memang benar, aku akan berusaha untuk melupakan semua kisah masa laluku. Dan aku akan mencoba membuka lembaran baru bersama dengan Gaby, kami akan sama-sama melupakan kisah masa lalu kami." ucapnya.
" Syukur alhamdulillah kalau kamu berpikiran seperti itu, semoga saja hidupkan kalian bisa sakinah." ucap Sista kemudian keluar dari ruangan tersebut.
" Aku paham dengan apa yang kamu rasakan saat ini mas, aku tidak masalah kalau kamu masih belum mau memulai kisah di antara kita." ucapnya.
" Sebenarnya aku memang enggan memulai kisah di antara kita Gaby, karena sebenarnya kamu adalah kekasih dari sahabatku yaitu Mondy. Tetapi kisah kalian harus terhenti, karena kedua orang tuamu tidak merestui hubungan kalian." jelasnya.
" Ini sudahlah takdir, aku dan Mondy memang tidak bisa bersatu. Tetapi aku harap kamu jangan pernah mengecewakan kedua orang tuamu, kisah kita saat ini masih belum dimulai. Dan bila kau ingin pergi meninggalkanku aku tidak masalah, Karena aku tahu kamu memiliki seseorang di hatimu." ucap Gaby.
" Aku sudah tidak bisa mundur Gaby, saat ini kamu sudah menyandang status sebagai istriku. Dan saat ini kamu sudah menjadi tanggung jawabku, kini aku tidak bisa pergi meninggalkanmu." ucapnya dengan menggenggam tangan Gaby.
" Lalu bagaimana dengan perasaan wanita yang kamu cintai itu, pasti saat ini ia sangat tersakiti." ucap Gaby.
" Ini semua adalah suratan takdir Gaby, seperti kau yang sudah menerima kalau kau tidak bisa bersatu dengan Mondy. Begitu juga dengan aku, aku juga harus menerima kalau aku tidak akan mungkin bisa bersatu dengannya." ucapnya.
...----------------...
Monic bersiap dengan sangat rapi, hari ini adalah hari pertama Monic ke kampus barunya. Kini tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita, namanya Nafika Reka Guntur. Nafika ini adalah gadis yang sangat ceria, dan iyalah yang akan menjadi sahabat dari Monic.
" Maaf aku tidak sengaja." ucap Nafika dan mereka pun segera mengumpulkan semua buku yang berserakan.
" Iya tidak apa-apa, aku juga tidak melihat tadi." sangga Monic.
" Kamu anak baru ya?" tanyanya.
" Iya, aku baru aja pindah hari ini." jawabnya dengan tersenyum.
" Pantas saja aku tidak pernah melihatmu, kau semester berapa?" tanyanya.
" Aku semester 5."
" Wah kalau begitu sama, lalu ku lihat dari buku mu. Kau anak bahasa arab ya?" tanyanya dengan serius, Monic tidak menjawab ia hanya mengangguk saja.
" Wah." ucapnya dengan memeluk Monic.
" Maaf aku terlalu senang, perkenalkan nama ku Nafika Reka Guntur. Panggil aja aku Reka, dan kebetulan kita satu prodi." ucapnya.
" Oh begitu, tidak ku sangka bisa bertemu dengan teman satu prodi. Perkenalkan namaku Monic, oh iya aku boleh minta tolong nggak?" ucapnya.
" Boleh aja, memang apa?" tanyanya yang bingung.
" Ruangan kaprodi kita dimana ya?" tanyanya.
" Ya ampun Monic, aku kira tadi apa." jawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
" Hehehe."
" Yauda ayo aku antar."
Keduanya pun segera melenggang menuju ruangan kaprodi, dan akhirnya kini mereka telah sampai.
" Ini ruangannya, kalau begitu semangat ya. Dan mudah-mudahan kita bisa satu kelas." ucapnya dengan tersenyum kemudian langsung pergi meninggalkan Monic.
Monic pun mengetuk pintu itu, dan tidak butuh waktu lama seorang pemuda membukakan pintu.
" Maaf cari siapa ya?" tanya pemuda itu.
" Subhanallah, sungguh indahnya ciptaan mu." batin pemuda itu.
" Saya mahasiswa pindahan, saya mau cari kaprodi." jawabnya dengan lembut.
" Kalau begitu silakan masuk." ucapnya mempersilahkan.
" Ternyata dia mahasiswa pindahan, pantas saja aku tidak pernah melihat." batinnya.
Monic berjalan menuju ruang kaprodi mengikuti pemuda tadi yang merupakan Asdos (asisten dosen) dari kaprodi.
" Permisi Pak." ucapnya.
" Iya Govinda, ada apa ya?" tanya kaprodi itu.
" Ini Pak, ada mahasiswa pindahan." ucapnya.
" Oh begitu, silakan masuk."
" Mbak langsung masuk aja."
" Terima kasih ya Mas." ucapnya dengan tersenyum.
" Siapa nama mu nak?" tanya kaprodi itu.
" Nama saya Monic pak." jawabnya.
" Oh, kamu mahasiswi yang pindahan dari pesantren itu ya?" tanyanya untuk memastikan.
" Iya bener pak." jawabnya.
" Saya sudah membaca resume mu, dan saya suka dengan kreativitas mu. Prestasi mu juga cukup banyak, kami sangat beruntung kau mau masuk ke kampus ini." ucapnya yang menyanjung.
" Bapak bisa aja, itu semua juga karena berkat kedua orang tua saya pak." ucapnya.
" Ini anak memang selalu merendah, pantas saja banyak orang yang jatuh hati padanya." batinnya.
" Kalau begitu kamu masuk kelas 5a ya, nanti Govinda yang akan mengantar mu." ucapnya.
" Terima kasih pak."
" Govinda, tolong antarkan Monic ke kelas 5a ya!" ucapnya dan Govinda pun langsung mengangguk.
Keduanya pun langsung menuju ke ruangan 5a, kini tampak ada seorang dosen wanita yang sedang mengajar.
" Assalamualaikum, permisi Bu." ucap Govinda.
" Waalaikumsalam, ada apa ya Govinda?" tanya dosen itu.
" Ini Bu, saya mengantarkan mahasiswi pindahan." ucapnya.
" Oh begitu, terima kasih ya." ucapnya.
" Terima kasih mas."
Govinda pun segera kembali ke ruangan kaprodi karena tugasnya belum selesai.
" Silakan perkenalkan siapa kamu!" ucap dosen itu.
" Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Monic Nufus Alzie. Saya biasanya di panggil Monic." ucapnya.
" Monic ya, mahasiswi pindahan dari pesantren itu kan?" tanya dosen itu dan Monic pun mengangguk.
" Baiklah, nama ibu Senja Baby Giorgio. Dan sekarang kamu silakan duduk di kursi kosong." ucapnya kemudian kembali melanjutkan perkuliahan.
Tanpa mereka sadari, akhirnya jam perkuliahan pun selesai. Dan kini semuanya mulai berhambur, dan ada seorang pemuda yang menghampiri Monic.
" Halo Monic, aku Antoni. Aku komting di kelas ini, aku boleh minta nomor handphon mu untuk di masukan ke dalam grup kelas kita nggak?" tanyanya.
" Halo, tentu aja boleh." ucapnya dengan menunjukkan kontaknya.
" Asal nggak kau jadikan gebetan aja nggak masalah." ucap Reka yang baru saja tiba.
" Apaan si Rek, kau ini selalu ganggu aja." ucapnya yang kesal.
" Reka."
" Halo Monic, jangan pernah percaya ya sama dia." ucapnya.
" Reka."
" Kalian berdua saling kenal?" tanya Antoni.
" Tentu saja kami saling kenal, kami kan sahabat. Ya kan Mon?" ucapnya dengan merangkul Monic.
Monic tidak menjawab, ia hanya mengangguk saja. Dan ia merasakan suasana mulai memanas, Antoni segera pergi karena malas berurusan dengan Reka.
" Ada apa dengan mereka?" Tanya Monic.
" Nggak ada apa-apa, biasalah mereka nggak suka dengan kedekatan kita." jawabnya dan Monic pun mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments