Hari demi hari telah berganti begitu juga dengan tahun. Aku kini sudah duduk di bangku SMP kelas 9, sebentar lagi ujian Nasional dan aku sudah berencana untuk keluar dari rumah. Tabunganku sudah lumayan banyak,hasil dari upahku melipat kertas untuk dijadikan tas. Selama tiga tahun aku bekerja sambil belajar alhamdulillah tidak mempengaruhi nilai ku sedikit pun.
Beberapa bulan yang lalu ibu pernah memergokiku sedang melipat tas dikamar, mungkin saat akan pergi ke dapur dia melihat lampu kamar ku masih menyala,dan sialnya aku lupa mengunci. Saat ibu membuka pintu kamar ku dia sedikit terkejut pasalnya waktu sudah tengah malam tapi aku masih mengerjakan sesuatu.
"Kenapa jam segini kamu masih belum tidur?," tanya ibu mengagetkan aku
"Eh ibu,iya Bu Inka belum mengantuk," sahutku beralasan padahal mataku sudah mengantuk
"Apa yang sedang kamu lakukan?,"
"Tidak__ada Bu ini hanya tugas prakarya disekolah," sahutku kembali berkilah
"Jangan bohong kamu! mana mungkin tugas prakarya sebanyak ini," ucap ibu kembali berkata
Aku diam tidak membalas pertanyaan ibu.
"Apa ini?!"
Aku masih diam tak berkutik,sampai ibu mengambil satu tas yang sudah berhasil aku lipat dan dia terkejut.
"Apa ini,sejak kapan kamu melakukan ini?," tanya ibu dengan suara penuh penekanan
"Ini__ tas Bu,aku melakukannya sejak awal masuk SMP," ucapku tertunduk lesu.
"Ya ampun Inka,kenapa kamu berbuat seperti ini apa kami kurang membiayai keperluan kamu,kenapa kamu mempermalukan kami Hah!,"
"Maaf Bu,Inka hanya ingin belajar mandiri saja,aku tidak ingin terus menerus merepotkan kalian," sahutku masih dengan kepala menunduk
"Apa ayahmu tahu akan hal ini?"
Aku langsung menggelengkan kepala ku dengan cepat.
"Aku mohon Bu,jangan kasih tahu ayah. Aku tidak ingin membuat ayah marah,"
"Memangnya kenapa jika ayahmu tahu,dia berhak tau apa yang kamu lakukan selama ini,"
"Sekali lagi aku mohon Bu jangan biarkan ayah mengetahui ini,aku janji setelah ini aku tidak akan menyulitkan kalian lagi," ucapku penuh permohonan dan mataku sudah berkaca-kaca
"Terserah kamu saja,saya tidak perduli!," sahut ibuku dan dia langsung meninggalkan kamarku.
Ada perasaan lega karena sikap tidak perduli ibu terhadap ku,karena dengan demikian ibu akan tetap menjaga rahasia ini.
Keesokan paginya aku mendengar keributan kecil dikamar ayah dan ibu, kebetulan Dhika dan Maudy sedang ikut kerumah Oma dan opah, sedangkan aku memilih tidak ikut dengan alasan harus belajar untuk ujian nasional.
"Kelakuan anak kamu lama kelamaan bisa membuat kita malu mas!," ucap ibu ku dengan suara penuh kemarahan
"Apa maksud kamu Bu,siapa yang membuat malu Hah?,"
"Siapa lagi kalau bukan anak kamu,anak yang selalu menjadi duri dalam rumah tangga ini," ucap ibuku yang secara tidak langsung menyakiti hatiku
"Kenapa kamu membencinya sejauh ini hah! ,aku bahkan meninggalkannya disaat Dia sedang sakit parah,dan memilih menikah dengan kamu. Sampai dia meninggalpun aku tidak tahu,dan bukankah kamu sendiri yang menyarankan agar aku membawa anakku Inka dan kamu yang akan merawatnya,tapi kamu menyia-nyiakannya selama ini,aku tahu dari sikapmu Maya" ucap ayahku yang lagi-lagi membuatku terkejut.
Aku menangis dalam diam,dan berlari ke kamar ku kemudian menguncinya dari dalam. Aku menangis dibawah bantal dengan sejadinya,aku baru tahu ternyata aku bukan anak kandung ibuku,itu menjadi pukulan berat untuk ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
🌺@Asiihh_2995🌹😊
sudah ku kira ibu ny inka pasti ibu tiri..😢😢
2021-01-01
0
Bunga Hati
menarikk
2020-12-17
0
Joice Meitasari
bawang 😭😭
2020-11-13
1