Aku berhasil mendapat beasiswa di Sekolah khusus wanita,yaitu Sekolah Harapan Bangsa. Namun kali ini aku tidak bisa satu sekolah dengan sahabat-sahabat ku,karena mereka memutuskan untuk sekolah di SMA umum,dan dengan berat hati aku harus berpisah dengan mereka.
Setelah pulang sekolah aku mengambil pekerjaan sambilan melipat tas tangan yang terbuat dari karton tebal dan berkualitas untuk sebuah brand kecantikan,satu kertas yang aku lipat hingga menjadi tas bernilai tigaratus rupiah,setiap hari aku bisa melipat sampai 100 pc dan aku mendapatkan upah setiap satu Minggu sekali. Uang yang aku terima aku tabung di dalam celengan,aku berharap setelah lulus SMA aku bisa mandiri dan keluar dari rumah ayah dan ibu.
Aku bersyukur bisa sedikit meringankan beban orang tua ku,aku sudah jarang meminta uang untuk membeli buku ataupun peralatan sekolah yang lainnya,selama uangku cukup aku akan membeli sendiri dengan uangku,jika tidak sanggup aku akan meminta pada ibu meskipun dalam hati aku berkata akan menggantinya.
Sikap ibu tidak pernah berubah,dia masih bersikap dingin terhadap ku,bahkan aku merasa ibu semakin tidak peduli. Pernah sesekali aku bilang pada ayah untuk tinggal dirumah bibi yang tak lain adiknya ayah,tapi ayah melarangnya,padahal bibi juga tidak keberatan, menurut ayah tidak ada alasan untuk menitipkan anaknya pada bibi.
"Ayah aku boleh bicara sesuatu?," tanya ku hati-hati
"Boleh dong,memangnya apa yang ingin kamu katakan?,"
"Yah,apa Inka boleh tinggal bersama bibi Erna dan paman Abi?,"
wajah ayahku sedikit mengkrut seolah menunjukkan keheranan.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin tinggal dengan bibi dan paman?,"
"Tidak apa-apa yah,hanya saja aku tidak mau merepotkan ayah dengan mengurus banyak anak, setidaknya jika aku ikut paman dan bibi mereka akan membantu meringankan beban ayah ibu,"
"Kamu pikir saat kamu tinggal dengan paman dan bibi itu tidak menjadi beban buat mereka? mereka juga punya tanggungan,lagian untuk apa kamu berpikiran untuk diurus mereka ."
Ucapan ayah sedikit membuat ku kaget,aku merasa semakin menjadi beban untuk ayah.
"Hehe aku tidak tahu yah, ternyata mengurus seseorang itu akan menjadi beban,maafkan Inka yah jika selama ini aku jadi beban untuk ayah dan ibu,"
Erwin merasa heran dengan tingkah putri sulungnya,selama ini banyak hal yang berubah dari dia,Inka selalu menutup pintu kamarnya setiap hari,bahkan dirinya tidak punya kesempatan untuk mengucapkan selamat malam dan selamat pagi,Inka tidak pernah ikut acara keluarga setiap weekend, dia juga selalu makan terakhir dan tidak pernah bergabung dengan yang lainnya, alasannya ada saja.
"Kamu jangan berpikiran macam-macam,fokus saja pada sekolahmu,ayah dengar kamu mengajukan beasiswa untuk masuk SMA,kenapa? padahal ayah masih sanggup membiayai kamu,"
"Aku hanya memanfaatkan potensi ku saja yah,lumayan bisa menghemat pengeluaran ayah dan bisa dipakai untuk biaya Dhika dan Maudy,"
Erwin lagi lagi diam,entah sejak kapan putrinya ini berpikiran dewasa.
"Tapi ayah masih bisa membiayai kamu bahkan sampai jenjang perguruan tinggi,"
"Iya Inka tahu yah,tapi Inka ingin belajar mandiri, mudah-mudahan suatu saat nanti ayah akan mengijinkan aku untuk hidup mandiri tanpa bergantung pada kalian,aku ingin membanggakan ayah juga ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mikha Najwa
aku suka ceritanya
2022-01-27
0
Mikha Najwa
aku suka ceritanya
2022-01-27
0
Mommy Gyo
3 like hadir thor mampir di karyaku cantik tapi berbahaya
2021-07-23
0