Siang itu Dhika pulang lebih dulu,Dia dijemput oleh pak supir di rumah kami, sedangkan aku harus ikut bimbel untuk persiapan ujian yang akan dilakukan beberapa bulan lagi. Tempat yang setiap hari ingin ku datangi adalah sekolah,karena aku miliki sahabat-sahabat yang menyayangiku, mereka sudah seperti keluargaku sendiri.
Saat jam istirahat aku mulai curhat dengan teman-teman ku mengenai beban ku selama ini, karena aku butuh support dan bantuan mereka.
"Beberapa bulan lagi kita ujian, setelah lulus nanti kalian mau daftar sekolah dimana?," Tanya Hesti membuka percakapan
"Aku udah dipilihkan sekolah oleh orang tuaku katanya si SMP favorit,aku si nurut aja lah,padahal aku maunya kita tetap bareng-bareng," sahut putri
"Kalau aku sekolah di sini saja,sudah nyaman dengan suasana sekolahnya walaupun beda gedung," sahut Ocha
"Lalu kamu mau sekolah dimana Inka? ," tanya Hesti pada inka
Aku menggelengkan kepala,aku tidak sepercaya diri mereka untuk menyebutkan satu sekolah yang akan menjadi tujuan belajar selanjutnya.
"Kenapa?," tanya mereka penasaran
"Sejujurnya aku ingin mengajukan beasiswa saja,supaya aku tidak merepotkan keluarga ku," ucapku singkat
"Ko seperti itu,itukan kewajiban orang tua untuk menyekolahkan anaknya,lagi pula keluarga mu masih mampu untuk membiayai kamu masuk ke sekolah favorit," ucap putri panjang lebar
Aku tersenyum kecut, mendengar ocehan putri,dia salah satu temanku yang cukup frontal tapi aku suka dia jujur ketika mengatakan sesuatu meskipun terkadang sedikit menyakiti.
"Teman teman aku ingin cerita banyak hal,aku percaya kalian adalah sahabat yang bisa aku percaya." ucapku yang memancing rasa ingin tahu mereka.
"Katakan," sahut mereka serentak
"Sebenarnya aku ingin bekerja, untuk menghidupi kebutuhan ku,aku tidak ingin terus bergantung dengan keluarga ku," ucapku tertunduk membuat mereka heran.
"Kamu jangan ngaco Inka usia kita itu usia sekolah,lagi pula kamu punya orang tua yang berkecukupan,kenapa harus bekerja apa mereka sudah tidak mampu lagi membiayai kamu?," ucap Hesti
"Kalian dan aku berbeda, meskipun mereka mampu untuk membiayai kehidupan ku tapi aku tidak percaya diri menerima itu semua. Aku merasa tidak pantas," ucapku yang mulai menitikkan air mata
"Hey kenapa menangis, sepertinya beban hidup kamu berat sekali, ceritakan pada kami siapa tau kami bisa membantu kau?," ucap Ana mewakili yang lain.
"Sejak kecil ibu memperlakukan ku berbeda dengan adik-adik ku, meskipun kamu diperlakukan sama namun soal kasih sayang aku tidak mendapatkannya. Ayah memang menyayangi ku tapi aku menganggap nya sebagai rasa iba saja,kami jarang mengobrol ayah menemui ku saat larut malam dan pagi buta,aku selalu menantikan saat dia mencium keningku setelah itu berlalu..." aku menjeda ucapan ku karena ini begitu sesak
"Apa?," tanya Rika penasaran
"Aku bertemu ayah kembali saat sarapan, tapi dimeja makan kita dilarang berbicara banyak jadi aku tidak punya waktu luang dengan ayah, kalau week end kami di ajak pergi jalan-jalan tapi ayah dan ibu fokus pada kedua adikku,aku selalu beranggapan kalau aku anak angkat atau anak yang tidak diinginkan," ucapku panjang lebar yang menyita perhatian sahabat sahabatku
"Ya ampun Inka kita engga nyangka jika kehidupan kamu demikian,kami turut prihatin . Apa yang bisa kami bantu? selain kami yang selalu berada di dekat kamu. Ka jangan sungkan bercerita dan meminta bantuan kami,kami janji akan selalu ada untuk kamu," ucap Hesti yang diangguki sahabatku yang lain.
"Terima kasih teman teman aku sangat bersyukur memiliki kalian,"
Aku dan mereka berpelukan,kami saling menguatkan dan mendukung satu sama lain,aku masih punya alasan untuk tetap tersenyum setidaknya saat dengan mereka. Mulai saat ini aku akan menyusun rencana hidupku sendiri,aku tidak ingin merepotkan banyak orang,akupun ingin dilihat dari dekat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sarmiyati Fikhairelyn
terharu gw bacanya
2021-01-06
0
Bunga Syakila
menyimak
2021-01-01
0
Dina Purwasih
15 tahun baru mau masuk SMP?
2020-12-31
0