HAPPY READING
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Annisa tidak bergerak atau menjawab apapun. Dia masih diam membisu dengan tatapan kosong. Hanya air mata yang menjadi saksi penderitaannya saat ini. Hatinya menjerit mendengar setiap perkataan lelaki itu, yang seperti ujung tombak yang menusuk-nusuk hatinya.
Setelah apa yang dilakukan lelaki itu terhadapnya, dengan begitu mudahnya dia memintanya untuk melupakannya begitu saja, tanpa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun?
Serendah itukah dirinya? Seolah-olah dia hanyalah barang yang habis dipakai, bisa dibuang begitu saja?!
Begini kah nasib orang yang berasal dari kalangan bawah seperti dirinya? Bisa bebas dilecehkan dan diinjak-injak begitu saja, tanpa bisa berbuat apa-apa?!
"Alan, hubungi pengacaraku. Jelaskan semua padanya. Dan minta dia untuk menyiapkan berkas-berkas perjanjian. Aku ingin masalah ini selesai, dan tanpa ada masalah dikemudian hari" Titah Wisnu pada Alan dengan nafas memburu. Dia masih belum bisa bernafas lega, sebelum masalah ini diselesaikan secara hitam diatas putih.
"Baik Pak" Alan mengangguk dengan patuh.
Setelah insiden mengerikan malam itu, pria itu kembali menemuinya. Bukan untuk menyampaikan permintaan maaf karena telah menghancurkan masa depannya. Tapi hanya untuk menyelamatkan reputasinya, agar tidak tercoreng akibat perbuatan bejatnya terhadap dirinya.
Dengan didampingi asisten dan kuasa hukumnya, Wisnu melakukan pertemuan tertutup dengannya. Tujuannya adalah untuk menekannya agar Annisa melupakan kejadian malam itu, dan tidak membawanya keranah hukum.
Mereka menawarkannya lima ratus juta sebagai uang kompensasi, agar masalah ini selesai secara baik-baik. Mereka bahkan tidak peduli pada trauma yang dialaminya akibat perlakuan tidak senonoh itu.
Mungkin karena bagi mereka, semua masalah bisa diselesaikan dengan materi. Termasuk harga dirinya yang bisa dibeli dengan uang.
Annisa berusaha mengikhlaskan kejadian naas itu. Dia sadar akan posisinya. Dia hanyalah seorang gadis desa dengan pendidikan rendah, yang tidak akan mungkin bisa menang melawan orang-orang kaya dan berpendidikan itu.
Dia akui dirinya takut akan mendapat masalah yang lebih besar lagi. Bahkan mungkin, keluarganya juga bisa ikut terseret dan terkena imbasnya. Karena itulah dia memilih untuk berdamai dan menerima apapun yang mereka katakan.
Yang penting dia masih tetap bisa bekerja dihotel itu dengan nyaman, dan memiliki penghasilan untuk membiayai keluarganya didesa.
Meski ternyata bukan hal yang mudah untuk melupakan insiden mengerikan itu. Karena setiap hari, setiap saat bahkan setiap detik, rasa trauma selalu membayanginya. Terlebih setiap kali dia harus membersihkan kamar yang akan ditempati oleh tamu lelaki.
Namun dia berusaha untuk menahannya demi tuntutan pekerjaan. Dia ingat keluarganya yang menaruh harapan besar padanya. Jadi dia harus tetap kuat demi mereka. Ibunya selalu bilang akan ada pelangi setelah hujan badai. Mungkin kejadian ini adalah hujan badai yang harus dia lalui, sebelum sampai pada pelangi itu.
Namun ternyata hujan badai yang harus dilaluinya tidak berhenti disitu saja. Hujan dan badai yang lebih besar lagi datang menerpanya.
Yaitu dua bulan setelah kejadian itu. Saat dimana dirinya dinyatakan positif hamil. Dunianya serasa runtuh mengetahui ada kehidupan baru yang sedang tumbuh dalam rahimnya.
Seorang janin yang hadir sebelum dirinya menjadi seorang istri. Benih dari pria yang telah melecehkannya dan membuangnya begitu saja, dengan uang kompensasi yang dia sendiri tidak pernah menggunakannya. Karena semua uang itu dia sumbangkan kepanti asuhan.
Kalau saja pada saat itu, lelaki bejat itu dan pengacaranya tidak memaksanya untuk menerima uang kompensasi itu, dia tidak akan sudi menerima uang itu. Karena itu sama saja artinya dengan dia menjual keperawanannya sendiri!
Namun karena tidak ingin memperpanjang masalah, dia mengambilnya dan memutuskan untuk menyumbangkannya saja.
Mengetahui Annisa mengandung darah dagingnya, lelaki itu kembali mendatanginya. Tentunya bukan dengan tangan kosong. Melainkan dengan surat perjanjian bersama pengacaranya.
Bahwa lelaki itu akan bertanggung jawab padanya selama masa kehamilan. Namun setelah melahirkan, Annisa harus menyerahkan bayi itu pada ayahnya.
Dan dia harus pergi sejauh mungkin dari kehidupan anak itu. Serta melupakan bayi itu sebagai anaknya. Karena hak asuh anak itu, akan sepenuhnya menjadi milik lelaki itu selaku ayahnya.
Dan dia akan mendapatkan uang kompensasi karena telah melahirkan bayi itu dengan selamat.
Annisa menerima perjanjian itu. Bukan karena tergiur uang kompensasi yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Melainkan karena dia merasa tidak akan mungkin bisa merawat dan menghidupi anak itu.
Dengan kondisinya yang belum menikah, serta perekonomiannya yang pas-pasan. Tentunya dia akan dicap sebagai wanita murahan karena hamil diluar nikah.
Belum lagi jika keluarga dan orang-orang didesanya mengetahui semua ini. Hinaan dan cibiran pasti akan terus mereka lontarkan pada keluarganya. Ibunya pasti akan sangat terpukul dan kecewa padanya.
Padahal selama ini ibunya sangat bangga padanya. Dan dia tidak akan pernah sanggup melempar kotoran kewajah ibunya, dengan pulang membawa anak tanpa suami.
Dan mungkin syarat serta perjanjian yang ditawarkan oleh lelaki itu, sedikit banyak adalah jalan keluar dari masalah ini. Kedua pihak akan diuntungkan.
Keluarga dan orang-orang didesanya tidak akan pernah tau apa yang terjadi padanya. Biarlah masalah ini menjadi rahasia besarnya, yang akan terkubur bersama perjanjian itu. Walaupun mungkin dia akan dihantui rasa bersalah dan berdosa pada anaknya, yang akan dia tinggalkan nantinya.
Namun dia tidak ada pilihan lain. Lagipula Wisnu Kurniawan adalah seorang pengusaha sukses yang hidup bergelimang harta. Dan dengan semua kemewahan itu, dia pasti bisa membuat bayi itu hidup bahagia tanpa kekurangan suatu apapun.
Tidak seperti dirinya yang tidak memiliki apapun. Yang mungkin hanya akan memberikan kesusahan dan kesengsaraan saja pada anak itu nantinya.
Flashback off
💐💐💐💐💐
Wisnu Kurniawan sedang berkutat dengan pekerjaannya diruangannya saat asistennya Alan masuk menemuinya, untuk menyampaikan laporan tentang tugas yang dia berikan untuk mengawal dan membawa Annisa kerumah yang telah disiapkan. Serta segala keperluan wanita itu selama masa kehamilannya.
"Selamat malam Pak" Alan membungkukkan badannya dengan penuh hormat.
"Malam. Bagaimana? Kamu sudah lakukan, semua sesuai dengan perintah saya?" Tanya Wisnu datar dan tanpa menoleh pada Alan, karena dia lebih fokus pada laptopnya.
Alan mengangguk. "Iya Pak. Sesuai dengan perintah Bapak. Saya sudah membawa Nona Annisa kerumah itu. Dan disana juga ada pelayan serta pengawal, yang akan melayani dan menjaganya dengan baik"
"Bagus kalau begitu. Ingat ya, pastikan semua kebutuhannya selalu terpenuhi dirumah itu. Aku tidak mau anakku sampai kekurangan suatu apapun. Dan satu lagi. Tetap jaga wanita itu. Jangan sampai rekan-rekan bisnisku dan juga keluargaku, sampai mengetahui tentang keberadaannya"
Titah Wisnu yang kembali memperingatkan dengan tajam agar menjaga rahasianya tentang keberadaan wanita itu. Karena dia tidak ingin ada satu orang pun yang tau bahwa dia sudah menghamili seorang wanita dengan cara memperkosanya. Apalagi wanita itu hanya sekelas pelayan housekeeping, yang kastanya sangat jauh dibawahnya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Bilqies
segampang itu dia menukarnya dengan sebuah uang tanpa memikirkan perasaan Anisah sedikit pun
2024-05-18
0
Bilqies
kejam sekali Wisnu..
2024-05-18
0
Hasni
lanjut
2024-03-14
2