HAPPY READING
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Tuan apa yang anda katakan? Aku tidak me...." Lirih Annisa yang masih terus menangis. Dia tidak mengerti apapun yang dikatakan oleh lelaki mabuk yang sedang memperk*s*nya itu. Dia yakin pria itu sedang marah pada orang lain, dan melampiaskannya padanya.
"Ahhhkkkkk!!!" Tiba-tiba Annisa menjerit keras saat milik Wisnu menerobos terowongannya untuk pertama kalinya, hingga membuatnya kesakitan.
💐💐💐💐💐
"Pak. Pak Wisnu" Seru seorang lelaki muda berpakaian rapi dan formal, dengan wajah yang lumayan tampan yang tak lain adalah asisten Alan.
Pria berusia dua puluh lima tahun itu baru itu, baru saja memasuki kamar hotel dengan fasilitas presidential suite tempat bosnya menginap itu.
"Dimana dia? Apa sudah tertidur karena mabuk?" Gumam Alan sembari melangkahkan kakinya perlahan dengan kepala celingukan mencari keberadaan atasannya.
Tadi beberapa menit yang lalu setelah mengantar Wisnu kedepan pintu kamar hotel itu, Alan pergi untuk mengangkat panggilan suara dari klien penting yang seharusnya ditangani oleh sang atasan.
Namun karena pria itu sedang mabuk berat, terpaksa dia yang harus menghendelnya dulu dan meninggalkan atasannya sendirian. Sekarang entah dimana dan apa yang sedang dilakukan lelaki itu.
Alan sendiri tidak mengerti masalah apa yang sedang dihadapi oleh pria yang sudah tiga tahun lebih menjadi bosnya, hingga bisa mabuk-mabukan seperti itu.
Meski selama ini dia sering melihat atasannya mabuk-mabukan, namun dia tidak pernah melihatnya sampai mabuk separah itu. Entah dia sedang bertengkar dengan pacarnya yang berprofesi sebagai model itu atau apa. Alan sendiri kurang paham.
"Ahhhkkkkk!! Hiks hiks!" Tiba-tiba saja Alan dikejutkan oleh suara jeritan dan tangisan wanita.
"Apa yang sedang dilakukan Pak Wisnu?" Gumamnya dengan mata terbelalak. Pikiran-pikiran negatif mulai hinggap dikepalanya. Dia berharap semoga bosnya tidak melakukan hal yang macam-macam karena sedang dalam pengaruh alkohol.
"Pak!" Serunya sambil kembali berjalan mengikuti arah suara yang telah mengejutkannya itu.
Hingga dia sampai dikamar tidur yang sedang menyajikan pemandangan yang membuat tubuhnya tegang dan panas. Dimana dia melihat bosnya sedang berada diatas ranjang, dan meruda paksa seorang wanita yang hanya bisa menjerit dan menangis tanpa bisa melakukan perlawanan. Tubuh keduanya pun dalam keadaan polos tanpa tertutup sehelai benang pun.
"Astaga Pak! Apa yang Bapak lakukan?" Seru Alan sembari berlari mendekati atasannya, dan menariknya agar melepaskan wanita malang itu.
Begitu Wisnu melepaskannya, Annisa langsung menarik selimut tebal dan menutupi tubuh polosnya dengan gemetar. Meski apapun yang dia lakukan tidak akan bisa mengembalikan keperawanannya yang sudah terlanjur direnggut oleh lelaki bi*dab itu.
"Minggir! Beraninya kamu menggangguku!" Wisnu yang masih belum sadar dari pengaruh minuman keras berteriak, dan mendorong Alan dengan penuh amarah. Hingga wajahnya memerah karena pria itu sudah berani mengganggu kesenangannya.
"Pak sadar! Ini saya Alan. Apa yang sudah anda lakukan pada wanita ini?" Seru Alan sembari mengguncang-guncangkan bahu Wisnu, dan menunjuk Annisa yang meringkuk diatas ranjang dengan tatapan kosong dan wajah yang basah oleh cucuran keringat dan air mata.
Wisnu mengerjab-ngerjabkan matanya, dan memijat-mijat kepalanya yang terasa berat. Kemudian dia melihat Alan dengan tatapan bingung.
"Alan?" Wisnu memandangi kesekelilingnya.
"Apa yang terjadi padaku? Dimana pakaianku?" Wisnu mencari-cari pakaiannya saat dia terkejut melihat tubuhnya dalam keadaan **********. Dengan cepat dia memunguti pakaiannya yang tercecer dilantai, dan memakainya dengan malu.
"Pak, seharusnya saya yang bertanya, apa yang sudah Bapak lakukan pada wanita ini? Kenapa dia bisa ada disini?" Desis Alan yang kembali menunjuk Annisa.
Wisnu baru sadar ada orang lain diruangan itu selain dia dan asistennya. Dia memandangi ranjang, dimana ada seorang wanita yang tidak dikenalnya berbaring dengan tubuh bergetar, tatapan kosong dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Wisnu terbelalak melihat wanita itu. Tubuhnya mulai merasa tegang.
"Alan, siapa wanita ini? Ngapain dia disini?" Wisnu mencecar asistennya dengan gelisah. Terlebih saat dia melihat bercak darah yang menodai sprei berwarna putih.
"Pak, itulah yang sedang saya tanyakan. Bapak.... Sudah mem.... Perk*s* wanita ini?" Alan balik bertanya dengan terbata-bata.
Wisnu kembali menatap wanita itu. "Aku? Sudah memperk*s*?" Wisnu berpikir dengan keras. Berusaha mengingat apa yang sudah dia lakukan pada wanita dihadapannya itu.
Samar-samar dia ingat melakukan pemaksaan terhadap Agnes, tunangannya yang telah mencampakkannya demi lelaki lain. Tapi kenapa sekarang bukan Agnes yang ada dihadapannya, melainkan wanita lain yang sama sekali tidak dikenalnya?
"Ya Tuhan. Ternyata dia bukan Agnes?" Lirih Wisnu dengan cemas dan gelisah menyadari dirinya sudah salah orang karena mabuk. Dan ternyata tanpa sadar dia sudah memp*rk*sa seorang gadis yang masih perawan?!
Apa yang harus dilakukannya sekarang?! Dia tidak mau sampai berurusan dengan hukum karena masalah ini!
"ARRGGHHH!!!" Pekik Wisnu dengan keras merutuki kebodohannya sendiri yang sudah salah mengenali orang.
"Dasar bodoh!! Apa yang sudah aku lakukan?!"
PRAANK!!
Saking marahnya dia pada dirinya sendiri, Wisnu sampai menepis semua benda diatas nakas hingga jatuh berserakan dan hancur berkeping-keping dilantai.
Membuat Alan tersentak dan menundukkan wajahnya. Tidak berani bicara apapun lagi, karena takut melihat emosi bosnya yang sedang meluap-luap.
Wisnu memegang pundak Alan dengan frustasi. "Alan, semua ini adalah ketidak sengajaan. Aku sama sekali tidak sadar saat melakukannya! Jadi, hanya kita saja yang tau masalah ini. Aku tidak mau kejadian ini sampai menjadi scandal, yang akan mencoreng nama baikku. Jika kejadian ini sampai diketahui oleh orang lain dan itu semua karena dirimu, maka aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku tidak akan segan-segan memecatmu. Dan aku pastikan, kamu akan diboikot dari perusahaan manapun. Mengerti?" Serunya mengancam asistennya dengan tatapan tajam.
Alan mengangguk dengan takut. "Iy-iya Pak. Saya mengerti. Bapak tenang saja, saya janji akan tutup mulut, dan menjaga rahasia ini" Jawabnya dengan gemetar.
Dia tau atasannya itu bukan orang sembarangan yang akan main-main dengan perkataannya. Karena itulah dia memilih untuk menurut saja, daripada harus menjadi gelandangan dijalanan.
"Bagus kalau kamu mengerti" Wisnu menghela nafas lega karena berhasil mengontrol asistennya. Dia kembali menatap Annisa dengan tatapan tajam. Lalu mengeluarkan kata-kata ancamannya terhadap gadis malang yang sudah dia rusak masa depannya itu.
"Dengar Nona, apapun yang aku lakukan padamu, semua terjadi dialam bawah sadarku. Jadi aku minta padamu, lupakan masalah ini. Anggap tidak pernah terjadi apapun diantara kita. Aku akan membayar berapapun yang kamu inginkan. Tapi jika kamu berani nekat membocorkan masalah ini pada orang lain, atau sampai menempuh jalur hukum, aku pastikan kamu akan kalah. Kamu pasti taukan siapa saya?"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Bilqies
gampang sekali dia bicara seperti itu...
sudah salah tapi tetap menyangkal nya 😡😡😡
geram banget aku sama Wisnu
2024-05-18
1
Bilqies
kan salah orang...
mangkanya dilihat dulu jangan asal masukin aja 😁
2024-05-18
0
Bilqies
jangan pura pura lupa dehh...
padahal kan barusan aja loo ngelakuin itu ke anisa
2024-05-18
0