Tanpa dia sadari jika kejujuran nya itu bisa saja akan di pandang sebelah mata oleh calon ibu mertuanya.
Kini Vivi sudah berada di ruang tengah dan duduk di samping, Bunda nya.
"Nama mu siapa?" satu pertanyaan yang terlupakan.
"Saya Yusuf."
"Ohhhh jadi ini ( sambil menunjuk ke arah yusuf ), yang kamu maksud calon mu itu. Hanya karena tukang jahit kamu berani menolak pinangan lima anak pengusaha. Kamu mau makan apa nanti kalau sudah menikah? mau makan kain dan jarum? itu yang kamu mau vivi?" sambil menoleh ke Vivi yang duduk di samping, Bunda nya.
Vivi berharap hal seperti itu tidak terjadi dan tidak terucap, namun rupa nya Allah berkehendak lain.
"Tapi, Bunda, mas Yusuf berbeda dari semua calon yang bunda punya. Mas Yusuf punya yang mereka tidak punya," Vivi berusaha tetap merendah diri saat berucap di hadapan Bunda nya yang tengah emosi.
Dengan kesal dan mengencangkan suara nya lalu menatap Vivi kemudian berkata, "Apa? apa yang bisa kamu banggakan dari lelaki ini ( menunjuk Yusuf ). Apa yang dia punya namun tidak di punyai sama semua calon yang bunda pilihkan untuk mu. Calon pilihan Bunda itu semua kaya raya, lalu apa yang tidak di miliki mereka tetapi di miliki oleh anak tukang jahit ini? Apa Vivi? Apa kataka?" kata Bunda berteriak dan suara menggema di ruang keluarga itu.
Aku terdiam sejenak, dengan pertanyaan Bunda nya itu sementara mas Yusuf di temani dengan sepupunya masih terdiam menyaksikan pertengkaran hebat antara ibu dan anak itu.
Vivi menarik nafas nya dalam - dalam kemudian mengeluarkan nya secara kasar lewat mulut kemudian berucap, "Agama, bunda. Mas Yusuf punya agama yang tidak di punyai semua calon yang sudah bunda pilih kan untuk ku."
"Agama? Lucu sekali! Ha ... ha ... ha ... Jadi, kamu mau hidup dan makan dengan agama!! Itu yang kamu mau Vivi?" tanya Bunda, lalu memandang Yusuf.
Merasa diri nya sebagai sumber keributan, Yusuf akhir nya menengahi dan ikut bicata,
"Maaf, Bu, jika saya lancang bicara. Saya berjanji insya allah akan menjaga semua kecukupan hidup Vivi, saya tidak akan menelantarkan Vivi. Saya berjanji Bu. Saya memang hanya tukang jahit rezki saya memang tak seberapa. Namun allah ta"la pemilik dunia ini berjanji akan menambahkan rezki bagi setiap hambanya yang selalu bersyukur walau hanya sebagai tukang jahit rumahan."
Aku tak dapat menyembunyikan rasa haru ku atas perkataan Yusuf, lelaki yang sangat aku harapkan bisa menjadi pengantar ku menuju surga ilahi.
Sambil sujud dan bersimpuh di kaki bunda, aku pun berkata, "Bunda, Vivi mohon dengan segala kerendahan hati Bunda, Vivia mohon bunda. Vivia ingin menjalani keluarga yang sederhana namun penuh dengan rasa taqwa dan iman kepada Allah. Vivi ingin menjadi wanita dan istri soleha. Vivi mohon restui Vivi. Vivi mohon."
Hati nya di landa kebingungan atas jalinan cinta yang rumit dan sungguh sangat tidak masuk akal di dalam kamus bunda nya.
Ruang tengah yang menjadi haru biru dan saksi demi sebuah pengorbanan cinta akan cinta suci ilahi.
Dalam setiap sujud di akhir sholat ku. Aku selalu berharap kelak, Bunda ku mau menerima apa yang diri ku harap kan untuk masa depan ku sendiri.
Air mata bercucuran dari dua bola mata yang selalu menjaga kesucian dari zina pandang mata.
💖💖💖
Bersambung....
Jangan lupa like, vote and comment nya ya. makasih.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-16
1
🍫Bad Mood 🍰
hmm sabar ya vivi
2020-10-31
1
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Like lagi
2020-10-25
1