" Jika angin ini kamu kirim untuk membelaiku, ijinkan aku menikmati setiap hembusan nya."
.............................................
"Gimana nih Nak Gilang anak tante, cantik kan?" tanya Bunda kemudian.
Aku hanya bisa tertunduk dengan ucapan bunda ku yang terlalu berlebihan di hadapan seorang pria yang bukan muhrim ku.
"Iya sih tante. Dia emang cantik, tapi....?" kata pria itu terputus.
"Tapi kenapa Nak Gilang?" tanya Bunda ku antusias mengisyaratkan rasa ingin tahu nya tentang ucapan pria itu yang setengah - setengah.
Dengan gaya angkuh nya, kemudian pria itu melipat kedua tangan nya didada memperhati kan setiap inci bagian tubuh ku mulai dari kepala hingga kaki.
"Emang sih dia cantik, wajah nya putih. Tapi dia akan terlihat jauh lebih cantik lagi jika pembungkus badan nya itu tidak sebesar karung goni tante."
Kata tamu lelaki dengan santai nya mencibir Vivia atas hidayah ilahi yang kini Ia kenakan, jilbab.
"Itu sih masalah gampang Nak Gilang. Nanti, tante suruh Vivia melepas jilbab nya," kata Bunda ku tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Saya setuju dengan pendapat anak saya nih jeng, Vivi pasti akan jauh terlihat lebih cantik jika dia berpakaian seperti wanita modern masa kini," sambil melirik dan menepuk bahu anak nya yang duduk di sebelah nya.
Cibiran demi cibiran mereka lontar kan dari mulut nya. Aku masih mencoba bersabar menahan amarah ku pada tamu bunda, dan tetap berada di samping bunda walau mata ku sesekali melihat arloji yang ada di pergelangan tangan ku.
Semakin sadar bahwa waktu sholat ashar sebentar lagi berlalu aku pun segera bangkit dari tempat duduk ku dan berlalu pergi dari hadapan mereka.
Belum jauh aku melangkah kan kaki ku pergi, sayup - sayup aku mendengar Bunda berkata,
"Jadi kapan kita bisa memulai pernikahan nya?"
Langkah kaki ku pun seketika terhenti, di saat mendengar kata - kata pernikahan yang di ucap Bunda ku.
"Tunggu sampai Vivi melepas jilbab dulu?" kata pria itu seraya menatap Vivia berdiri yang tidak jauh dari mereka.
Vivia pun berbalik dan berjalan ke arah mereka, dengan amarah yang sudah berada di ujung tanduk kemudian berkata, "Tidak akan pernah, dan tak akan pernah aku tinggal kan pakaian ketaqwaanku ini hanya demi pernikahan yang tidak di ridhoi allah. Maaf bunda, aku tidak akan bisa menjalani pernikahan ini, sekali lagi maaf bunda, maaf." Dengan mata berkaca - kaca aku pun berlari menjauh dari pertemuan dan percakapan yang sangat tidak aku harap kan itu.
"Aduh jeng, maaf deh kalau begitu. Saya tidak jadi deh nikahin Gilang anak ku dengan anak jeng yang pakaian nya jadul banget. Ayo, Gilang kita pulang saja. Masih banyak gadis di luar sana yang jauh lebih cantik dari diri nya," kata Mama nya Gilang kesal seraya bangkit dari duduk nya lalu melangkah kan kaki nya pergi.
Bunda Segera berdiri kemudian mengejar tamu nya, "Tapi jeng! tunggu jeng, tunggu sebentar, mungkin Vivi lagi capek. Kita bicara kan ini lagi sebentar malam jeng gimana?" kata Bunda masih saja berusaha menjodohkan Vivi dengan Gilang yang notabennya penerus perusahaan ternama di kotanya.
Namun, rasa kecewa dan sakit hati sudah duluan tertanam di benak kedua tamu nya itu atas perkataan Vivi yang benar - benar logis menurut keyakinan iman yang baru saja masuk ke dalam hidup nya.
💖💖💖
Bersambung ( maaf kalau kurang pas kata - kata nya ) masih dalam tahap belajar.
jangan lupa like, vote, comment dan beri bintang lima ya....makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Tamirah
kita hidup di dunia ini mencari ridho Allah, bukan hanya mencari kesenangan didunia saja namun juga mencari bekal untuk akhirat
2024-10-03
0
Mukmini Salasiyanti
Benar itu, vi
tinggal kan ia...
jelas sudah ia bakalan jd
kpl klrg yg menyesatkan...
2024-10-03
0
RN
keren kk😘
2021-02-11
0