4. PYTD

Pagi harinya ....

Sembari menunggu Lea, Bagas meraih ponsel lalu mengaktifkannya. Tak lama berselang, benda pipih itu bergetar.

“Herman?” Ia langsung menjawab panggilan itu.

“Ada apa, Her?”

“Ke mana saja sih, kamu! Dari kemarin ponselmu nggak aktif. Aku mengira jika kamu sudah K.O!” cecar Herman disertai suara tawa nyaring dari partner bisnisnya itu.

“Bangke, loe!” Bagas lalu ikut tertawa.

“Oh ya, siang nanti aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin membahas tentang proyek sebuah villa di salah satu daerah L. Kemarin aku dari sana. Kelihatannya lokasi itu cukup bagus, strategis dan sangat menjanjikan,” jelas Herman dari seberang telefon.

“Baiklah, kita membahasnya di kantor saja nanti agar lebih leluasa,” balas Bagas.

“Hmm, kalau begitu sampai jumpa di kantor.” Herman kemudian memutuskan panggilan.

“Mas,” panggil Lea sembari geleng-geleng kepala lalu menghela nafas. “Mendekatlah biar aku membantumu.”

Dengan patuh Bagas mendekati Lea seraya membatin, ‘Wajahnya masih terlihat pucat. Apa Lea baik-baik saja?’

Bagas merasa khawatir. Menatap lekat wajah istrinya yang sedang mengancingkan kemejanya.

“Lea, tentang semalam dan sebulan yang lalu, maafkan aku karena tetap memaksamu melayaniku,” ucap Bagas merasa bersalah sembari menangkup wajah Lea lalu mengerutkan kening.

Lea tak menanggapi. Sekeras apapun ia menolak, meronta, tetap saja gadis itu tak berdaya karena kalah tenaga dari Bagas.

Sama seperti hari-hari sebelumnya. Sikap Lea tetap dingin. Akan tetapi, ia tetap menyiapkan segala kebutuhan suaminya ketika menginap di kediamannya.

“Apa kamu baik-baik saja? Wajahmu masih terlihat pucat,” tanya Bagas.

“Aku baik-baik saja, Mas. Tapi entahlah, sudah dua minggu terakhir ini, aku sering merasakan pusing,” aku Lea.

“Pusing?” Bagas kembali mengerutkan kening.

Lea mengangguk pelan. “Mas, di mana ya, aku bisa mendapatkan buah delima juga buah kemunting? Aku pengen banget makan buah itu.”

Mendengar dua nama buah itu, Bagas langsung tertawa namun sekaligus terkejut. Pikirnya, buah delima mungkin saja ada di dijual di swalayan tertentu atau pasar tradisional.

Namun, bagaimana dengan buah kemunting? Tentu saja buah itu sangat langka bahkan tak ada dijual di kota besar. Untuk mendapatkannya mungkin harus ke salah satu daerah juga desa yang masih asri.

“Lea, buah itu sangat langka. Buah delima mungkin saja ada dijual di swalayan. Tapi, buah kemunting ...?” Bagas menggelengkan kepala. “Nyaris nggak ada dijual di kota ini. Tapi, nanti aku coba tanyakan pada temanku yang sedang bertugas di daerah S.”

Mama Yola yang tak sengaja mendengar pembicaraan itu seketika tersenyum.

Sejenak, ia berpikir serta menerka-nerka jika Lea sedang berbadan dua. Mungkin saja sakitnya karena bawaan janin.

“Semoga saja,” gumam mama Yola kemudian mengetuk pintu. “Nak Bagas, Lea, ayo sarapan bareng, Nak.”

“Iya, Mah, sebentar lagi kami akan turun,” balas Lea. “Mas, turunlah lebih dulu nanti aku akan menyusul.”

“Baiklah,” balas Bagas lalu ingin mendaratkan kecupan dikening juga bibir Lea. Namun, sang istri cepat-cepat menjauh sehingga membuat Bagas menghela nafas kecewa.

.

.

.

Herman yang baru saja duduk di kursi kemudi, menggerutu kesal saat menatap layar ponselnya.

“Ck, perempuan ini! Sebaiknya dia menyewa mata-mata saja untuk mengikuti ke mana pun Bagas pergi, menyebalkan!”

“Ya, Mel, ada apa?!” ucapnya ketus.

“Apa Bagas sedang bersamamu? Sejak kemarin sore ponselnya nggak bisa dihubungi,” tanya Melissa.

“Nggak, coba hubungi balik ponselnya. Soalnya barusan aku baru saja menghubunginya. Ponselnya sudah aktif kok, hanya saja aku nggak tahu dia menginap di hotel mana,” jawab Herman lalu melipat bibirnya. Ia sengaja memanas-manasi Melissa.

Dan benar saja, Melissa langsung memutuskan panggilan seusai Herman bertutur. Wanita itu merasa kesal bukan kepalang.

“Herman breng*sek!” maki Melissa. Ia lalu menghubungi nomor sang suami.

Setelah menunggu beberapa detik, akhirnya terdengar juga suara Bagas dari seberang telefon. “Mel ....”

“Sayang, kamu tuh kenapa sih! Sejak kemarin nggak bisa dihubungi. Setidaknya jika ingin ke suatu tempat kabari aku dulu. Apa kamu sedang berada di rumah perempuan itu?!” cecar Melissa dengan perasaan geram.

“Maaf, Mel,” ucap Bagas. “Saat ini aku memang sedang berada di rumahnya Lea. Jika aku nggak ke sini kemarin, aku juga nggak tahu jika dia sedang sakit. Jadi, aku memutuskan untuk menginap.”

Tak ada tanggapan dari Melissa, ia langsung memutuskan panggilan telefon. Rasa cemburu seketika menyelimuti dirinya.

“Argh!! Aku membencimu Lea!!” pekik Melissa merasa dongkol. Entah mengapa ia tak suka jika Bagas menginap di rumah madunya.

.

.

.

Begitu panggilan terputus, Bagas kembali melanjutkan makannya hingga tuntas.

“Nak Bagas,” panggil Pak Saleh suami mama Yola. “Paman berangkat duluan, ya.” Pria yang berprofesi sebagai dosen itu menepuk pundak Bagas.

Bagas mengulas senyum lalu berkata, “Iya, Paman, hati-hati di jalan.”

Tak lama berselang, Lea menuruni anak tangga sambil membawa tas kerja Bagas. Setelah meletakkan benda itu di sofa, ia juga duduk bersandar sambil memejamkan mata.

Ketika merasa kedua tangannya digenggam, Lea membuka mata. “Sudah sarapan?” tanyanya datar.

“Hmm.” Bagas mengecup kedua tangan Lea lalu perlahan berdiri.

“Ayo, aku antar sampai di garasi,” ajak Lea.

Setelah keduanya berada di garasi mobil, Lea menyerahkan tas kerja Bagas.

“Aku berangkat, ya,” pamit Bagas sesaat setelah masuk ke dalam mobil. “Jika ada apa-apa atau kamu membutuhkan sesuatu langsung hubungi aku.”

“Iya, Mas, hati-hati di jalan dan selamat bekerja,” balas Lea. Setelah kendaraan itu mulai menjauh, barulah ia masuk ke dalam rumah.

********

Menjelang siang, Lea memutuskan akan kembali ke rumah sakit. Entah mengapa, ia merasa ada yang salah dengan sakit kepalanya yang tak kunjung sembuh.

“Mah,” tegur Lea.

“Lea, mau ke mana, Nak? Apa mau mama temani?” tanya mama Yola sembari memandangi Lea yang kini sudah duduk di kursi meja makan.

“Aku ingin ke rumah sakit, Mah. Aku merasa ada yang salah dengan sakit kepala ini. Masa, sudah dua minggu lebih nggak sembuh-sembuh. Terus aneh banget, kok tiba-tiba aku kepingin buah delima dan buah kemunting,” ungkap Lea sembari memijat pangkal hidungnya.

Mendengar keluhan Lea, mama Yola langsung tersenyum. Mengusap punggung sang ponakan kemudian duduk di sampingnya

“Lea, mama merasa jika kamu mungkin saja sedang hamil. Coba diingat-ingat lagi, apa kamu sudah kedatangan tamu bulanan?”

“Belum, Mah, soalnya tamu bulananku memang biasa telat. Karena aku didiagnosa mengalami oligomenorea. Makanya aku nggak terlalu khawatir jika aku telat. Sejak masih duduk di bangku SMA aku sudah seperti itu,” jelas Lea apa adanya.

“Ya sudah, mama sarankan langsung ke dokter kandungan saja. Mau mama temani nggak?” tawar mama Yola.

“Nggak usah, Mah, aku pergi sendiri saja.” Lea beranjak dari tempat duduk disusul mama Yola.

Wanita paruh baya itu mengantar Lea hingga ke depan pintu utama. Menunggu gadis itu masuk ke dalam mobil hingga menghilang dari pandangan matanya.

Baru saja kendaraan Lea keluar dari pos kompleks, secara bersamaan mobil Melissa baru akan masuk.

Ia mengerutkan kening lalu mengikuti kendaraan Lea “Mau ke mana dia? Bagas bilang dia sedang sakit. Apa hanya akal-akalannya saja supaya Bagas menginap di rumahnya?! Ih, menyebalkan!” gumam Melissa dengan perasaan jengkel.

Melissa terus mengikuti kendaraan Lea hingga tiba di tempat tujuan. Seketika alisnya saling bertaut tajam saat tempat yang dituju Lea adalah rumah sakit.

Benaknya pun dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan. “Sepertinya dia memang sedang sakit. Aku harus mengikuti ke mana tujuan sebenarnya.”

Sambil menjaga jarak, Melissa terus mengekori Lea. Ia menghentikan langkah kakinya ketika Lea masuk ke ruangan dokter kandungan.

“Mau ngapain dia ke ruangan Cakrawala?” gumamnya.

Sedangkan Lea yang kini sudah duduk saling berhadapan dengan dokter Cakrawala, tersenyum tipis.

“Ada yang bisa saya bantu, Bu?” tanya Cakrawala.

“Ya, Dok. Saya ingin berkonsultasi,” jawab Lea. “Begini Dok, sudah dua Minggu saya merasakan pusing bahkan disertai demam. Alhamdulillah kemarin setelah berobat ada perubahan. Hanya saja, kepala saya nggak berhenti sakit.”

“Bagaimana dengan siklus menstruasinya?”

“Biasanya saya memang sering telat, Dok. Bahkan saya biasanya mentruasi dua bulan sekali,” jelas Lea.

Dokter Cakrawala mengangguk pelan mendengar penjelasan dari Lea. Namun, sebagai seorang dokter kandungan, ia tahu benar jika saat ini pasiennya itu sedang berbadan dua.

Ia membuka laci meja mengambil sebuah testpack lalu memberikannya pada Lea.

“Ini?” Lea tampak bengong seraya meraih benda itu dari sang dokter. “Maksud dokter ...?”

“Ya, testpack kehamilan. Dari keluhan pertama Ibu, saya sudah bisa mendiagnosa jika Ibu sedang hamil,” jelas Cakra dengan seulas senyum.

Lea kemudian beranjak dari tempat duduk kemudian meninggalkan ruangan itu sebentar. Dengan harap-harap cemas ia masuk ke salah satu toilet terdekat.

Beberapa menit berlalu ....

Lea bergeming sembari memandangi alat testpack yang masih dipegangnya. Bahagia sekaligus merasa bersalah bercampur menjadi satu.

Entah, ia ingin berkata apa? Tadinya, ia yang sudah memutuskan menjadi sorrogate mother terpaksa harus menunda rencana itu. Di sisi lain ia takut jika Bagas kecewa, pun begitu dengan Melissa yang tentunya akan sangat marah padanya.

“Mas Bagas ... Mbak Melissa, maafkan aku,” ucap Lea dengan lirih kemudian keluar dari toilet.

Sesaat setelah berada di ruangan dokter Cakrawala, Lea kembali duduk di tempat.

“Dok, saya positif.”

...----------------...

Oligomenorea\= Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari atau mendapat haid kurang dari 8–9 kali dalam kurun waktu setahun.

Terpopuler

Comments

Masfaah Emah

Masfaah Emah

akhirnya Lea hamil anaknya Bagas, klau gtu ga jdi dong benihnya Melisa d titip k Lea kan Lea Nya hamil anaknya Bagas 💪

2024-05-26

0

YuWie

YuWie

kok yk pas men konangan karo melisa

2024-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!