“Ini mobil baru mu?” Tanya Eila pada Rey saat diarea parkir bawah kondominium.
“Punya Tuan.” Jawab enteng Rey dan membuka mobil pribadinya sendiri.
”Hah!!! Sejak kapan?” Eila bergegas masuk kedalam mobil SUV milik Rey.
“Semalam.”
”Keluarga Drake sungguh terlalu.” Eila seketika merasa kecil dihadapan keluarga Drake.
“Apa dia berencana tinggal lama?”
”Entahlah. Kantor cabang disini tidak pernah di urus olehnya. Semua dalam kendaliku selama ini.”
”Tapi dia pasti akan kembali ke Inggris bukan?”
”Ya. Bagaimanapun kantor utama tidak bisa ditinggal lebih lama.”
Eila bernafas lega. Meski tidak tahu kapan, setidaknya ada titik terang bahwa Davian tetap harus meninggalkannya. ia sudah bersusah payah mencari pekerjaan dan mengikuti segala test di China hanya untuk menghindar dari Davian. Otaknya sudah bekerja keras sejauh ini, berharap dapat hidup jauh dari pria arogan itu.
“Aku akan kekantor. Kau pulang jam berapa?”
“Tidak perlu menjemput ku. Aku bisa pulang sendiri nanti.”
”Aku tidak yakin Tuan akan…”
”Baiklah, nanti aku kabari kembali.” Eila menyerah, ia bergegas keluar dari mobil Rey.
Bahkan Davian tidak akan membiarkan Eila pulang larut atau sekedar main berkumpul bersama teman-temannya. Saat Davian berada dirumah berarti Eila juga harus ada dirumah.
Eila melangkah seorang diri memasuki gedung kampus yang besar. Melapor diri bahwa dia akan mengikuti segala bentuk kegiatan belajar dikampus itu.
BIIP BIIP
“Kau dimana?” Sapa seorang pria dari handphone Eila.
”Aku masih dikampus.”
”Kebetulan kalau begitu, aku melewati kampus. Aku jemput sekalian sebelum ke gedung asrama. Tunggu aku.”
”Dallen tapi…”
BIP
Panggilan diakhiri. Eila mencoba menghubungi kembali nomor Dallen namun tidak dijawab oleh pria itu. Dallen merupakan mahasiswa perpindahan kedokteran, keluarganya memiliki sejumlah rumah sakit besar. Dallen Asher merupakan teman pria terdekat Eila, ia juga mengenal Davian. Sangat mengenalnya. Namun Dallen tidak pernah mengambil pusing dengan segala perlakukan Davian padanya. Pria pencemburu jika Eila menghabiskan waktu dengan orang lain, Dallen sangat menghapal karakter Davian
”Eil masuklah.” Sapa Dallen dari dalam mobil yang tiba dihadapan Eila.
”Dallen aku tidak yakin, aku harus segera kembali.”
TIINN TIIINN
Suara klakson mobil dibelakang Dallen sudah memberi peringatan untuk tidak berhenti terlalu lama.
“Masuklah dulu.” Pinta Dallen, dengan terpaksa Eila segera masuk kedalam mobil Dallen.
”Apa dia disini juga?” Tanya Dallen membaca raut cemas wajah Eila.
”Ya.” Jawab Eila seakan paham yang dimaksud Dallen.
”Kau tinggal bersamanya?”
”Ya. Paman Drake meminta ku untuk…”
”Keluarga Drake ini. Kapan akan melepaskan mu.” Kesal Dallen.
Dallen merupakan sahabat masa kecil Eila. Ia berjuang untuk terus bisa bersama Eila, mulai dari sekolah hingga cita-cita. Memiliki perasaan pada Eila sudah sangat lama namun ia hanya dapat memendamnya. Bukan karena keluarga Drake atau Davian. Tapi ia menyadari bahwa Eila tidak memiliki perasaan yang lebih untuknya, tidak ingin renggang dan canggung maka Dallen memilih menyimpan perasaannya.
(Gedung Asrama. Aula utama)
“Ayo turun.” Dallen membuka pintu mobil untuk Eila.
Eila terlihat ragu memperhatikan jamnya. Bahkan handphonenya lowbatt, semalam ia lupa mengisi daya baterai setelah turun dari pesawat
“Hanya satu jam. Kau seorang dokter, butuh bersosialisasi. Mereka kolega mu juga Eil.” Dallen memberi pengertian saat Eila terlihat ragu untuk bergabung dalam pertemuan tersebut.
Eila memutuskan menghadiri pertemuan tersebut. Perkumpulan dari siswa penukaran dan siswa yang melanjutkan studinya.
Dallen sudah lebih dulu tinggal di Shenzhen, beberapa bulan lebih cepat daripada Eila. Karena harus mengurus rumah sakit milik keluarganya, ia sangat senang saat mendapat kabar dari Ivy bahwa Eila memutuskan untuk mencari kerja di Shenzhen dan melanjutkan gelar spesialisnya.
“Dallen…” Sapa seorang wanita cantik, “Siapa dia, wanita mu?”
“Kenalkan, Eilaria… Dia dokter muda yang pernah kuceritakan, dia akan mulai bekerja di rumah sakit pusat.” Jawab Dallen.
“Kau kuliah juga disini?” Tanya Mia.
”Ya… Aku mengambil bidang Pediatri.” Jawab Eila.
”Berapa usia mu, kau terlihat masih sangat muda.” Ledek seorang pria.
“Dia menyelesaikan kuliah nya lebih cepat dari pada seharusnya.” Puji Dallen.
”Kau sudah memiliki pacar?” Goda pria lainnya.
”Hei sudahlah. Jangan buat dia canggung.” Balas Dallen.
”Kau dari London? Kemarilah aku perkenalkan dengan mereka yang sebidang dengan mu.” Ujar Mia.
Mia menarik tangan Eila dengan hangat. Ya, Eila masih terlalu muda untuk mereka yang sudah tamat kuliah. Semenjak kehilangan orang tuanya, Eila merasa harus bisa membanggakan keluarga Drake dengan pendidikannya. Disisi lain ia berharap segera dapat berkuliah dan bekerja menghasilkan uang sendiri untuk dapat hidup mandiri dan bebas. Nyatanya Davian akan terus mengontrol dirinya.
“Haaii semua… Aku memiliki adik baru. Dia sepertinya angkatan termuda kita tahun ini.” Sahut Mia memperkenalkan Eila pada rekan seangkatannya.
Eil merasa canggung diperkenalkan dengan banyak orang. Terlebih saat ia memasuki pintu, pria disudut ruangan selalu menatapnya. Dan kini pria itu tepat dihadapannya.
“Hai, aku Jillian Aaron dan kau ?” Tanya pria itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Suaranya sangat tenang dan halus. Pria yang sedari tadi menatapnya dari sudut ruangan itu.
“Eila… Eilaria.” Jawab singkat Eila menyambut jabat tangan itu dengan senyum menawannya.
Sama seperti Dallen, Eila enggan menyebut nama keluarga Drake yang disematkan padanya.
“Eilaria Drake?” Sebut seseorang saat membaca data pribadi Eila dari tabletnya, “Kau dari Briston, Inggris?”
Eila terperanjat mendengarnya. Tidak ada yang tidak mengetahui keluarga besar Drake di wilayah Eropa. Donatur utama dalam industri medis dan sistem IT.
”Ya…” Ucap Eila. Sungguh beban menyandang nama Drake dibelakang namanya.
“Data dirimu sangat menarik.” Ucap pria itu lagi.
”Wow… Aku tidak tahu jika keluarga Drake memiliki seorang anak perempuan.” Balas seorang perempuan. Jian Mu. Senior Eila nantinya, seorang perempuan yang penuh ambisi.
Eila terdiam cukup lama. Ia sungguh tidak ingin memperkenalkan dirinya dari keluarga Drake. Keluarga konglomerat yang memiliki kuasa di wilayah barat.
”Apa kau akan tinggal diasrama?” Tanya Jillian menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Eila untuk duduk. Ia menyadari ada rasa tidak nyaman menyergap Eila dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
”Tidak. Aku tinggal diluar.”
”Sayang sekali. Kenapa tidak tinggal di asrama?” Tanya Mia.
”Ada beberapa hal yang harus aku lakukan diluar, untuk mempermudah mobilitas ku saja.” Jawab Eila.
“Eila…” Dallen datang menghampiri, “Dari Ivy penting.” Segera Dallen menyerahkan ponsel nya pada Eila.
“Kenapa dengan handphone mu?” Kesal Ivy setengah berteriak saat mendengar Eila menyapanya, “Kau tahu profesor Duan berkali-kali menghubungiku. Dia kesulitan menghubungi mu.”
“Handphone ku mati.” Eila mencari ponselnya didalam tas dan Jillian langsung mengambil handphone Eila dengan peka langsung mengisi daya baterai handphone tersebut menggunakan powerbank miliknya. “Terimakasih.” Bisik Eila.
“Kau tahu sekarang jam berapa, dia sepanjang malam mencari mu.”
”Maafkan aku. Setelah ini aku akan menghubunginya.”
“Profesor meminta berkas laporan yang sudah direvisi. Dia menunggunya sebelum jam tujuh pagi ini.”
“Jam tujuh? Waktu mana?”
”Inggris Eil. London.”
Eila melihat jam tangannya. Dan sekerang di London sudah jam 5 pagi.
Eila bahkan tidak membawa laptopnya. Sungguh merepotkan.
“Baiklah. Akan aku usahakan.”
”Harus. Atau dia akan memaki kita lagi.” Ivy segera mengakhiri panggilannya.
Eila sungguh bingung, ia menghampiri Dallen namun tangannya dicegat oleh Jillian.
“Kau butuh laptop? Kau bisa pakai punyaku.” Tawar Jillian.
Jillian adalah pria yang duduk disudut ruangan, dari awal kedatangan Eila bersama Dallen ia sudah terpikat pada Eila. Penampilan sederhana Eila mampu memikat pria manapun, cantik dan cerdas. Entah ini yang disebut cinta pada pandangan pertama atau bukan. Tapi bagi Jillian ini pertama baginya menyukai seorang wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
reecka
lanjut thor
2024-03-22
0