Cucu Guru Fang

Pagi hari seperti biasanya, Ran, Lin Lin, Shin dan guru Shiki sedang bermeditasi untuk memenangkan pikiran. Setelah melakukan meditasi, Ran bersiap-siap untuk berlari di ikuti oleh Shin dari belakang. Shin menemani Ran berlari untuk mengamati dan menjaga Ran bila terjadi sesuatu.

Seperti biasanya, Lin Lin berlatih bersama guru Shiki agar ia mendapat kemampuan dalam bela diri.

" Guru, apakah engkau tahu siapa yang akan melatihku memanah?" tanya Lin Lin yang penasaran siapa guru yang akan melatihnya dalam memanah.

" Fang pernah bilang bahwa yang akan melatih mu adalah cucunya sendiri." jawab guru Shiki.

" Siapa cucu dari guru Fang?" tanya Lin Lin kembali, karna ia merasa penasaran dan tidak sabar akan dilatihnya.

" Aku belum tahu namanya." jawab guru Shiki.

" Dia laki-laki atau perempuan?" dengan rasa penasaran Lin Lin bertanya kembali.

" Kurasa dia perempuan." dengan ragu guru Shiki menjawabnya.

Akhirnya Lin Lin melanjutkan latihannya. Setelah selesai latihan Lin Lin kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan, sebelum memasak Lin Lin memberi makan Kukuru terlebih dahulu. Ia kemudian kembali pergi ke dapur untuk memulai memasak.

Beberapa saat kemudian Ran kembali bersama Shin, mereka langsung beristirahat terlebih dahulu. Ran pergi membersihkan diri terlebih dahulu habis itu disusul oleh Shin.

Sehabis membersihkan diri Ran bermain-main bersama Kukuru terlebih dahulu, karena Lin Lin masih belum selesai memasaknya. Kemudian guru Shiki membantu Lin Lin dalam menyiapkan masakannya.

Setelah selesai menyiapkan masakan, mereka pun menyantap makanan yang dihidangkan oleh Lin Lin. Dengan sangat lahap Ran dan Shin memakan dengan porsi yang besar. Mereka pun merasa kekenyangan, mereka sampai kesulitan untuk berdiri.

Malam pun tiba, Ran dipanggil oleh guru Shiki untuk kembali berlatih tongkat Riu Jing Hao. Ia disuruh untuk melakukan gerak melayang mengunakan tongkat Riu Jing Hao. Guru Shiki memberikan contoh teknik gerak melayang dengan Riu Jing Hao.

Karena guru Shiki merupakan pemilik dari tongkat Riu Jing Hao pun dengan mudahnya mengunakannya. Karena ia sudah terlalu tua untuk mengunakannya, maka dari itu ia memberikan tongkat sakti Riu Jing Hao kepada Ran.

Ran mengalami malam yang panjang dengan berlatih gerak melayang mengunakan tongkat Riu Jing Hao. Akhirnya ia berhasil melakukan gerakan tersebut, walaupun hanya sebentar tapi ia tetap berhasil melakukan.

Setelah berhasil melakukannya, kemudian guru Shiki menyuruh Ran untuk beristirahat terlebih dahulu dan melanjutkan latihannya setelah ia bermeditasi yang sehabis itu dilanjut dengan berlari.

Keesokan harinya, Ran membangunkan Shin ketika matahari belum terbit. Ia ingin berlatih berpedang bersamanya terlebih dahulu.

" Shin!! Shin!! Bangun!!!" seru Ran yang mencoba membangunkan Shin.

" Iya, ada apa?" tanya Shin yang masih menutup matanya.

" Tolong ajari aku berpedang terlebih dahulu." Kata Ran sambil memohon untuk bisa diajari berpedang.

" Baiklah." jawab Shin dengan lirih.

Akhirnya mereka berdua pergi ke halaman depan untuk berlatih. Di situ Shin mengajari Ran cara memegang pedang dengan benar dan cara mengayunkannya.

" Seperti ini."

" Bukan."

" Terus bagaimana?" tanya Ran.

" Kau harus memeganginya seperti ini." jawab Shin.

" Apakah seperti ini?" tanya Ran.

" Ya, betul, coba ayunkan."

" Wussss.. Wussss." suara ayunan pedang.

" Ya bagus, kau berhasil mengunakan teknik dasar berpedang." ujar Shin.

Guru Fang yang melihat itu pun menghampiri mereka berdua.

" Apa yang kalian lakukan sepagi ini, bukankah tidak ada jadwal latihan sepagi ini." kata guru Fang dengan tegas.

" Maaf, guru ini salahku karna menyuruh Shin untuk mengajariku." Ran memohon ampun kepada guru Fang agar Shin tidak dihukum.

" Kalau begitu, sebaiknya Shin yang mengajarimu cara berpedang saja." kata guru Fang sambil membalikkan badan dan meninggalkan mereka.

" Tapiiiiiii.." Ran dengan muka terkejut.

" Baik guru." Shin menerima untuk menjadi guru Ran.

Tak lama kemudian matahari terbit, mereka berdua pun pergi ke halaman belakang untuk bermeditasi. Beberapa saat kemudian datanglah Lin Lin yang juga akan melakukan meditasi.

Setelah selesai melakukan meditasi, Ran bersama Shin lanjut berlari seperti biasanya. Mereka berdua sekarang sudah sangat akrab sekali, sudah hampir seperti saudara sendiri. Meraka selalu menjalani latihan demi latihan mereka lalui bersama-sama.

Sekarang adalah waktunya Ran berlatih berpedang bersama Shin. Sebelum berlatih berpedang, Ran terlebih dahulu diajarkan untuk melakukan latihan fisik. Ia disuruh oleh guru Shiki berlatih bela diri bersamanya dan juga Lin Lin.

Setelah berlatih bela diri bersama guru Shiki, Ran kembali menemui Shin untuk berlatih berpedang. Namun, Shin menyuruh Ran untuk beristirahat terlebih dahulu dan akan berlatih berpedang setelah selesai makan bersama. Mereka akan berlatih berpedang pada saat malam hari di halaman belakang.

" Sebaiknya kita berlatih nanti aja." ujar Shin kepada Ran.

" Baiklah." jawab Ran.

" Kamu beristirahat lah terlebih dahulu." kata Shin.

Kemudian Lin Lin bertanya kepada guru Shiki. " Guru, kira-kira kapan aku bisa berlatih memanah?"

" Aku belum tahu, yang pasti kamu harus menunggu orang yang akan melatihmu." jawab guru Shiki.

Setelah melakukan makan bersama seperti biasanya, Ran pergi menuju kamarnya untuk mengambil pedang miliknya.

" Shin, ayo berlatih." ajak Ran yang menyuruh Shin untuk berlatih berpedang.

" Kamu ke halaman belakang terlebih dahulu, nanti aku menyusul." jawab Shin.

" Baiklah, aku pergi dahulu." jawab Ran.

Akhirnya Ran pun menurut perkataan Shin yang menyuruhnya pergi ke halaman belakang terlebih dahulu. Ia mengajak Kukuru untuk menemani pergi ke halaman belakang sembari menunggu Shin datang.

Tak lama kemudian Shin datang membawa pedangnya. Ia menyuruh Ran untuk berlari mengelilingi halaman belakang sebanyak sepuluh kali putaran dan melakukan lima puluh kali gerakan push up, sebelum berlatih.

Ran pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Shin. Ia melakukan demi bisa menjadi lebih kuat lagi dan lagi agar ia bisa membalaskan dendam kepada sekelompok orang berjubah hitam.

Setelah mengelilingi halaman belakang sebanyak sepuluh kali putaran, Shin menyuruhnya untuk beristirahat sejenak.

" Ran, beristirahat sejenak dan sehabis itu lakukan gerakan push up sebanyak lima puluh kali." kata Shin.

Setelah beristirahat sejenak, Ran kembali berlatih. Ia melakukan hal yang disuruh oleh Shin, yaitu melakukan gerakan push up sebanyak lima puluh kali. Setelah melakukan lima puluh kali gerakan push up, akhirnya Ran diperbolehkan untuk mengambil pedangnya.

" Baiklah! Tanpa berlama-lama, sekarang saatnya untuk kau bertarung melawan ku!" seru Shin yang mengajak berduel bersama Ran dalam berpedang.

" Tapi....."

" Tidak ada tapi tapian!"

" Bersiaplah Ran!" seru Shin.

" Baiklah." jawab Ran.

Akhirnya bertarung.

" Haaaaa!" seru Ran.

" Whosssh!" suara ayunan pedang milik Ran, yang terlebih dahulu menyerang.

" Duag!"

" Ugh!"

Ran terjatuh ketika berhadapan dengan Shin. Ia mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya, kemudian Shin mengarahkan pedangnya ke arah wajah Ran.

" Ayo berdiri Ran!"

" Baiklah."

Ran menyerang Shin dengan sangat berambisi, ia sangat bersemangat melawan Shin.

" Tang! Bang! Tang!" suara goresan pedang antara Ran dan Shin.

" Huh! ah!" sekali lagi Ran dijatuhkan oleh Shin. Sambil mengelap mulutnya yang mengeluarkan darah, Ran mencoba untuk bangkit kembali.

" Berdirilah dan lakukan lagi!!" sambil berapi-api, dengan tegasnya Shin menyuruh Ran untuk melakukannya lagi.

" Tang!! Bang!!! Bangg!!!"

" Ahh!!" suara Ran menjerit kesakitan.

" ugh!!! Ahh!!"

" Ayo Ran sekali lagi!!!" seru Shin.

" Ahh!!"

" Lagi!! Sekali lagi!!!"

Setelah berlatih berpedang bersama Shin, kemudian ia disuruh untuk mengobati lukanya dengan Lin Lin.

" Kamu kuat Ran." ujar Lin Lin yang sambil mengoleskan minyak obat.

" Pedang milik Shin terlalu cepat, berat, dan kejam." ujar Ran.

" Tapi kamu bisa menahannya dan hanya mengalami luka sedikit." kata Lin Lin yang terus mengobati luka Ran.

" Serangannya begitu kuat, sampai aku tidak bisa merasakan bahwa dia sedang berbelas kasih kepadaku." ujar Ran.

" Baiklah sudah selesai, sekarang beristirahatlah." kata Lin Lin.

Ran pun kembali ke kamar untuk segera beristirahat. Saat di jalan akan menuju ke kamarnya, tiba-tiba dua anak panah melesat mengarah ke arahnya secara bersamaan. Setelah itu disusul oleh pemanah misterius itu.

" Pantas saja kau tidak dilatih langsung oleh guru Fang." kata pemanah misterius tersebut sambil mengejek Ran.

" Apa maksudmu?" tanya Ran kepada pemanah misterius tersebut.

" Berlatih bersama Shin saja kau sudah mengalami luka sebanyak ini." jawab si pemanah misterius.

" Apakah kau pernah berlatih bersama guru Fang?" tanya Ran kembali kepada pemanah misterius tersebut.

" Iya, kau juga tidak begitu kuat. Ketika berhadapan dengan para bandit kau hampir kalah dan juga ketika berhadapan dengan para penjahat kau juga hampir mati ditangannya."

" Siapakah kau?" tanya sekali lagi Ran kepada pemanah misterius tersebut.

" Aku Rose, namaku Rose dan kau." jawab si pemanah misterius tersebut bahwa nama adalah Rose.

" Hah." Ran dengan muka terkejut mengetahui bahwa si pemanah misterius itu adalah perempuan.

" Kenapa?" tanya Rose.

" Kau perempuan?" jawab Ran sambil terkejut.

" Iya, jadi siapa namamu?" tanya Rose sambil melepaskan topengnya.

" Namaku Ran." jawabnya.

" Baiklah, sampai juga Ran." Rose berlatih meninggalkan Ran yang akan menuju ke kamarnya.

Setelah Rose pergi, Ran kembali menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Ran menceritakan tentang pertemuannya dengan Rose kepada Shin.

" Dari mana saja kau?" tanya Shin.

" Tadi aku habis di hadang oleh pemanah misterius." jawab Ran.

" Siapa?" tanya Shin.

" Rose nama pemanah misterius itu Rose." Jawab Ran.

" Dimana kau bertemu dengannya?" tanya Shin.

" Pada saat akan berjalan ke arah kamar." jawab Ran.

Akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk tidur dan melanjutkan latihan pada esok harinya. Keesokan harinya seperti biasanya, Ran membangunkan Shin yang masih tertidur.

Kemudian setelah membangunkan Shin, Ran pergi ke belakang untuk membasuh mukanya terlebih dahulu. Setelah membasuh muka, Ran bersama Shin pergi menuju ke halaman belakang. Sesampainya di sana, Ran tidak melihat Lin Lin maupun guru Shiki yang biasanya telah melakukan meditasi.

" Dimana mereka?" tanya Ran yang merasa terheran-heran.

Setelah itu, Ran pergi untuk memberi makan Kukuru seperti biasanya. Setelah memberi makan Kukuru Ran mengajak Shin untuk berlari terlebih dahulu sebelum melakukan meditasi.

" Shin ayo kita berlari dahulu." ajak Ran kepada Shin untuk berlari terlebih dahulu.

" Bukankah kita berlatih bermeditasi terlebih dahulu baru itu kita berlari." jawab Shin.

Tak lama kemudian guru Fang datang, ia menyuruh Ran dan juga Shin untuk menunggu Lin Lin dan juga guru Shiki datang.

" Kemana mereka pergi, tak seperti biasanya?" tanya Ran kepada guru Fang.

" Lin Lin pergi berlatih memanah dan Shiki menemaninya." jawabnya.

" Siapa yang melatih Lin Lin kalau bukan guru Shiki?" tanya Ran kembali kepada guru Fang.

" Cucuku yang melatihnya." jawab guru Fang.

" Apakah cucumu bernama Rose?" tanya Ran kembali sambil menanyakan apakah cucu guru Fang yang sedang melatih Lin Lin bernama Rose.

" Dari mana kau tahu namanya? Padahal aku belum memperkenalkannya." tanya guru Fang yang penasaran Ran mengetahui nama cucunya.

" Iya Ran, kau tahu dari mana, aku saja tidak mengetahuinya." ujar Shin kepada Ran.

" Tadi malam kan aku sudah memberikan tahumu." dengan agak kesal jawab Ran kepada Shin.

" Oh iya, aku lupa, maaf."

" Dia menemuiku kemarin malam saat aku hendak pergi untuk beristirahat setelah berlatih." jawab Ran kepada guru Fang.

" Kalian berdua bermeditasi lah terlebih dahulu sebelum kalian berlari." ujar guru Fang kepada Ran dan Shin.

Akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk berlatih bermeditasi sambil menunggu guru Shiki dan juga Lin Lin pulang. Tak lama kemudian mereka pun tiba, Ran memutuskan untuk tidak melanjutkan latihan meditasinya, ia langsung menemui Lin Lin.

" Lin, dimana guru yang mengajari memanah?" tanya Ran sambil melihat sekeliling, ia tidak menemukan adalah Rose bersama Lin Lin dan juga guru Shiki.

" Dia pergi." ujar guru Shiki sambil pergi menuju dapur.

" Hah!!"

" Kenapa Ran? Apakah kau mengenalnya?" tanya Lin Lin yeng merasa terheran-heran.

Tak lama kemudian Shin pun datang, ia langsung memarahi Ran karena telah meninggal latihan meditasi untuk pergi ke halaman depan.

" Rannnnn!!!!!!" teriak Shin dengan muka marah.

" Aduh!"

" Habis ini akan ku ajari kau cara mengunakan pedang yang benar dan kita akan berduel lagi, tunggu kau jangan lariiii!!!" Teriak Shin dengan terus mengejar Ran yang berlari meninggalkan Lin Lin.

" Aku tak sengaja menolongnya."

" Hah!!"

" Kenapa?"

" Guru, bukannya kau bilang akan pergi dan menemuiku esok hari."

" Bukannya ini rumahku ya, kenapa aku nggak boleh pulang." jawab Rose kepada Lin Lin.

" Oh iya, kau kan cucu guru Fang. Maaf guru aku lupa." jawab Lin Lin kepada guru barunya yang mengajarinya berlatih memanah.

Akhirnya Lin Lin dan Rose pergi kedalam, Rose memutuskan untuk tidur satu ruangan bersama Lin Lin. Setelah beberapa saat kemudian, Shin datang bersama Ran yang sudah babak belur di buatnya. Lin Lin yang melihat Ran babak belur pun menyuruhnya untuk pergi kedalam dan ia akan pergi mengambil obat.

Setelah beberapa saat kemudian Lin Lin bersama Rose kembali menemui Ran, Lin Lin mengobati luka memar yang Ran alami akibat dipukuli oleh Shin.

" Makanya jangan buat aku marah, tahu kan rasanya!" dengan agak kesal jawab Shin kepada Ran.

" Iya maaf, aku salah." jawab Ran kepada Shin dengan merasa bersalah.

" Shin, kau keterlaluan." kata Lin Lin.

" Itu hukum karena dia tidak patuh terhadapku." jawab Shin kepada Lin Lin.

" Itu bukanlah salah Shin, aku yang salah." ujar Ran.

Akhirnya Shin memutuskan untuk pergi beristirahat. Lin Lin terus mengobati luka Ran. Setelah mengobati luka Ran, Lin Lin pergi ke dapur untuk memasak makanan bersama guru Shiki.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!