Lexia berkeliling melihat-lihat tas yang berjejer. Dia ingin membeli tas baru selain itu dia juga ingin membeli sepatu. Sementara Zayn memilih duduk di sofa yang ada di store itu menunggu kakaknya berbelanja. Menyebalkan sekali jika harus menemani kakaknya shopping, lama dan membosankan. Tadi Lexia sudah menawarkan akan membelikan sesuatu yang di inginkan oleh Zayn, tetapi sang adik menolaknya dan mengatakan dia tidak berpikir untuk membeli sesuatu yang baru.
Zayn duduk bersandar di sofa dan terdiam seolah sedang merenung. Sudah sekian tahun dia mengawasi kehidupan Freya, memastikan bahwa semua kebutuhan Freya terpenuhi. Freya bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik dan tidak kesulitan dalam hal apapun meski Freya hidup sebatang kara. Dulu di awal Zayn tentu meminta bantuan dari keluarganya untuk memastikan kehidupan Freya baik-baik saja, tetapi setelah dia sendiri bisa membuat perusahaan, Zayn mengambil alih semuanya dan memastikan sendiri keadaan Freya dan menanganinya sendiri. Dan itu berlangsung sampai saat ini. Zayn hanya tidak ingin mendengar bahwa dia bersembunyi di balik nama besar keluarganya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di Amerika, Zayn pulang lagi ke Indonesia. Dan dia membeli sebuah perusahaan elektronik yang hpir bangkrut. Dia lalu mengembangkan perusahaan itu dengan sangat cepat hanya dalam beberapa tahun saja. Mengganti nama perusahaannya dan mengembangkannya dengan merekrut beberapa orang yang Zayn ketahui mampu menguasai teknologi terbaru yang bisa Zayn gunakan di produk elektronik yang akan dia keluarkan. Dan itu ternyata berhasil. Perusahaannya saat ini bahkan mampu menduduki posisi 5 besar perusahaan elektronik sejenis di negara ini. Dan pabriknya sudah tersebar di beberapa kota.
Zayn menatap kosong ke arah depan. Ingatannya kembali melayang pada kejadian itu, kejadian yang merubah seluruh alur kehidupannya menjadi Zayn yang dingin dan kaku tetapi penuh dengan kebaikan hati yang luar biasa. Begitulah penilaian orang-orang terhadap dirinya saat ini.
9 tahun silam.
"Ini adalah hadiah ulang tahunku dari orang tuaku dan baru ada tiga disini," gumam Zayn bangga pada teman-temannya waktu itu. Dia baru saja berulang tahun yang ke 17. Zayan memang saat itu bersekolah disini, dimana memang keluarganya memiliki yayasan dimana yayasan itu memiliki sekolah mulai dari kelompok bermain hingga universitas bertaraf international. Zayn memang tumbuh di Amerika dengan orang tuanya, tetapi saat lulus sekolah menengah pertama, dia dan Zack pulang ke Indonesia dan tinggal bersama dengan kakek neneknya. Sementara Lexia ketika itu memilih melanjutkan pendidikannya di Amerika sama seperti Ayahnya dulu, karena Lexia ingin menekuni ilmu sains dan astronomi.
Mobil sport keluaran terbaru ketika itu di hadiahkan oleh Ariel, kakek Zayn. Karena Zayn sendiri yang meminta hadiah mobil, sedangkan saat itu Zack meminta hadiah liburan ke luar negeri saat libur sekolah tiba. Semua teman Zayn mengagumi mobil sport warna merah yang diparkir Zayn di area parkir sebuah cafe.
"Gila Zayn, sepertinya mobil ini enak sekali dibawa ngebut!", seru salah satu temannya.
"Of course, namanya juga mobil sport."
"C'mon Let's try." seru salah seorang temannya yang lain.
Zayn tertawa bangga dengan kenakalan masa mudanya waktu itu. Sebenarnya Kyros & Gienka sudah melarang zayn meminta hadiah mobil, mengingat Zayn saat itu belum memiliki surat ijin mengemudi. Tetapi dengan rayuan yang begitu luar biasa yang di lakukan Zayn pa Ariel atau Zayn biasa memanggilnya Appu, akhirnya Ariel pun menuruti keinginan cucunya itu. Sayangnya Zayn berteman dengan orang-orang yang salah. Zayn jadi terpengaruh dengan teman-temannya dan menjadi remaja yang cukup bandel. Berbeda dengan Zack, yang lebih memilah-milah ketika berteman. Meski saudara kembar, circle pertemanan Zack berbeda dengan Zayn. Zack juga mengatakan terus terang kepada sang kakak agar tidak berteman dengan orang-orang utu, karena Zack sama sekali tidak menyukai mereka. Akan tetapi Zayn tidak mendengarkan nasehat Zack. Zayn tetap pada pendiriannya dan keras kepalanya. Zack pun tidak bisa melakukan apapun dan membiarkan sang kakak dengan kehidupannya seperti itu.
Malam itu Zayn dan teman-temannya memilih mabuk-mabukkan dan berpesta pora. Dan malam itu pula Zayn belajar bahwa kesenangan sesaat kadangkala bisa merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. Mobil yang dia kendarai dalam keadaan mabuk, menabrak sebuah taksi yang berjalan pelan di jalur berlawanan. Pengemudi taksi itu tewas seketika.
Keluarga Zayn tentu sangat shock mendengar ada kejadian seperti itu. Bahkan Kyros dan Gienka juga langsung pulang ke Indonesia. Aditya dan Ariel juga berusaha untuk menangani permasalahan yang di hadapi cucu mereka. Sebisa mungkin mereka tentu akan tetap bertanggung jawab dengan baik terhadap keluarga korban. Aditya dan Ariel tidak mau memanfaatkan kuasa mereka sebagai pengusaha yang terkenal meski tentu cibiran dan pemikiran buruk tetap mereka dapatkan dari orang-orang yang melihat kecelakaan ini dari sudut pandang yang lain. tetapi Aditya dan Ariel mengabaikan itu dan meminta pertanggung jawaban dari Zayn atas apa yang terjadi.
Sayangnya, Zayn sendiri waktu itu lebih mencemaskan keadaannya daripada memikirkan supir taksi yang tewas itu. Toh supir taksi itu lebih beruntung langsung tewas, tidak merasakan sakit seperti dirinya.
Limpa Zayn terbentur keras, bengkak, sehingga memerlukan perawatan dan pengobatan khusus, dan rasa sakitnya sungguh tidak terkira. Bahkan Zayn sempat menyalahkan supir taksi yang menurutnya kurang ajar. Kenapa bisa ada di jalan yang berlawanan dengan dirinya sehingga membuatnya tertabrak.
Semua permasalahan dibereskan dengan cepat oleh keluarganya. Zayn langsung di kirim ke Singapura untuk menjalani pengobatan. Sampai 6 bulan kemudian setelah kecelakaan itu, dia pulang ke Indonesia lagi.
Mamanya, yaitu Gienka yang biasa Zayn panggil Mommy adalah putri dari Ariel. Gienka memang tinggal di Amerika dengan suaminya dan disana Gienka bekerja untuk mengurus salah satu hotel milik Papanya. Dan Gienka pun mencoba mengingatkan putranya yang terbaring di tempat tidurnya.
"Kau tidak pernah ingin tahu tentang mereka?" tanya Gienka saat itu.
Zayn yang saat itu merasa bosan karena masih harus beristirahat di rumah dan tidak bisa keluar rumah menatap mamanya dengan marah dan kesal.
"For what Mom?, Bukankah Apap dan Appu sudah memberikan tunjangan yang sepadan buat mereka? Mungkin malahan lebih banyak dari yang bisa dihasilkan supir taksi itu ketika dia hidup". Kesombongan membuat suara Zayn terdengar keras.
Sang mama menggelengkan kepalanya," Supir taksi itu memiliki istri yang sedang berduka juga seorang anak yang masih membutuhkan biaya sekolah. Apakah kau tidak menyesal atas kehilangan yang dialami anak kecil itu, Zayn?"
Zayn merasa terganggu mendengar ucapan mamanya, "Mom, sebenarnya apa yang kau inginkan dari Zayn?"
"Mommy hanya ingin merasa sedikit lega, ingin kau kesana dan meminta maaf langsung. Bahkan selama ini hanya pegawai Apap yang datang kesana dan mengurus semuanya."
Zayn mencibir. "Mereka itu keluarga biasa saja, kalau Zayn datang kesana dan menunjukkan penyesalan, mungkin mereka akan meminta tambahan tunjangan lagi."
"Kalau begitu beri saja. Kau sudah mengambil nyawa seorang ayah Zayn. Berapapun harta yang kau berikan, itu tak akan bisa tergantikan," ujar Gienka berusaha menyadarkan sang putra. Sebagai seorang ibu, Gienka sangat menyesalkan kejadian ini. Dia merasa gagal mendidik anaknya dengan baik.
"Tetapi bukan aku yang salah Mom! Kenapa harus aku yang meminta maaf?" Zayn masih keras kepala.
"Sekarang tidak penting, siapa yang bersalah. Sudah sejauh ini kenapa kau masih belum mengerti juga? Apakah kau masih belum menyesali apa yang terjadi? Begitu banyak hal yang terjadi pada keluarga kita setelah kejadian ini, Apap dan Appu mu menanggung begitu banyak beban sosial Zayn. Jika hanya nilai bisnis itu tidak begitu jadi masalah, tetapi beban sosial untuk keluarga kita yang dampaknya luar biasa. Seolah semua hilang dalam sekejap atas kejadian ini, padahal Apap dan Appu mu selama ini dikenal sebagai orang yang baik, dan dermawan serta murah hati. Tetapi seperti panas setahun di hapus hujan sehari, semuanya hilang begitu saja Nak. Memang nasi sudah menjadi bubur, tetapi setidaknya kau bisa mengurangi beban mereka dengan penyesalanmu dan mendatangi keluarga itu untuk meminta maaf."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments