Pas jam empat sore, Anzel sudah menunggu elina di tempat biasa tadi dia sudah menghubungi Elina dan Elina mengatakan dia akan keluar sebentar lagi karena masih banyak guru yang masih di sekolah.
" maff lama " kata Elina, dia masih takut kalau ia ketauan dengan guru guru yang ada di sini dan Anzel memaklumi nya.
" tadi masalah sekarang kita langsung berangkat saja " kata Anzel, Elina hanya mengangguk.
dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai Anzel langsung memegang tangan Elina untuk berjalan bersama sedangkan Elina dia hanya diam saja dia juga masih deg degan kalau bersama Anzel seperti ini.
" kamu mau laptop seperti apa?" kata Anzel, mereka sudah ada di toko yang menjual laptop.
" yang murah saja, aku tidak tau soal ini " kata Elina, banyak laptop yang bagus yang di pajang nya tetapi Elina tidak mengerti soal seperti ini.
" tolong keluarkan laptop yang bagus buat seorang guru" kata Anzel, dan pegawai di sana pun langsung mengambil beberapa laptop yang keluaran baru.
" ada empat merek laptop yang bagus untuk guru karena mereka akan banyak menyimpan data data dan ini sangat di rekomendasikan, anda bisa melihat lihatnya terlebih dahulu " kata pegawai itu setelah mengeluarkan empat merek laptop keluaran baru.
Anzel pun langsung melihat ke empatnya mana yang bagus untuk Elina dan dia juga tak lupa untuk bertanya soal laptop ini ke pegawai nya.
" saya ambil yang ini saja " kata Anzel, laptop nomor satu yang menurut Anzel sangat cocok untuk Elina apalagi laptop nya tidak berat dan juga penyimpanan nya juga bagus.
" baik apa ada lagi?" kata pegawai itu, sambil mengambil laptop pilihan Anzel tadi.
" sekalian dengan mouse, flashdisk, dan juga tas laptop nya. Oh ya kamu mau ganti handphone?" kata Anzel, dia juga bertanya ke Elina untuk mengganti handphone.
" tidak, ini masih bagus " kata Elina, dia tidak mau merepotkan Anzel dia aja belum tau total semuanya jadi berapa.
" total semuanya jadi empat belas juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah " kata pegawai itu sambil memberikan barang yang Anzel pesan tadi.
Anzel pun langsung mengeluarkan dompet yang ada di dalam saku celananya sedangkan Elina dia kaget dengan harga yang sangat mahal itu dia tidak enak dengan Anzel.
" terimakasih " kata pegawai itu setelah pembayaran selesai. Anzel dan Elina pun langsung ke luar dari toko.
" Anzel makasih banyak " kata Elina, setelah mereka keluar dari toko tersebut.
" sama sama, dengan ini aku yakin kamu akan semangat untuk mengajar. Oh ya mau kemana habis ini " kata Anzel, dia juga senang karena Elina bisa mempunyai laptop sendiri jadi Elina akan semangat untuk mengajar.
" kita pulang saja, sebentar lagi akan makan malam lebih baik di rumah " kata Elina, Anzel pun hanya mengangguk.
mereka pun langsung berjalan ke arah parkiran untuk pulang, tetapi pas mereka sedang berjalan ada seseorang yang memanggil nama Anzel Elina seperti tau suara yang memanggil Anzel mereka pun berbalik badan untuk mengetahui siapa orang tersebut.
" Anzel, mamah panggil panggil kamu tidak mendengar?" kata mamah Lina, dia tidak sendiri dia bersama Sheila dan orang tua Sheila Elina yang tau siapa wanita itu hanya diam.
" ada apa, lagian ini di mall dan sangat ramai jadi Anzel tidak mendengar " kata Anzel, dia tidak lupa untuk memegang tangan Elina Anzel tahu mamahnya ini akan menjelekkan Elina di depan sahabatnya ini Anzel tau watak mamahnya seperti apa.
" kamu ko jarang sekali ke rumah, kemarin Sheila bilang ke temu dengan mu tetapi kamu acuhkan. Anzel dia itu calon istri mu jadi jangan mengacaukan seperti itu, apa gara gara wanita ini kamu jadi seperti gini " kata mamah Mila, sambil melihat Elina yang di samping Anzel.
" kapan Anzel menyetujui perjodohan ini?. Anzel sudah punya istri jadi tidak ada calon istri dan satu lagi emang masalah kalau Anzel mengacuhkan dia tidak ada di kampus Anzel soal itu " kata Anzel, dengan wajah datarnya dia tidak suka mamahnya bergaul dengan sahabat nya ini.
" kamu ko berani melawan mamah, oh apa gara gara dia kamu jadi seperti ini. Ingat ya Anzel mamah tetap akan menjodohkan kamu dengan Sheila kamu engga bisa apa melihat Sheila itu baik, cantik, dan juga terkenal beda dengannya hanya guru honorer yang gajiannya sedikit " kata mamah Lina, dengan muka judesnya sambil melihat ke arah Elina yang hanya diam sedari tadi.
" benar, lagian yang ada nanti uang kamu selalu di porotin terus dengannya orang miskin kalau sudah ke temu dengan orang kaya tuh yang dipikirkan nya tuh uang awas aja uang mu di ambil denganya " kata Dina, sama seperti mamah Lina dia tidak suka dengan Elina yang sekarang menjadi istri Anzel.
Elina yang mendengarnya sakit hati dia engga seperti yang di katakan nya, Elina hanya bisa menangis diam mendengar kata kata dari mereka. Sedangkan Anzel dia sudah marah mendengar kata dari sahabat mamahnya yang sudah menjelekkan istri nya.
" Tante siapa enak sekali bicara seperti itu kalau istri ku mengambil uang ku itu tidak masalah aku sebagai suami juga senang ko, dari pada uang ku dipakai buat pergi ke club dan bermain dengan jal\*ng yang selalu ada di club' lebih baik uang ku di habiskan oleh istri ku " kata Anzel, sambil melihat ke arah Sheila dan meninggikan suaranya supaya orang semua mendengar apa yang di ucapkan oleh Anzel.
Sheila yang dapat tatapan dari Anzel hanya diam, dia tidak tau kalau Anzel tau kebusukan nya selama ini dia sangat malu saat ini sebenarnya orang lain engga tau soal dia tetapi kalau semua orang tau dia akan di keluarkan dari perusahaan nya karena selama ini Sheila bekerja sebagai model dan banyak sekali menyukai Sheila karena kebaikannya itu hanya di depan kamera kalau di belakang kamera mereka engga tau gimana Sheila yang selalu ke club' dan bermain dengan pria belang yang di sana.
" Anzel jaga bicara ku, mamah engga pernah mengajarkan kamu seperti itu. Ini semua pasti gara gara kamu anak saya jadi kurang ajar seperti ini " kata mamah Lina, dia maju selangkah untuk mendekati Elina. Tetapi Anzel langsung membawa Elina ke belakang nya.
" harusnya mamah yang sadar, gara gara mamah berteman dengan dia mamah jadi seperti ini. Masa ada seorang ibu yang menginginkan anaknya menikah dengan wanita yang selalu di masuki oleh pria yang berbeda beda " kata Anzel, dia sebenarnya sangat malu melihat mamahnya seperti ini gara gara sahabatnya mamahnya jadi seorang yang sombong seperti ini Anzel engga pernah di ajari menjadi orang sombong oleh kakek dan neneknya.
Ya selama ini Anzel di asuh oleh nenek dan kakeknya waktu Anzel berumur dua puluh tahun nenek Anzel meninggal kan Anzel selama lamanya ada rasa sedih karena tidak ada nenek yang selalu mendengarkan cerita Anzel. Tetapi Anzel masih senang kalau ia masih ada kakek yang masih sayang dengan Anzel. Soal orang tua Anzel dia hanya sibuk dengan kerja Anzel waktu sekolah selalu di katakan yatim piatu karena orang tua Anzel tidak pernah ke sekolah untuk mengambil rapor ataupun perpisahan sekolah pun mereka tidak datang. Dan sekarang pas Anzel sudah menikah mereka menginginkan Anzel menikah dengan sahabat nya.
" ayo kita pulang, aku sudah lapar " kata Anzel, dia langsung membawa Elina pergi dari sana. Asal kalian tau semua orang pada memvideokan mereka tadi dan ada yang sudah di upload di sosial medianya Anzel tidak masalah soal ini pasti nanti kakeknya akan membantu soal ini.
Anzel hanya kasian saja dengan mamahnya yang harusnya duduk manis di rumah atau mengobrol dengan menantunya tetapi karena sahabatnya yang selalu datang kepadanya membuat mamah Lina pun selalu ikut denganya.
" maff ya, dengan perkataan mereka tadi " kata Anzel, sekarang mereka sedang di perjalanan untuk pulang ke rumah.
" iya tidak masalah ko " kata Elina.
" aku sebenernya sangat malu melihat mamah seperti itu, aku ingin sekali mamah seperti ibu rumah tangga lain yang selalu ada untuk suami dan anaknya apalagi sekarang anaknya sudah menikah harus nya di kasih kata semangat eh ini mah harus menikah dengan pilihannya yang tidak tepat itu " kata Anzel, Elina mengerti perasaan Anzel karena sebelum menikah kakek Bobby menceritakan tentang kehidupan Anzel jadi dia tidak kaget mendengar cerita Anzel tadi.
" kita doakan saja semoga mamah bisa kejalan yang baik " kata Elina, dia tidak mau Anzel bersedih.
Setelah sampai di rumah Elina langsung berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka sedangkan Anzel dia langsung membersihkan badannya terlebih dahulu rasanya sangat lelah sekarang apalagi ketemuan mamahnya tadi.
" ayo Anzel kita makan malam dulu " kata Elina, dia juga sudah mandi dan sekarang mereka sedang makan malam bersama.
Setelah makan malam mereka langsung pergi ke kamar nya Elina juga ingin memasuki data data nya ke laptop baru sekalian belajar memakai laptop baru sama Anzel.
" Anzel ajari aku soal laptop ini boleh " kata Elina.
" ayo sini " kata Anzel, Elina pun langsung menghampiri Anzel yang sedang ada di kasur.
Elina dengan fokus mendengar apa yang di katakan Anzel dan tidak lupa dia melihat apa saja yang Anzel pencet ke laptop nya. Pas mereka sedang asik dengan laptop handphone Anzel pun berbunyi.
" sebentar kakek menghubungi ku " kata Anzel, pas melihat kalau kakek nya menghubungi nya.
" hallo kek, ada apa " kata Anzel, dia tidak lupa menekan ikon loadspeaker nya.
" apa tadi mamah mu itu mempermalukan Elina di tempat umum?" kata kakek Bobby, Elina nya mendengarnya hanya kaget kenapa kakek Bobby langsung tau dengan kejadian tadi di mall.
" bukan mamah tapi Tante Dina sahabat mamah dia sudah menjelekkan pekerjaan Elina " kata Anzel, emang benar kan mamahnya tidak berbicara seperti itu tetapi Tante Dina lah yang berbicara seperti itu.
" mamah mu itu harus di kasih peringatan, kalian ngapain di mall?" kata kakek Bobby.
" jalan jalan saja " kata Anzel.
" yasudah jaga istri mu itu, kalau ada apa apa hubungi kakek " kata Kakek Bobby, dia langsung memutuskan hubungan selulernya dengan Anzel.
" ko kakek tau soal ini " kata Elina, setelah tadi kakeknya menghubungi Anzel.
" kamu engga tau saja kakek tuh, ada orang untuk menjaga kita pasti masalah kecil ini dia akan tau " kata Anzel, dan mereka pun kembali fokus dengan laptop Elina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments