IRA 3

     Sudah pukul tujuh waktunya upacara di mulai Elina dan guru guru lain juga sudah ada di lapangan untuk mengikuti upacara sekolah. Dengan udara yang panas mereka menyelesaikan tugas upacaranya dengan baik ya pasti ada yang kepanasan tetapi mereka masih setia mengikuti upacara nya.

      Semua murid pun di bubarkan dari lapangan untuk masuk ke kelas sama seperti guru guru di sini dia juga menyiapkan untuk mengajar ke kelas kelas yang sudah di jadwalkan, seperti pagi hari ini Elina akan mengajar di kelas sebelah IPA3 dengan mata pelajaran matematika ya pasti murid lain tidak suka matematika ada di pelajaran pertama apalagi baru selesai upacara dengan cuaca panas dan tambah panas lagi pas pelajaran matematika sudah menantinya.

      " aku duluan ke kalas ya " kata Elina kepada guru Bu Dina dia tidak ada jadwal pertama hari ini.

      " ia semangat " kata Dina, guru di sini masih pada muda jadi semangat untuk mengajar ke anak anaknya.

      semua guru yang ada di jadwal pertama pun keluar ke kantor untuk masuk ke dalam kelas masing masing seperti Elina dia harus menaiki tangga untuk masuk ke kelas dua belas IPA3 hanya satu tangga menurut dia sudah sangat capek.

     " pagi semuanya " kata Elina, pas masuk ke kelas semua murid duduk di bangku masing masing.

     " pagi buk " kata murid di sana.

    Elina pun memulai mengajar dengan cara yang membuat semua anak muridnya mengerti karena pelajaran matematika itu sangat susah di mengerti kata murid muridnya jadi Elina mengajar dengan cara dia sendiri. Dia ingin murid nya ini mengerti soal matematika.

    " wah pengantin baru datang " kata Bahran, dia melihat Anzel dengan muka segar nya di pagi hari.

     anzel yang di ledek oleh Bahram yaitu sekretaris nya atau teman dekat Anzel mengacuhkan nya saja. Bahram kalau tidak sehari meledek Anzel seperti ada yang kurang dan Anzel sudah biasa dengan itu seperti di pagi hari ini Bahram meledek Anzel dengan sebutan pengantin baru hampir mereka lagi ada di ruangan Anzel coba kalau lagi di luar semua karyawan pasti kaget seorang Anzel sudah menikah karena semua orang tidak yakin Anzel menikah yang sikapnya sangat dingin dan juga cuek. Tapi ya karena Anzel tampan dan kaya semua orang pasti ingin sekali punya pacar seperti Anzel. Karyawan di tempat kantor Anzel saja suka curi curi pandang ke Anzel sedangkan Anzel dia tidak perduli dengan mereka yang penting kerja mereka benar menurut Anzel tidak masalah.

    " apa ada jadwal hari ini?" kata Anzel, karena di sana masih ada Bahram sekalian dia ingin tahu jadwal hari ini.

    " setelah makan siang kita akan ada meeting " kata Bahram, yang melihat jadwal Anzel di iPad nya.

      " yang soal hotel di Australia itu " kata Anzel, melihat ke arah Bahram yang masih asik dengan iPad nya.

     " ya, hotel yang kita bangun di Australia sangat meningkat dalam tiga bulan ini dan kita harus membuat hotel itu meriah biar wisatawan melirik ke hotel kita " kata Bahram, dengan senangnya.

       Gimana tidak senang sudah delapan tahun Anzel membangun hotel di Australia dan itu tidak pernah sepi dengan wisatawan yang sedang berlibur di Australia Anzel dan timnya akan. Membuat hotel itu semenarik mungkin biar wisatawan melirik hotel nya itu, dan itu sangat puas apa yang Anzel kerjakan selama delapan tahun ini.

     " yasudah sekarang keluar lah " kata Anzel, karena sudah tidak ada yang ditanyakan lagi anzel pun menyuruh Bahram untuk keluar dari ruangannya.

      apa Bahram tersinggung?. Ya tidak karena Anzel sudah terbiasa seperti ini dan Bahram pun tidak peduli dengan sikap Anzel seperti ini dia dan Anzel bukan sebulan atau satu tahun kenal tetapi dari mereka umur lima tahun sampai sekarang mereka berteman. Sebenarnya Bahram dari keluarga biasa beda sama Anzel dari kecil Anzel sudah makan dengan sendok emas. setelah lulus SMA Bahram ingin kerja karena dia mempunyai adik kembar yang harus ia biayai untuk sekolahnya tetapi Anzel tidak mengizinkan nya dia menyuruh Bahram kuliah bisnis karena Anzel ingin Bahram bekerja dengannya nanti soal adiknya biar Anzel yang biayai nya sebenarnya Bahram tidak mau itu sangat merepotkan tetapi Anzel sangat kekeh ingin Bahram kuliah dan akhirnya Bahram pun mengiyakan nya sampai sekarang Bahram sudah lulus S1 dan sekarang dia sedang menempuh S2 sedangkan adik kembarnya sudah masuk SD dan itu membuat Bahram sangat terima kasih ke Anzel dia engga tau mau bilang apa lagi ke Anzel hanya bisa mengatakan terimakasih saja yang Bahram ucapkan ke Anzel.

      " iya gue keluar, nanti jangan lupa " kata Bahram, dan Anzel hanya mengangguk saja dengan mata yang fokus ke komputer nya.

     Jam sepuluh, jam istirahat siswa dan siswi dan Elina akan mengakhiri pembelajaran pertamanya dengan muridnya. Rasanya sangat senang setiap Elina mengajar ke kelas dan muridnya pun mengikuti pelajaran Elina dengan senang kn banyak murid yang engga suka dengan gurunya entah itu kenapa tetapi dari jam pertama sampai sekarang anak muridnya mengikuti dengan baik.

     " baiklah karena waktunya sudah habis, kita ketemu lagi nanti oh ya tugasnya jangan lupa di kerjakan ya nanti kita bahas di pertemuan selanjutnya " kata Elina, sambil membereskan buku buku yang ada di mejanya.

      " baik buk " kata murid murid, yang juga membersihkan buku pelajaran nya.

     setelah selesai Elina pun keluar dari kelas dan kembali ke ruang guru untuk menyiapkan pelajaran yang akan di mulai beberapa menit kembali. Dia tidak akan makan bekalnya sekarang karena menurut nya ini masih kenyang ia akan makan bekalnya di siang hari saja untuk sekarang Elina hanya diam di kantor bersama guru guru lain.

       " Buk El, engga ke kantin?" kata pak Aksa, dia guru bahasa Indonesia.

     " engga pak " kata Elina, dengan senyum sopannya.

      Pak Aksa hanya mengangguk dia langsung keluar dari kantor untuk ke kantin, guru di sini kebanyak masih muda dan juga belum punya pasangan dan guru laki laki di sini banyak yang suka oleh Elina tetapi Elina menganggap sebagai teman kerja saja dan itu membuat guru laki laki di sini kecewa dengan jawaban Elina.

     " astaga, kenapa setiap pagi aku selalu naik darah terus " kata buk Dina, dengan teriaknya di ruang guru hampir guru lain pada istirahat jadi hanya ada Elina saja di ruang guru dia saja kaget dengan teriaknya.

     " kamu bikin aku kaget, emang kenapa sih " kata Elina, yang tadi sedang asik main handphone di kagetkan oleh Dina yang masuk dengan teriak.

    " kamu engga tau apa tadi anak kelas 8B bener bener bikin aku naik darah mereka pada engga bisa diam " kata Bu Dina, duduk di samping Elina sambil cerita soal ia di kelas tadi.

      Di sekolah sini ada SMP dan SMA, jadi banyak murid yang gampang di atur dan juga sudah di atur hanya kita saja yang sebagai guru harus sabar menghadapi mereka kalau SMP ya bisa di bilang masih susah di atur tetapi kalau dengan perlahan ya mudah mudahan dia gampang di atur lagian sekolah juga tidak lama juga jadi mereka harus sopan kalau sudah di sekolah.

     " sabar buk, masih pagi jangan teriak teriak " kata Elina, mengelus tangan Bu Dian dia juga sama suka agak kesal tetapi ia tahan kalau ia kesal anak muridnya pun malas belajar apalagi kalau masuk ke kelas lagi yang ada mereka mengacuhkan nya gitu.

      " aku selalu sabar menghadapi murid murid yang nakal " kata Bu Dian, dengan senyuman nya sambil meredakan emosinya.

      Elina hanya terkekeh saja dia kemabli memainkan handphone nya karena dia juga bingung mau apa kalau ke kantin pasti sangat ramai di jam istirahat dan itu membuat dia malas lebih baik dia di ruang guru saja lagian beberapa menit lagi bel masuk.

       " kamu engga ke kantin El " kata Bu Dian, yang sedang makan bekalnya.

      " engga, nanti saja jam istirahat ke da kalau sekarang pasti ramai banget " kata Elina.

    di tempat kediaman orang tua Anzel di sana ada mamah Lina dan sahabatnya yaitu Dina orang tua dari Sheila.

     " kamu jadi kan menjodohkan anak kita, apalagi Sheila sudah bilang kalau Anzel sudah punya kekasih " kata Dina, Sheila menceritakan ke mamahnya pas ia bertemu dengan Anzel di restoran kemarin apalagi Anzel bersama seorang wanita.

    " iya tenang aja, aku akan bicara lagi ke Anzel biar dia terima perjodohan ini " kata mamah Lina, dia bersyukur kalau Sheila engga tau kalau wanita itu istri Anzel.

           Dina sahabat mamah Lina pun lega, dia mau anaknya menikah dengan Anzel biar bisa merampas harta dari keluarga zionathan dia sudah lama ingin menikahi anaknya dengan Anzel tetapi waktu itu anzel.sibuk dengan kuliahnya dan juga kerja dan sekarang dia harus bisa menikahi anaknya dengan Anzel.

             " tapi siapa wanita itu, kau tau " kata Dina, dia masih penasaran dengan wanita itu.

          " engga tau, Anzel jarang cerita ke aku " kata mamah Lina.

        Dina hanya diam saja, dia sebenarnya engga percaya dengan omongan Lina masa anaknya sedang dekat dengan seseorang dia engga tau pasti ada sesuatu tetapi iya tidak peduli yang penting anaknya jadi menikah dengan Anzel dia usah tidak sabar tentang ini.

          " yasudah aku pulang dulu, nanti hubungi aku kapan rencana untuk ketemuan mereka " kata Dina, dia langsung pergi.dari rumah mamah Lina.

         Mamah Lina hanya diam pas kepergian sahabatnya dia bingung mau berbicara apa nanti sama Anzel dia emang ingin sekali Anzel sama Sheila berjodoh tetapi sekarang agak susah karena Anzel sudah nikah apalagi mertuanya lah yang menikahi Anzel.

          " pusing sekali aku memikirkannya, lebih baik aku pergi ke salon saja " kata mamah Lina, dia bangkit dan pergi ke kamar untuk siap siap. Rasanya pusing sekali di pikirkan lebih baik di ke salon biar segar kembali.

          Di jam dua belas siang waktunya jam istirahat ke dua, Elina dan guru lain pun kembali istirahat sebelum kembali masuk ke kelas untuk pelajaran terakhir Elina dan guru lain pergi menuju ke kantin untuk makan siang Elina tidak lupa dengan bekal yang ia bawa dari rumah sedang guru lain dia akan membelinya nanti di kantin.

         " mau pesan apa nih " kata buk Rani.

        " bakso saja deh " kata buk Mila.

        " sama " kata Bu Dina, buk Rani pun langsung memesan tiga bakso untuk mereka.

          " Oh ya katanya laptop yang di pinjamkan dari sekolah mau di ambil lagi ya " kata buk Mila.

         " iya benar, aku belum beli laptop baru lagi asik dengan laptop sekolah engga kepikiran untuk beli yang baru " kata Bu Dina.

         Ya di sekolah ini semua guru di izinkan untuk meminjam laptop sekolah tetapi sekarang akan di ambil kembali untuk lab komputer yang kurang, Elina pun sama dia meminjam laptop sekolah dan belum kepikiran untuk membeli yang baru dia akan mencari cari laptop yang agak murah tetapi kualitas nya bagus.

        " aku akan beli yang second aja deh " kata buk Rani, setelah memesan baksonya dia kembali lagi ke tempat nya.

         " benar aku juga akan beli yang second, kalau yang baru belum ada uangnya " kata Bu Mila.

           Beberapa menit kemudian makanan mereka pun sampai dan mereka makan siang bersama dengan lahap nya apalagi bakso yang di pesan mereka sangat merah dan itu pasti sangat pedas Elina membayangkan nya saja sudah merinding. Elina engga suka pedas beda dengan mereka, mereka pencipta pedas makannya kuah baksonya banyak cabe nya.

         " wah bakso di sini emang selalu enak " kata Bu Dina, setelah memasukan bakso terakhir ke dalam mulutnya.

        Sedangkan yang lain hanya terkekeh saja dengan Bu Dina kaya pertama kali saja makan bakso.

             sama seperti di kantor sekarang Anzel sedang makan bekal yang sudah di sediakan Elina tadi ini pertama kalinya ia membawa bekal ke kantor nya sukanya jam makan siang ia akan beli makanan bersama bahram.

          " wihhh, enak ya kalau sudah punya istri selalu di bawain bekal " kata Bahram, dia dari kantin kantor membeli makanan dan makan bersama Anzel di ruangannya.

        " ini sangat enak " kata Anzel, yang fokus dengan makanannya.

         Mereka berdua pun makanan bersama karena waktu mereka engga banyak setelah ini mereka harus siap siap untuk meeting di tempat lain jadi Anzel dan bahram tidak bisa menyia nyiakan waktunya.

           " siapkan semuanya setelah itu kita berangkat " kata Anzel, setelah membereskan bekalnya yang sudah habis untuk di masukan ke dalam tasnya kembali.

       " sabar kenapa, gue baru juga minum " kata Bahram, yang baru juga minum di suruh siap siap oleh Anzel.

        Anzel hanya diam dia sibuk dengan berkas berkas yang ia akan bawa nanti untuk meeting.

      " yuk, kita kembali ke ruang guru " kata buk Mila, setelah membayar makanan mereka tadi.

Pelajaran terakhir pun di mulai, seperti Elina sekarang dia sedang berjalan ke kelas sebelas IPA1 untuk mata pelajaran kimia. Di jam jam seperti ini pasti banyak yang mengantuk tetapi Elina harus semangat biar anak anak pun semangat belajarnya.

" siang semuanya, keliatannya pada mengatakan ya " kata Elina, melihat murid murid yang sudah duduk rapih.

" siang buk, iya nih jam jamnya ngantuk " kata murid yang di sana. Elina hanya terkekeh saja dengan jawaban mereka.

" semangat yuk, pelajaran terakhir loh setelah itu kalian pulang kan " kata Elina.

" kalau saya ada ekskul buk " kata siswa di sana.

" oh di hari Senin ada ekskul, kali ibu di hari kamis sampai Minggu ekskul nya " kata elina, karena yang ia tau ekskul di hari kamis sampai Minggu.

" kita mau lomba buk, jadi harus berlatih dengan semangat. nanti ibu nonton pertandingan kita " siswa laki laki itu, dengan semangat.

" oh ya, baiklah kalau tidak ada halangan ibu dengan guru lain akan nonton pertandingan kalian. Yasudah kita mulai ya belajar nya untuk hari ini ibuk tidak akan kasih kalian tugas " kata Elina, dan itu membuat semua murid nya sangat gembira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!