IRA 2

    Setelah sarapan pagi Elina langsung membersihkan piring kotor mereka, sedangkan Anzel dia berjalan ke arah ruang tengah sambil menunggu Elina membersihkan piring kotor tadi.

    " mau berangkat sekarang atau nanti " kaya Anzel, melihat Elina berjalan ke arahnya dan duduk di samping Anzel.

       " aku tadi sudah liat liat isi rumah ini, dan ternyata banyak yang belum di beli seperti alat pembersih rumah saja tidak ada hanya ada satu sapu saja di rumah sini. Aku juga sudah nulis apa aja yang harus kita beli. Lebih baik kita berangkat sekarang saja takut ke sorean kita pulangnya " kata Elina, ya dia tadi juga sambil nge list apa saja yang harus di beli biar tidak lupa dan juga engga berlebihan belinya yang ada nanti sayang kalau beli banyak terus tidak ke pakai.

     " baiklah kalau begitu ayo kita siap siap " kata Anzel, Elina mengangguk mereka berdua pun langsung berjalan ke arah kamar untuk siap siap.

     Sekarang mereka sudah ada di supermarket Elina memilih bahan bahan untuk di dapur tidak lupa sama catatan yang ia bawa dari rumah sedangkan Anzel dia memegang troli nya dia engga tau bahan bahan di dapur jadi dia serahkan semuanya ke istri nya. Dan Elina juga engga lupa bilang ke Anzel makanan kesukaannya dan makanan yang membuat Anzel alergi.

      " kamu mau beli sesuatu ?" kata Elina, karena semua list yang ia tulis udah semua.

     " cemilan deh, karena aku kalau lagi kerja di rumah selalu harus ada cemilan " kata Anzel, sambil melihat troli belanja nya yang sangat penuh tetapi belum ada cemilannya.

       Elina mengangguk dia pun langsung jalan ke rak cemilan di sana biar Anzel saja yang milih dia hanya beberapa cemilan yang ia pilih, setelah semuanya sudah Anzel dan Elina pun berjalan ke arah kasir.

" yuk, sudah semua " kata Anzel, setelah membayar dia langsung membawa troli belanja nya ke arah parkiran.

Elina mengangguk dia pun mengikuti Anzel di sampingnya setelah belanja Anzel dan Elina langsung ke tempat perabotan rumah tangga di sana Elina lah yang memilih milih sedangkan Anzel dia hanya mengikuti Elina dari belakang.

" menurut kamu piring beli selusin atau setengah lusin?" kata Elina, dia agak bingung karena mereka hanya berdua terus di rumah ada tiga piring saja.

" beli selusin aja semuanya " kata Anzel, Elina pun mengangguk dia pun langsung mengambil apa aja yang ia tulis tadi di rumah.

" ada lagi?" kata Anzel.

" tidak, ini sudah lengkap " kata Elina, Anzel mengangguk mereka pun berjalan ke arah kasir untuk membayar nya.

" habis ini mau kemana lagi?" kata Anzel, setelah membayar semuanya.

" kita pulang saja lagian ini sebentar lagi sore" kata Elina, mereka pun langsung berjalan ke arah parkiran di mobil Anzel sudah banyak bahan makanan dan juga perabotan rumah tangga.

Anzel pun engga lupa untuk membeli makanan untuk mereka, apalagi mereka lupa untuk makan siang karena asik dengan belanja jadi engga ingat sama makan siang apalagi sekarang sudah pukul dua siang mereka baru ingat pas udah di mobil jadi Anzel sama Elina berhenti di restoran untuk membeli makanan mereka ingin makan di rumah sekalian beli makan untuk nanti malam.

" ada lagi yang mau di pesan?" kata Anzel, Elina melihat menu makannya.

" tidak ada itu saja " kata Elina, dia mengikuti apa yang Anzel beli apalagi makanan yang ada di daftar menu agak mahal menurut Elina.

Setelah mereka memesan dan sekarang mereka menunggu makanan itu untuk di bawa pulang, beberapa menit kemudian makanan itu sudah jadi Anzel langsung mengambil makanannya dan mereka pun langsung kembali pulang ke rumah.

" Anzel " seseorang wanita memanggil nama Anzel, Anzel dan Elina pun menengok ke belakang.

" astaga Anzel ternyata kamu, tadi aku sudah melihat mu tetapi masih engga yakin itu kamu tetapi pas melihat dari jarak dekat ternyata itu kamu " kata wanita itu, dia langsung memeluk Anzel tanpa melihat elina yang ada di samping nya.

Anzel melepaskan pelukan wanita itu dengan paksa, berani sekali dia memeluk Anzel apalagi ada istrinya di sampingnya rasanya Anzel ingin marah dengan wanita ini yang selama ini selalu mengikuti Anzel dan membuat Anzel selalu marah dengan kelakuan nya.

" ada apa " kata Anzel, dengan nada dinginnya dia engga mau lama lama di sini apalagi dengan wanita ini.

" kamu beberapa hari ini kemana sih, aku hubungi kamu engga pernah di angkat terus mamah mu juga engga tau kamu di mana " kata wanita itu, dia belum sadar dengan Elina yang ada di samping Elina.

Anzel tidak membalas dia langsung memegang tangan Elina untuk pergi dari sana, pertanyaan yang tidak berguna menurut Anzel dan itu membuang waktunya saja engga tau aja dia dan Elina sudah lapar karena belum makan gara gara wanita itu waktu makan mereka terbuang sia sia.

" Anzel tunggu, kenapa kamu jalan sama wanita ini?" kata wanita itu, dia baru sadar dari tadi wanita itu ada di samping Anzel.

" dengar ya Sheila, itu bukan urusan anda saya mau jalan dengan siapapun tidak ada urusan dengan anda " kata Anzel, dengan wajah ingin marahnya setelah itu dia pergi dari sana meninggalkan Sheila yang masih bingung dengan wanita yang ada di samping Anzel.

" siapa wanita itu, tenang aja gue akan merebut Anzel darinya. Dia tidak tahu siapa gue " kata Sheila, dengan senyum liciknya.

Dia Sheila Marcia rone wanita yang akan di jodohkan oleh Anzel tetapi Anzel selalu menolak karena ia tahu siapa Sheila sebenarnya. Anzel tahu Sheila anak dari sahabat mamahnya tetapi Anzel engga akan mau menikah dengan wanita licik dan wanita yang selalu mabuk berat apalagi mamahnya pernah sambil memohon kepadanya untuk menikah dengan Sheila, Anzel sudah berbicara ke mamahnya Sheila bukan wanita baik tetapi mamahnya mengatakan kalau Sheila menikah dia akan tobat dengan perbuatan nya. Anzel engga habis pikir dengan mamahnya kenapa ia percaya sekali dengan omongan sahabat nya itu Anzel berpikir mamahnya ini sudah di racunin oleh sahabat nya itu.

" maff ya, jadi ada masalah tadi " kata Anzel, pas mereka sudah pergi dari restoran itu dan sekarang mereka sedang sudah ada mobil.

" tidak masalah ko " kata Elina, dia engga boleh ikut campur urusan Anzel.

" mamah ingin aku menikah dengannya, tetapi aku selalu menolak karena wanita itu sangat licik dan selalu bermain dengan lelaki lain di club' sampai mabuk. Siapa yang mau dengannya tubuh yang sudah di cicipi oleh pria belang, aku sudah bilang ini ke mamah tapi sepertinya mamah otak nya sudah di racuni oleh temannya. Dia namanya Sheila anak sahabat mamah yang kekeh ingin menikah dengan ku, apalagi mamah sampai memohon kepada ku untuk menikah dengannya " kata Anzel, dia menceritakan nya ke Elina sebagai istri Elina harus tau kan siapa wanita itu biar Elina bisa jaga diri Anzel tidak masalah bercerita tentang Sheila ke Elina.

Elina hanya diam, dia tidak minta Anzel untuk bercerita tentang Sheila tetapi Anzel sendiri yang menceritakan nya langsung tetapi pas Elina mendengar siapa Sheila ada rasa merinding apa karena wanita itu cantik jadi seenaknya menjual tubuhnya itu dengan gampang.

" aku hanya ingin bilang ke kamu kalau ketemu dengannya diamkan saja, dia sangat licik dan kamu juga bisa hubungi aku nanti " sambung Anzel, yang melihat Elina hanya diam saja.

" iya makasih, tapi apa mamah mu masih berteman dengannya terus apa papah mu juga setuju " kata Elina, entahlah yang tadinya dia tidak ingin tahu sekarang ingin tahu.

" masih, tetapi papah engga pernah ikut campur urusan perjodohan itu papah hanya percaya ke kakek jadi dia serahkan saja ke kakek " kata Anzel, Elina hanya mengangguk ya pertama kali melihat papah Levin Elina sudah menduga kalau papah Levin orangnya sangat cuek.

" kamu tau kan papah itu orangnya dingin jadi ya gitu deh aku sama kakek aja selalu bingung dengan sikap papah " kata Anzel, dia sebenarnya tau kenapa papahnya seperti itu tetapi ia belum berani menceritakan ini ke Elina.

setelah beberapa menit kemudian mereka pun sampai di rumah, Elina dan Anzel membawa barang barang yang ia beli tadi karena di rumah mereka tidak ada pembantu jadi mereka kerja sama untuk membersihkan rumah dan juga menata belanjaan yang ia beli tadi. Sebelum membereskan semua belanjaan, mereka makan terlebih dahulu apalagi Anzel dia sudah sangat lapar sekali.

" akhirnya beres juga " kata Anzel, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Dia pertama kali membereskan dan membersihkan rumah, sebenarnya elina yang banyak membersihkan nya tetapi kenapa dia yang capek.

" bersihkan badan mu, setelah istirahat lah nanti aku bangunkan kalau jam makan malam " kata Elina, Anzel pun bangun dan berjalan ke arah kamar nya untuk membersihkan badannya Elina yang melihatnya hanya terkekeh lucu sekali melihat Anzel seperti itu.

Sedangkan Elina, dia masih sama membereskan semua belanjaan nya bisa di bilang ini sangat banyak tetapi menurut nya ini sangat senang dia kalau belanja engga pernah sebanyak ini.

" sudah semua, tidak usah masak deh lagian tadi Anzel beli makanan terlalu banyak lebih baik di panaskan saja biar segar Kemabli " kata Elina, dia melihat jam sudah pukul lima sore sebelum membersihkan badannya dia menghangatkan makanan yang ia dan anzel beli tadi.

" Anzel bangun, sebentar lagi makan malam " kata Elina, setelah semua beres di dapur dia kembali ke kamar untuk mandi tetapi sebelum itu dia membangunkan Anzel terlebih dahulu.

Bukan Elina engga punya perasaan membangunkan Anzel yang tidur dengan nyenyak tetapi kalau ia tidur agak lama nanti malam ia engga akan bisa tidur dan nanti pagi ia susah bangun apalagi besok hari Senin Elina dan Anzel kembali beraktivitas masing masing.

" emang sekarang jam berapa?" kata Anzel, dengan mata yang masih tertutup.

" sudah jam lima, ayo bangun nanti malam akan susah tidur dan pagi susah untuk bangun. Aku mandi dulu " kata Elina, Anzel hanya mengangguk saja dengan mata yang masih tertutup dia tadi sudah mandi hanya pakai celana bokser dan dia tidak memakai baju setelah itu langsung ke tiduran.

Elina saja yang melihat Anzel tidak pakai baju aja agak kaget tadi pas masuk ke kamar apalagi tubuh Anzel pasti sangat di sukai oleh semua kalangan wanita.

" dia sudah keluar?" kata Elina, melihat tempat tidurnya yang sudah kosong.

dia pun ikut keluar dari kamar untuk menata makan malam mereka sebelum itu dia ingin melihat dia mana Anzel sekarang. pas ingin ke dapur dia melihat Anzel yang sedang asik dengan laptopnya di halaman belakang rumah Elina yang mau menghampiri nya tidak jadi dia lebih baik jalan ke dapur lagi.

" Anzel ayo makan malam, semua sudah beres " kata Elina, menghampiri Anzel setelah semuanya beres.

Anzel pun langsung mematikan laptop nya dia tadi melihat pekerjaan sambil menunggu Elina selesai dengan pekerjaan nya.

Di pagi hari Elina terbangun terlebih dahulu, dia langsung membersihkan badannya engga lupa sama barang barang yang ia selalu bawa ke sekolahnya. Setelah semua beres dia langsung membangunkan Anzel.

" Anzel ayo bangun ini sudah pukul setengah enam " kata Elina, menepuk tangan Anzel dengan pelan entah itu kerasa sama Anzel atau tidak.

" ya, aku akan bangun " kata Anzel, dia pun langsung duduk untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sedangkan Elina dia menyiapkan baju kantor untuk Anzel.

Dia sudah belajar dari Anzel tadi malam apa saja pakaian yang Anzel pakai kalau ke kantor jadi sekarang dia meyiapkan pakaian anzel.

" mandi, aku sudah menyiapkan baju mu setelah itu kamu ke bawa untuk sarapan. Oh ya kamu mau bawa bekal atau tidak?" kata Elina, dia sudah terbiasa membawa bekal jadi dia ingin menawarkan juga ke Anzel takut ia juga ingin.

" boleh deh " kata Anzel, dia juga ingin sekali mencoba masakan Elina karena dari kemarin dia belum merasa masakan Elina.

Elina pun langsung berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan dan juga bekal mereka. Menu bekal mereka ayam goreng, sayur kangkung, tempe dan juga sambal.

" kamu nanti bareng aku ya " kata Anzel, yang sudah ada duduk di kursi meja makan.

" aku berangkat sendiri saja deh, takut ketahuan dengan ya lain " kata Elina, dia belum bisa memberi tahu ini ke semua orang.

" tenang saja engga akan ketahuan " kata Anzel, dan Elina pun hanya pasrah ya mudah mudahan engga ketahuan sama semua orang.

Setelah semua sudah siap, mereka pun berangkat sebelum itu Anzel akan mengantarkan Elina ke sekolahnya terlebih dahulu lagian searah ini jadi tidak masalah.

" makasih ya Anzel, aku masuk dulu bekalnya jangan lupa di mana " kata Elina, Anzel hanya mengangguk. Anzel memberhentikan mobilnya di halte dengan sekolah Elina biar tidak ketahuan sama orang orang karena Elina kalau berangkat ke sekolah selalu pakai angkutan umum.

" pagi Bu Elina " kata satpam di sana.

" pagi pak " kata Elina, dengan senyumnya.

Dan engga lupa siswa dan siswi di sana yang menyapa selamat pagi ke Elina, karena hari Senin jadi semua siswa dan siswi akan upacara di lapangan sekolah dan guru guru di sini sudah sibuk ke kelas kelas untuk menyuruh semua ke lapangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!