"minum obat dulu, baru makan,"suruh Jeslyn sambil memberikan obat sakit lambung kepada Caroline. Caroline dengan patuh menelan obat itu.
"Caroline, kau baru sehari kerja tapi, sudah sakit. Kau ini. Harusnya kau lebih mengutamakan kesehatanmu dulu,"omel Jeslyn. Caroline hanya diam, pada kenyataannya dia memang salah. Bisa-bisanya dia melupakan sesuatu yang lebih penting dari pekerjaan. Caroline sendiri sudah menjadi langganan sakit pertumbuhan hanya karena,lupa makan dan Jeslyn sebagai sahabatnya, sudah berulangkali mengingatkan Caroline mengenai penyakitnya itu.
Saat keduanya sedang berada dikantin kantor Jeslyn memapah Caroline,untungnya kantin belum Tutup karena ada beberapa karyawan yang harus lembur.
"Caroline? Jeslyn? Kalian berdua kenapa disini? Lembur?"tanya Dena yang baru saja memasuki kantin dan mendapati dua gadis itu.
"Tidak pak. ini hanya mengantar Caroline. Dia melupakan makan. Dan berakhir dengan penyakit lambungnya kambuh lagi." Jeslyn menatap tajam Caroline yang masih menyantap makanannya.
"Ini sudah baikkan Jeslyn. Berhentilah memarahiku,"keluh Caroline. Sean menggelengkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu makanlah. Jangan Sampai kau sakit. Kau baru bekerja sehari." Caroline menganggukkan kepalanya.
"Baik pak." Sean menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu saya pergi dulu,"pamit Sean.
...****************...
Keanu tengah berkutat dengan file yang akan di presentasikan nanti saat pertemuannya dengan klien beberapa hari nanti.
Tiba-tiba seseorang datang tanpa permisi memasuki ruangannya.
"Selamat sore pak Keanu," sapa orang itu dengan senyum mengesalkan menurut Keanu. Keanu tidak memperdulikan pria itu. Dia terus berkutat dengan berkas yang didepannya.
"Sean, kalau kau hanya menggangguku lebih baik kau pergi dari ruangan ku. sebelum aku yang menendangmu," ucap Keanu tanpa harus mengalihkan pandangannya dari berkas didepannya.
Sean berdecak, "aku pikir kau akan berterimakasih kepadaku, karena membawa info yang kau inginkan."
Keanu tampak tak terlalu memperdulikan ocehan tak penting Sean disore hari. Hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan pria itu.
"Caroline tadi sakit, kau mengetahuinya?" Keanu yang sebelumnya sedang mendatangani berkas menghentikan aktivitasnya, namun hal itu hanya berlangsung beberapa detik saja.
Sean menyadari perubahan Keanu walau hanya sepersekian detik saja. Sean mengambil tempat duduk sofa sambil memangku kakinya, sadar bahwa pria itu tidak mengetahui kabar tersebut.
"Kau tidak mengetahuinya, bukan? Ken, aku hanya ingin mengingatkan untuk jangan terlalu memaksakan Caroline. Aku tau kau masih marah terhadap Caroline, mengenai dia yang meninggalkan demi laki-laki lain, tapi jangan terlalu memaksanya."
Keanu menatap tajam Sean, "Kalau memang perempuan itu tidak mampu dengan tekanan pekerjaan yang aku berikan silahkan suruh dia resign, dan kau..." Keanu menunjuk Sean dengan tatapan penuh intimidasi.
"...kalau kau terus berbicara mengatasnamakan sekretaris itu, aku akan semakin membuat dia kesulitan,"ancam Keanu membuat Sean menjadi menciut kembali. Sean tau bahwa Keanu sedang mengancam, dia menutup rapat mulutnya
Detik selanjutnya Sean menghedikkan bahunya,"aku cuman mengingatkan."
Keanu mendelik memberikan peringatan kepada Sean, namun pria itu tidak takut. Sean melirik Keanu yang kembali berkutat dengan komputernya.
"Kau yakin tidak akan memperdulikan Caroline lagi?" Keanu tak membalas ucapan Sean dan masih setia dengan dokumen didepannya. Sean yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya
Sean Kembali menyeruput kopinya,"hm, baiklah. Kalau begitu biar aku yang mengencaninya. Melihat Caroline yang sekarang dia terlihat dewasa dan anggun."
Keanu hal itu hanya diam saja, sembari tetap mengerjakan berkasnya.
"Baiklah sampai jumpa, Keanu." Setelah itu Sean berlalu meninggalkan Keanu.
Tanpa sadar Keanu meremas dokumen yang akan ditandatanganinya hingga kusut.
"Sialan!" Keanu menghempaskan semua yang ada dimejanya.
Diluar Sean sudah terkikik mendengar kegaduhan yang dibuat Keanu.
"Keanu-keanu. Kalau memang masih perduli kenapa harus gengsi." Sean menggelengkan kepalanya berjalan dengan ringan.
...****************...
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jeslyn untuk kesekian kalinya membuat Caroline jengah.
"Kau ini. Kau sudah menanyakan itu untuk kesekian kalinya, dan lihat aku baik-baik saja." Jeslyn menampilkan cengiran khasnya.
"He-he-he." Jeslyn menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu mengambil tempat duduk di hadapan Caroline. Saat ini keduanya tengah berada di apartemen milik caroline.
"Carol, bagaimana kerja mu? Apa memang sebanyak itu sampai kau melupakan makan mu?"tanya Jeslyn dengan penasaran. Caroline menghedikkan bahunya sambil menyantap cemilannya.
"hm, kau taulah tugas sekretaris yang sebelumnya sudah sangat menumpuk, kemungkinan sekertaris sebelumnya belum menyelesaikan tugas itu, jadi aku harus menyelesaikannya. Demi apa aku membenci pria itu."
Jeslyn mengernyitkan dahinya,"pria? Pria mana? Pak Keanu?" Caroline menganggukkan kepalanya sambil memasuki cemilannya dimulutnya.
"Tadi pagi aku baru berkerja dan sebagainya dah dimarahi. Dan kau tau? Aku dimarahi hanya karena salah aku salah menerima kontrak kerja sama dia,"ujar Caroline dengan menggebu-gebu.
"Hah? Benarkah? Em, benar juga. Aku baru ingat kata Vio, pak Keanu memang memiliki tempramen yang buruk, dia suka meledak-ledak, walaupun hanya sesuatu hal yang kecil."
Caroline mengernyitkan dahinya.
"Carol, benarkah pak Keanu itu, kekasihmu? Em, maksudku mantan." Caroline menganggukkan kepalanya.
"Memang dia. Aku tau itu pasti Keanu,tapi aku tidak tau mengapa dia berubah." Mata Caroline menerawang jauh ke masa lalu.
"Carol, jadi kalau memang kau hanya terpaksa memutuskan hubungan kalian, lalu apakah kau masih memiliki perasaan kepada Keanu itu?"tanya Jeslyn lagi membuat Caroline tersadar. Dia mengelus cincin pemberian Keanu, sambil tersenyum paksa.
"aku tidak tau,"lirih Caroline yang tampak sedih.
Jeslyn mengelus bahu Caroline, Jeslyn tau Caroline, mengenai masalah Caroline, dan bagaimana Caroline putusnya dengan Keanu, bagaimana Caroline begitu menderita dan selau menangis setiap malam sambil menatap cincin itu. Jika Jeslyn tebak mungkin itu pemberian Keanu kepada Caroline.
"Jika memang dia jodohmu, dia pasti akan kembali sama kau." Jeslyn memberi semangat kepada Caroline. Caroline mengangguk lesuh.
"Peluk,"ujarnya dengan manja. Jeslyn merentangkan tangannya berniat memeluk caroline.
"Kau memang sahabatku."
"Jangan mulai lagi,"ingat Jeslyn yang berada diperlukan Caroline. Caroline terkekeh geli sembari memeluk Jeslyn, kedua gadis itu memang mudah sekali terbawa perasaan. Biasanya keduanya akan menangis bersama jika salah satunya merasa sedih. Mungkin itulah sahabat sejati.
...****************...
Pagi hari Caroline berjalan dengan lancar, gadisnitu tiba di kantor sebelum Keanu datang dan segera menyiapkan berkas yang barusan masuk di mejanya.
Caroline menunduk hormat saat Keanu datang. Keanu langsung mengambil tempat duduk. Caroline menghampiri Keanu dengan I-pad ditangannya.
"Pak, hari ini kita ada meeting dengan Mondrey corporation, pukul 11:45, tempat akan ditentukan oleh pihak Mondrey Corporation."
Keanu menganggukkan kepalanya, "kau kirimkan salinan yang sudah kau buat ke email saya."
Caroline mengangguk, "Baik pak."
Setelah itu Caroline berniat mengundurkan diri, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara dingin milik Keanu.
"Aku belum selesai." Kini Keanu menatap tajam kearah Caroline. Caroline mengangkat alisnya dengan raut wajah bingung.
"ada yang ingin aku bicarakan, ini mengenai diri kau dan aku..."Mendengar itu tanpa sadar Caroline meremas Ipad yang ada ditangannya.
"...setelah putus denganku tampaknya kau terlihat biasa saja bahkan tampak lebih baik,"ujar Keanu yang kini memulai percakapan.
Caroline hanya diam saja karena tidak tau harus membalas apa. Menyadari gadis di depannya itu hanya diam saja membuat Keanu menoleh kearah Caroline yang berdiri di depannya.
"Sejujurnya Sean selalu menyuruhku untuk mencari tau alasan kau memutuskanku dihari itu, tapi aku tidak mau." Keanu menatap Caroline dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.
"menurutmu mengapa? padahal jika sebenarnya aku mau pun, aku bisa mencari tau, bukan?" Caroline menelan salivanya dengan susah payah, rasa-rasa tenggorokannya kering dan dia sulit mengeluarkan suara.
"tidak alasan khusus Caroline, aku hanya ingin menghargai kau saja, dan ingin tau apakah kau ingin mengatakan sejujurnya padaku, namun setelah menunggumu kembali, kau hanya datang untuk memutuskan hubungan denganku,"ujar Keanu dengan senyum yang membuat orang yang ada disekitarnya merinding, begitu pun Caroline.
"maaf...,"lirih Caroline yang dibalas gelengan oleh Keanu.
"Tidak perlu minta maaf. Apa yang aku katakan ini adalah sisiku, dan pendapatku mengenai apa yang terjadi dimasa lalu." Dalam beberapa detik Caroline sadar bahwa pria didepannya ini ada Keanu yang dulu dia kenal. Suara dan tatapan yang diberikan seolah merek berdua ada dimasalalu, namun detik kemudian saat matanya bertemu pandang Tatapan Keanu menjadi angkuh dan dingin.
"kau keluarlah," Caroline menunduk sebentar dan berbalik meninggalkan ruangan Atasan sekaligus mantan kekasihnya itu.
Brak...
Caroline berjalan sambil memeriksa semua bilik memastikan tidak ada seorang pun di toilet ini.
"Hiks...hiks..."tangisannya meledak sambil memukul dadanya, "maaf, Ken. Maaf,ken." Caroline berjalan dipojokkan toilet lalu membenamkan wajahnya di lekukan tangannya.
Ingatan Caroline melayang beberapa tahun lalu dimana dia sangat tak berperasaan langsung memutuskan hubungan dengan Keanu, tanpa memberikan penjelasan apapun dan malah menyakiti Keanu.
"Maaf...hiks...hiks..." Dia merogoh kantongnya menghubungi Jeslyn, hanya dia lah orang yang di butuhkannya saat ini.
"Hiks,..hiks,.. Jes, aku ditoilet" belum selesai Caroline berbicara, Jeslyn langsung mematikan teleponnya secara sepihak.
"Hiks,hiks...maaf Ken,"gumam Caroline yang membayangkan bagaimana Keanu yang tidak tau apa-apa diputuskan begitu saja.
"Carol, kau didalam?"tanya seseorang yang sudah pasti Jeslyn.
"Jes,"panggil Caroline dengan suara serak.
Tanpa babibu Jeslyn memasuki toilet itu dan mendapati Caroline yang tengah menangis tersedu-sedu.
"Astaga, ada apa Carol?" Jeslyn langsung memeluk caroline berusaha menenangkan carol. Bukannya menjawab Caroline semakin menangis tersedu-sedu. Jeslyn berusaha menenangkan Caroline dengan mengelus punggung caroline.
"Sudah. Jangan seperti ini."
Setelah beberapa menit kemudian Caroline sudah mulai tenang. Gadis itu menceritakan semuanya.
"Bagaimana jika kita mengundurkan diri saja?" Dari pada kau seperti ini terus,"usul Jeslyn. Caroline menggelengkan kepalanya masih dengan sisa tangisannya.
"Tuhan mempertemukan aku dengan Keanu, Asti ad alasannya aku tidak bisa melarikan diri begitu saja, Jeslyn."
...****************...
Suasana didalam mobil sangat mencekam. Keanu yang selalu menguarkan aura dingin dan intimidasi.
Caroline menelan salivanya, rasanya suasana didalam sangat mencekik dirinya yang duduk disamping Keanu.
Tak terasa mereka sudah tiba di sebuah restoran bintang lima. Caroline berdecak kagum dalam hati. Sudah lama sekali dia tidak menginjak tempat seperti ini. Dulu dia ingat sekali bagaimana mereka menghabiskan waktu ditempat ini.
Caroline menggelengkan kepalanya. tidak. Dulu memang mereka memiliki segalanya namun,tidak sebahagia seperti ini. Dimana mereka bisa berkumpul bersama dirumah untuk makan bersama, dan bercanda gurau bersama.
Caroline tersadar dari lamunannya saat suara supir kantor yang membawa mereka menginterupsinya.
"Nona kita sudah tiba."
"Ah..iya." Caroline melirik kursi disampingnya yang sudah kosong. Dia menghela nafasnya, seharunya dia tidak mengungkit m sesuatu yang sensitif. Penyesalan memang selau dibelakang.
Caroline mengedarkan pandangannya, memacari sosok tinggi tegap. Dia menghela nafasnya saya pria itu tengah berbicara dengan seorang waiters, dengan langkah tergesa-gesa dia menyusuli Keanu.
Caroline merutuki high heels yang dia gunakan. Dia benar-benar tidak terbiasa menggunakan barang ini.
Caroline menghela nafasnya lega saat, dia berhasil berdiri dibelakang Keanu.
Keanu melirik Caroline yang sudah berada dibelakangnya, namun tidak berbicara apapun.
Keduanya diam dan mengikuti waiters, disebuah ruang VIP. Terdapat seorang wanita yang tangah mengetik sesuatu didalam laptopnya.
"Selamat siang, nona Selena," sapa Keanu dengan nada bass-nya. Spontan wanita yang bernama Selena itu menengadah, lalu melayangkan senyumnya.
"Selamat siang tuan keanu,"balas Selena dengan senyum ramah dan beralih menatap Caroline yang berada dibelakang Keanu.
Keanu yang menyadari tatapan Selena ikut menatap Caroline yang tersenyum ramah.
"Saya Caroline, sekertaris baru pak Keanu,ucap Caroline sembari mengulurkan tangan untuk berkenalan, namun tampaknya Selena tidak menyukai keberadaan Caroline terbukti gadis itu mengabaikan tangan Caroline yang menggantung diudara.
Menyadari hal tersebut Caroline kembali menurunkan tangannya dengan senyum tertahan diwajahnya
"Silahkan duduk." Selena mempersilakan duduk. Caroline mau tidak mau duduk disamping Keanu.
...****************...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments