Eps 3

Brak!

Satu kating yang lain tiba tiba menggebrak meja.

"Punya bekingan lo di kampus ini sampai berani sama kita kita, hah ??" kedua mata gadis itu melotot, seperti hendak memangsa rania hidup hidup..

Rania memang terlahir dengan kekurangan, meski begitu rania adalah sosok yang berani dan tak gentar pada gertakan yang menurutnya seperti angin lalu itu. Tak ada yang lebih menakutkan dalam hidup rania selain datang nya kematian.

Ya, hanya satu yang rania takutkan di sepanjang perjalanan hidupnya, MATI. Karena kematian adalah sesuatu yang rahasia, seperti hal nya jodoh dan rezeki, itu semua urusan yang Maha Kuasa. Tapi bagi rania, waktu nya di dunia ini tidak akan lama lagi. Jadi sebisa nya, selama hayat masih di kandung badan, rania akan memanfaatkan itu sebaik mungkin.

Rania bangun dari duduk nya, menatap wanita itu dengan menaikkan satu sudut bibirnya. Tanpa sepatah kata, rania langsung pindah tempat duduk. Percuma jika meladeni para kating yang sok paling berkuasa seperti mereka. Rania hanya ingin kuliah dengan tenang. Lagi pula, diri nya tidak ikut ospek pun sudah dengan persetujuan pihak kampus. Jadi tidak ada urusan lagi dengan mereka mereka yang sok jagoan. Dari pada mengajak ribut seperti ini, alangkah lebih bijaksana nya sebagai senior mereka bertanya langsung pada pihak kampus, alasan mendasar apa nama rania di coret dari kegiatan tersebut. Jadi tidak akan timbul fitnah seperti sekarang ini.

"R-ran..." saat rania berbalik, eliza nampak terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi. Sebab, suara riuh yang saling bersahut sahutan sudah menjadi warna alami di area lingkup kampus, jadi eliza pikir suara suara itu bukanlah suara keributan..

Rania tersenyum lalu mengajak eliza untuk pindah tempat duduk.

"Awas lo ya, jangan harap lo bisa tenang kuliah di kampus ini!!" tunjuk salah seorang dari kating itu yang berpakaian serba ketat. Kedua gunung kembar nya bahkan terlihat menyembul keluar, karena terlalu sesak...

Semua mata tertuju pada rania. Mungkin mereka bertanya tanya, siapa gadis yang berani melawan kakak tingkat yang beberapa di antara nya memiliki power di kampus tersebut. Ada yang anak dari dosen killer dan juga ada anak dari wakil rektor yaitu pria gemulai yang juga ikut melabrak rania tadi.

Para kating itu pun kemudian pergi. Mungkin kesal karena ternyata rania tak selemah yang mereka kira

Dan tak lama dari kejadian tadi, pesanan bakso rania dan eliza pun datang..

"Lo anak siapa sih, ran ? Berani banget lawan mereka ??" tanya eliza penasaran,

Rania menahan tawanya, "Ya, anak ayah dan ibu gue lah, el. Pertanyaan lo ada ada aja sih!!" Rania meneguk beberapa kali air mineral nya. Cukup lelah juga meladeni kating tadi, serasa langsung terkuras seluruh energi di tubuh nya.

"Bukan gitu, ran. Lo tau gak, katanya di antara mereka ada anak nya wakil rektor, tau!! Tapi gue juga kagak tau yang mana.."

"Ah. Bodo amat. Bukan urusan gue, el. Lagian gue nggak ikut ospek juga ada alasan nya, kan.."

"Jadi mereka ngelabrak lo karena lo gak ikut ospek ?? Astaga!! Memang nya kenapa sih lo bisa gak ikut, padahal disana banyak kating yang ganteng tau, gue aja naksir sama salah satu kating kita.." Wajah eliza berbinar kala mengingat wajah seorang pria yang tak lain adalah kating yang mengospek nya kemarin.

Rania menggeleng tak percaya, ternyata eliza bukan hanya gadis yang mudah akrab tapi dia juga mudah jatuh cinta...

Setelah itu, mereka pun makan siang dengan sedikit obrolan yang ringan..

"Lo di jemput siapa, el ??"

Selepas makan siang, keduanya pun memutuskan untuk pulang..

"gue di jemput om gue, adik dari nyokap. Bentar lagi juga dateng.."

"Yaudah, gue temenin lo dulu sampai jemputan lo datang.." Sebenarnya supir pribadi keluarga bagaskara sudah tiba dan menunggu rania di depan gerbang kampus, namun rania memilih untuk menemani eliza dulu, tak enak juga rasanya jika langsung pergi meninggalkan eliza begitu saja...

"Tuh, om gue udah datang.." eliza melambaikan tangan nya, dan beberapa detik kemudian mobil sport berwarna hitam berhenti di depan mereka. Mata rania mengikuti ke arah mana yang di tunjuk eliza..

Jendela mobil terbuka, "Ayo, balik!!" suara berat seorang pria serasa menggetarkan hati rania saat jendela mobil mulai terbuka..

"Bentar, om.." ucap eliza pada om nya,

"Ran, yuk balik.."

Tak ada jawaban. Rania hanya diam saja dengan netra yang terfokus pada satu titik..

"Ran..." Eliza mengguncang tubuh rania pelan, membuyarkan lamunan gadis itu..

"Hah ?? Apa el, gue gak denger ??" rania seperti orang bodoh, wajahnya terlihat kikuk,

"hayo, lo liatin om gue sampe segitu nya! Naksir, ya ??"

"Ish!! Apaan sih, lo.. Nggak lah!!" rania mengalihkan pandangan nya..

"Namanya om Aldo, masih jomblo!!" ucap eliza setengah berbisik pada rania..

TIN! TIN!

Suara klakson kendaraan milik om eliza berbunyi kencang, seperti nya si pengemudi sengaja menekan nya kuat kuat..

"Ran, om gue udah ngamuk tuh, gue balik duluan, ya!! Nanti gue salamin deh kalau lo penasaran.." Eliza mengerlingkan mata nya, menggoda rania. "atau lo mau sekalian minta nomor handphone nya ??"

"Ck!! Apaan sih, lo.. Udah sana balik!!"

Eliza cekikikan melihat respon rania yang terlihat jelas sedang salah tingkah...

Rania tersenyum kecut saat kendaraan itu berlalu pergi.. "Sadar, ran. Kamu sama sekali tak punya waktu untuk mencintai siapapun!!" rania bergumam sambil memegang dadanya yang tiba tiba berdetak begitu kencang...

Rania tak pernah memberikan kesempatan pada diri nya untuk tertarik lebih jauh mengenal lawan jenis. Padahal banyak sekali laki laki yang ingin dekat dengan nya. Tapi bagi rania, itu tidak mungkin dan dia pun tidak memiliki keberanian yang cukup untuk memulai satu hubungan. Lagi pula, mencintai dan dicintai adalah hal yang mustahil dalam hidupnya.

Rania menghembuskan nafas kasar, mencoba membuang pikiran pikiran itu dengan segera.

🌿

"Om, temen ku tadi kaya nya tertarik deh sama om.." eliza membuka percakapan sesaat setelah mobil itu bergerak maju..

"Ah!! Bocah.. Om gak suka sama bocah!! Apalagi kalau dia satu frekuensi sama kamu!! BIG NO!!" jawab pria itu dengan enteng nya..

"Ck!! Om gak tau aja, rania itu pemberani tau.. Tadi aja dia berani adu mulut sama kating yang mencoba menindasnya!! Keren banget pokoknya!!"

Pria itu hanya diam, memilih untuk fokus berkendara dari pada menanggapi ocehan eliza. Namun satu yang dia tau, nama gadis tadi, Rania...

"Yaelah, om!! Kalau di ajak ngobrol itu jawab dong.. Aku kaya lagi ngomong sama patung!!" Eliza melipat tangan di depan dada... "Lagian udah umur segini masih aja jomblo!!" ejek nya lagi

"Jangan salah! Ini mah jomblo bukan sembarang jomblo, Om itu jomblo bermartabat!!"

Eliza memutar bola mata nya, malas. "Jomblo bermartabat atau masih ngarepin si ulat bulu itu ??" nada bicara eliza berubah kesal, ya, jika mengingat cerita cinta masa lalu om aldo membuat mood eliza jadi buruk.

Eliza adalah salah satu saksi hidup yang tau betapa hancurnya om aldo saat wanita yang sudah menjadi tunangan nya tiba tiba menikah dengan pria lain.

Ya. Wanita itu, wanita yang selalu menjadi prioritas utama om aldo tega mengkhianati nya, dia menikah dengan sahabat om aldo sendiri.

🌿

🌿

‼️Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya, ya.💜

Bintang 5 nya juga jangan lupa, biar otor semakin semangat untuk berkarya 🔥

🌿

🌿

Terpopuler

Comments

Denisya putri

Denisya putri

🫠🫠

2024-08-27

1

Nabila

Nabila

masih nyimak

2024-02-29

3

Bunda

Bunda

Semangat upnya thor...penasaran dg penyakitnya ran, jantung atau leukemia ??

2024-02-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!