Setelah selesai dengan drama baju sobek kemarin, pagi ini rania sudah siap untuk berangkat ke kampus. Hari pertama kembali belajar menjadi seorang mahasiswa setelah lebih dari 3 tahun lama nya dia beristirahat.
Tak masalah bagi rania untuk memulai lagi semuanya dari awal. Yang terpenting adalah dia masih memiliki kesempatan untuk meraih cita cita nya meski harus tertatih.
"Sudah ??" tanya kak vino berdiri di ambang pintu kamar adiknya
Rania mengangguk pelan kemudian meraih tas nya yang ada di atas meja..
"Ayo berangkat sekarang, kak. Ran nggak mau telat.." ucap nya seraya melihat ke arah jam di tangan kiri nya..
Kedua orang tua mereka sudah berangkat bekerja setengah jam yang lalu selepas sarapan bersama. Jadi, di rumah itu hanya tinggal rania, kak vino dan para pekerja aja.
Hanya butuh waktu 30 menit, mobil yang membawa rania sudah tiba di depan gerbang salah satu universitas ternama di pusat kota. Beruntung jalanan tidak terlalu padat, jadi tak ada drama macet-macetan panjang dalam perjalanan mereka tadi.
"Inget!! Jangan sampai telat minum obat nya, ya..." kata kak vino dengan wajah serius,
"Siap, Bos!!" Sahut rania dengan tangan nya di buat "hormat" seperti sedang upacara..
Kak vino mengacak acak rambut adiknya. Meskipun usia rania sudah melewati masa anak anak dan remaja nya, tapi bagi kak vino, rania tetap lah adik kecil nya yang menggemaskan.
Setelah berpamitan, rania pun segera turun dari mobil kak vino. Melambaikan tangan hingga kendaraan roda empat itu hilang dari pandangan nya..
Setelah tiba di kelas, rania langsung memilih tempat duduk yang paling depan. Biasanya jarang mahasiswa baru berani duduk di depan, mereka biasa nya memilih untuk mengisi kursi kursi kosong di bagian belakang terlebih dahulu. Namun berbeda dengan rania, dia langsung duduk di kursi itu, sendirian...
Masih tersisa waktu 5 menit lagi sebelum dosen tiba. Rania mengeluarkan telepon pintar nya dari dalam tas, menscroll media sosialnya sekedar melihat update berita yang tengah viral selama sepekan ini.
Rania mengambil jurusan seperti sebelum nya, ilmu hukum. Entah kenapa walaupun kedua orang tuanya memiliki profesi sebagai dokter, tapi baik Kak vino maupun rania tak memiliki ketertarikan di bidang tersebut. Dan beruntung nya mereka memiliki orang tua yang tidak pernah memaksakan kehendaknya terhadap anak anak mereka. Sejak awal bagaskara bersaudara itu di bebaskan untuk memilih apa yang mereka sukai.
Rania yang memiliki pribadi yang kritis, lugas serta memiliki kemampuan untuk menganalisis sesuatu membuatnya tertarik dengan jurusan tersebut.
Mempelajari hukum membuatnya menjadi terbiasa untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan juga melihat kaitan nya dengan bidang ilmu yang tengah dia pelajari.
"Boleh duduk di sini ??" tanya seseorang saat rania tengah asik dengan gawai nya..
Rania menoleh, dan karena posisi rania yang tengah duduk membuat rania harus mendongak untuk melihat wajah lawan bicara nya.. "Hah ?? Oh, iya. Silahkan.." jawab rania sambil tersenyum ramah
Seseorang itu pun menarik kursi tunggal yang berada tepat di samping rania, kemudian dia duduk di kursi tersebut...
"Eliza..." seseorang itu menyebutkan nama nya sambil mengulurkan tangan pada rania. Mengajak rania berkenalan lebih dulu.
Rania menatap sekilas tangan yang mengambang di depan nya, sebelum akhirnya menyambut jabatan tangan dari seorang gadis yang bernama Eliza itu.
"Rania.." ucap rania kemudian..
"Panggil aja gue eli..." ujar gadis itu lagi pada rania
Rania mengangguk.. "Panggil gue Ran.."
Kelas pertama di jalani rania dengan tanpa hambatan. Semua nya lancar, terlebih rania pernah sampai 5 semester di jurusan ini, jadi tak ada kesulitan bagi rania untuk memahami pelajaran meskipun diri nya sempat vakum dalam dunia perkuliahan selama hampir 3 tahun lama nya
Perkuliahan pun selesai hari ini...
"Lo di jemput ??" tanya eliza,
Gadis itu sepertinya mudah sekali akrab, sebab lagi lagi dia selalu memulai obrolan lebih dulu pada rania.
"Ya. emm, tapi kayanya masih lama.." ucap rania sesaat setelah menerima kabar dari supir pribadi nya yang terkena musibah, ban mobilnya bocor...
"Kalau gitu kita ke kantin dulu, yuk.."
Rania tampak ragu menerima ajakan eliza,
Kruukk..kruuukkk..
Saat rania masih menimbang tawaran eliza, tiba tiba saja cacing di perutnya bernyanyi tanpa permisi, membuat rania tersenyum canggung pada eliza...
Eliza tertawa, "Udah yuk. Jangan kelamaan mikir, kasian tuh cacing di perut lo udah pada demo.." Eliza mengapit tangan rania, kemudian memaksa rania agar menyamakan langkah kaki mereka..
"Mau pesen apa ??" tanya eliza saat mereka sudah berada di kantin,
"Samain aja deh sama lo, el.."
"Gue mau makan bakso. gak apa apa ??"
Rania mengangguk.. "Iya, itu aja. Tapi gue bakso nya aja ya, el. O,ya.. Lo mau minum apa, biar gue yang pesen.." Rania mencoba untuk mengakrabkan diri dengan eliza, melihat sejauh ini eliza baik, rania pun jadi tak enak hati sempat meragukan eliza yang murni hanya ingin berteman dengan nya..
"Gue air mineral aja." jawab eliza sebelum gadis itu berlalu untuk memesan makanan..
Rania sudah kembali duduk di kursi nya tadi setelah membeli minuman untuk diri nya dan eliza, namun beberapa orang yang entah datang dari mana langsung duduk mengelilingi rania..
Rania tak menghiraukan, meski terganggu, tapi dia memilih untuk diam saja dan kembali sibuk melihat ke layar ponsel boba nya...
"Oh. Jadi ini maba yang kemaren gak ikut kegiatan Ospek ??" Salah seorang wanita bertubuh sintal bicara dengan suara yang sengaja kencang. Seolah orang orang di sana harus juga mendengar ucapan nya..
Rania hanya melirik sesaat, namun sedetik kemudian melihat lagi ke layar ponsel nya. Hal yang seperti ini sudah biasa di alami mahasiswa baru, anggap saja ini adalah pelajaran non akademis untuk menguatkan mental nya.
Jika di hitung, yang duduk mengelilingi rania ada sekitar 5 orang, empat di antaranya perempuan, sementara satu nya seorang laki laki namun terlihat gemulai. Jika di lihat dari cara mereka bicara, tentu mereka adalah kakak kelas alias Kating rania.
Lirikan rania yang seolah acuh, membuat para kating itu langsung menatap tidak suka. Tentu saja, tatapan rania terkesan menyepelekan. Walau rania tak berniat untuk melakukan hal itu.
"Belagu banget lo anak baru!! Songong lo, ya.." Salah satu dari kelima orang itu langsung berkacak pinggang menatap rania dengan tatapan permusuhan..
"Nama lo siapa ? Harusnya lo punya adab dong sama kating lo di kampus ini!!"
Rania meletakkan ponsel nya, menatap satu persatu wajah wajah yang sudah memaki dan memarahi nya secara tidak jelas..
"Kating ??" beo rania, "Kakak Tingkat maksudnya ??" tanya rania lagi dengan wajah innocent nya..
"Kating yang seperti apa yang harus saya hormati ?? Seperti kalian yang bisa nya menindas mahasiswa baru, begitu ??"
"Sorry!! Tujuan saya di sini buat nyari ilmu bukan nyari muka!!" ucap rania dengan penuh penekanan di setiap kata nya. Mereka tidak tau saja bahwa disini sebenarnya rania lah kakak tingkatnya. Hanya karena rania putus kuliah di tengah jalan kala itu, membuatnya harus mengulang lagi dari awal..
Kelima Kating itu pun sampai terbengong menatap tak percaya ada maba yang bisa seberani rania. Selama ini mereka yang biasanya menindas para maba seketika nyali nya menciut melihat tatapan tajam dari rania.
"Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan, silahkan kalian pergi karena kursi yang kalian duduki harusnya menjadi tempat teman saya duduk..."
🌿
🌿
‼️Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya, ya.💜
Bintang 5 nya juga jangan lupa, biar otor semakin semangat untuk berkarya 🔥
🌿
🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Denisya putri
wuhhuuu... hempaskann nona 🔥🔥 habis meloow langsung membara nona kuuh 🤭🤭
2024-08-27
2
Warijah Warijah
Kating sedang cari masalah rupanya..
2024-02-22
3
Bunda
Apa ran punya penyakit jantung ? atau kanker ?
2024-02-22
3