Hanna POV
Hari ini langit tampak begitu gelap, ku cepatkan langkah ku menuju halte bus. Bus datang sedikit terlambat, tiba-tiba saja hujan deras mengguyur kota. Ku amati langkah banyak orang berlari berteduh dari hujan. Aku terdiam, aku harap kedua kakakku baik-baik saja, aku menghubungi pak Ha untuk mengubungi ku jika sesuatu terjadi pada kakak-kakakku.
Bus berhenti di tempat tujuan ku, aku membuka payung ku dan turun dari bus, ku langkahkan kaki ku menuju tempat tujuan ku, ku lihat seorang pria berdiri menunduk di tengah hujan. Awalnya aku tidak memperdulikan pria itu, aku pun masuk ke kafe lewat pintu belakang karena sepatu ku basah.
Aku mengganti pakaian ku dan menggunakan apron, pria itu masih berdiri di sana. Aku mulai membersihkan seisi cafe, tak lama Juno datang dan membantuku. Satu per satu pelanggan datang dan memesan, namun, pria itu masih pada tempatnya.
Perlahan pertahanan dirinya runtuh ia terduduk di tepi jalan.
Aku memanggil Juno untuk membantu pria itu, membawanya masuk ke kafe. Sementara aku menyiapkan handuk dan teh untuk menghangatkan tubuhnya. Aku memasak air sambil mengambil handuk yang disediakan cafe.
Kak Seo Na tiba di toko dan bertanya pada Juno 'ada apa dengan pria itu?' Juno pun menjawab bahwa pria itu berdiri di tengah hujan dengan waktu yang lama. Kak Seo Na pun segera menyiapkan tempat untuk pria itu duduk. Juno membuka jaket pria itu dan ia menunjukkan ekspresi terkejut.
Aku mendekat dan bertanya, "Ada apa?"
"Dia teman ku, Ya Jae Sung!" Teriaknya menghentakkan tubuh temannya.
"Apakah dia Jae Sung, si aktor yang dikabarkan hiatus?" tanya ku.
"ya betul," jawabnya, aku meletakkan teh yang kubuat tadi di meja. Aku dan Kak Seo Na kembali mengerjakan pekerja kami yang tertunda.
"Kalian berbicaralah, aku akan kembali bekerja" Juno mengangguk paham.
Juno pun berbicara pada pria yang bernama Jae Sung itu. Jae Sung menceritakan keluh kesahnya pada Juno, aku masih bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berteman dan aku juga bertanya-tanya apakah laki-laki yang sering memesan americano dan strawberry cake itu dia atau bukan. Ku pandangi mereka dari jauh hingga kak Seo Na menepuk pundakku, aku sedikit terkejut dan dengan cepat menetralkan ekspresi ku.
"Aku harus bekerja, aku tinggal ya," pamitnya, aku mengangguk dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.
Hampir satu jam pria itu duduk memandangi hujan, Juno pun sibuk melayani pelanggan begitu pun aku. Istirahat makan siang Juno berpamitan untuk mengantarkan temannya itu pulang, aku pun sendirian. Banyak hal yang masih belum aku tanyakan pada pria itu, tampaknya dia sedang ada masalah.
...................
Tak lama Kyung Seo datang dan menyapa, aku membalas sapaannya. Karena masih jam istirahat aku menceritakan kejadian tadi padanya.
Kyung Seo sempat terkejut dengan cerita ku bahwa Juno adalah teman Jae Sung si aktor yang kabarnya akan hiatus. Dia pun sempat memarahi ku karena tidak minta tanda tangan Jae Sung, Kyung Seo adalah fans berat aktor itu, sudah sejak lama ia ingin berkecimpung di dunia entertainment, namun, orang tuanya tidak memberikan izin.
Ada rasa penyesalan di dalam dirinya namun dia terus berusaha membuat orang tuanya bangga.
Aku dan Kyung Seo mulai bekerja seperti biasanya, entah mengapa pelanggan berdatangan sejak tadi. Membuat kami berdua kewalahan. Beberapa jam kemudian Juno pun datang dan membantu, aku bersyukur sekali.
Saking sibuknya kami tidak mengecek ponsel masing-masing. Juno masuk ke dapur untuk mencuci gelas, dia mendengar ponsel ku berdering tanpa henti.
"Han Na!" Teriaknya dari arah dapur, dengan tergesa aku mendatangi nya.
"Ada apa?" tanya ku.
"Itu ponsel mu berdering terus, mungkin ada hal penting. Tugas mu serahkan saja padaku," Juno pun segera meletakkan gelas kotor yang kubawa dan kembali ke luar.
Aku mencuci tangan ku lalu mengambil ponsel ku, ada dua puluh pesan suara dari pak Ha dan ibu Jeon. Aku menelpon ulang, namun, tak ada respon. Entah kenapa jantung ku berdegup kencang, seolah ada sesuatu yang terjadi.
Aku menelpon ibu Jeon untuk memastikan, tak ada respon. Tiba-tiba ada nomor tak di kenal masuk, aku pun segera menjawabnya.
"Selamat siang ini dengan pihak kepolisian, kami mendapatkan kabar bahwa rumah anda di jalan xxxx no xx mengalami kebakaran. Ada dua korban dari kebakaran itu dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut," suara seseorang dari seberang telepon.
Mata ku terbelalak, tubuhku merosot ke lantai
Aku terdiam seribu bahasa
"Halo? apakah anda mendengar saya? Nona Hanna?" Panggil polisi di seberang sana.
"Han Na?" Panggil Kyung Seo ia mengambil ponsel ku. "Halo dengan siapa ini?"
"Maaf, kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan kepada saudari Han Na bahwa rumahnya kebakaran dan dua korban telah dilarikan ke rumah sakit, apakah anda teman atau wali nya?" Tanya polisi itu.
"Sa-saya temannya, baik terimakasih informasinya pak," Kyung Seo mematikan ponsel ku.
"Lee Han Na" Panggil Kyung Soo. aku tersadar dari lamunan ku. aku menangis, dia pun memeluk ku dan berusaha menenangkan ku sambil menelpon pacarnya untuk datang. Juno yang mendengar suara tangisan segera berlari ke dapur.
"Ada apa?" tanyanya panik setelah mendengar tangisan ku.
"Rumah Hanna, kebakaran" sahut Kyung Soo lirih, Juno pun terkejut dan mendekat. Membantu Kyung Seo menenangkan ku.
Pacar Kyung Seo datang, dia membawaku duduk ke kursi yang nyaman sambil Kyung Seo berusaha menghubungi tetangga ku untuk mengecek kondisi kedua kakakku. Apalagi kak Han Byul, aku sangat khawatir padanya.
Satu jam tak ada respon dari pak Ha dan bu Jeon, Juno pun berinisiatif untuk pergi mengeceknya langsung ke rumah sakit terdekat. Kyung Seo setuju dan segera memanggil taksi, kami pun pergi menuju rumah sakit.
Hati ku semakin gelisah ketika berada di area rumah sakit, napasku terasa berat. Aku mengenggam erat tangan Hye Rim, pacar Kyung Seo. Kami berjalan cepat menuju UGD, di sana nampak dua pasangan paruh baya, pak Ha dan bu Jeon. Aku menghampiri mereka dengan tangis yang tak dapat ku bendung, bu Jeon segera memeluk ku erat.
"Kakak mu baik-baik saja," ucapnya menenangkan ku. aku melihat dari tirai nampak kak Han Byul di pasang selang napas, hati ku makin berat melihatnya.
"Kak Ha Eun? dimana kak Ha Eun?" Tanya ku.
Ibu Jeon hanya diam dan menenangkan ku. "Ha Eun di ruang rehabilitasi, dokter bilang saat datang dia mengalami gangguan kecemasan luar biasa. Sebelum akhirnya bisa beraktivitas normal dia harus di sana beberapa waktu" jelas Ibu Jeon pada ku.
Aku bingung harus menjawab apa. Tenaga ku habis mendengar berita yang cukup mengejutkan ditambah melihat kak Han Byul dengan selang napas. Hal itu membuat ku merasa bersalah karena tidak menjaga mereka dengan baik. Tubuhku bergetar hebat, Ibu Jeon berusaha menenangkan ku dan pada akhirnya aku tidak kuat.
Aku jatuh lemas di pelukan Ibu Jeon
Semua orang panik dan memanggil perawat yang berjaga untuk memeriksa keadaan ku. Aku tak merasakan apa-apa lagi setelahnya. Pandangan ku kabur begitu saja dan tubuh ku benar-benar lemas.
.................
Hai sobat Franza sekalian
Karna beberapa alasan aku memutuskan mengganti beberapa nama tokoh dan judul serta cover pada novel ini
Karna aku berharap karya ini dapat diajukan kontrak jadi aku memutuskan untuk mengganti semuanya
Terus tunggu cerita ini yaa
Salam : Franza
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments