Han Na POV
Hujan deras mengguyur Seoul sejak sore tadi, aku masih berjaga di samping kak Han Byul. Pandangan ku tak lepas darinya. Hye Rim datang mendekati ku, memberikan segelas kopi. Katanya aku harus banyak beristirahat untuk kembali pulih, tampaknya dia tau bahwa aku sedang berduka dan sangat tertekan dengan keadaan yang ada.
Aku meminum kopi itu, rasanya tenang aku sedikit me rileks kan pikiran ku. Hye Rim menyarankan ku beberapa pilihan, dia punya beberapa kenalan yang menjual tempat tinggal dengan harga miring. Aku sedikit berpikir, tidak ada salahnya mencoba, namun, untuk saat ini aku harus mencari uang untuk pengobatan kedua kakakku terlebih dahulu.
"Hye Rim, aku ingin memikirkan nya terlebih dahulu, biaya pengobatan kedua kakak ku sangatlah besar," aku benar-benar bingung bagaimana membayar tagihan rumah sakit.
Mesti kak Hyun Ha membantu sebagian besar pengobatan kedua kakakku, hanya saja aku berutang banyak padanya.
Hye Rim menggenggam tangan ku, "aku akan melunasi nya, carilah tempat tinggal untuk kalian,"
Tidak
Aku tak boleh merepotkan orang lain lagi
"Tidak, itu sangat merepotkan. Bagaimana cara ku mengembalikan nya?" Aku menolaknya.
"Han Na, kamu adalah sahabat pacarku, kamu juga adalah saudara perempuan ku," balasnya sambil tersenyum.
Aku tahu Hye Rim sangat tulus membantu, hanya saja aku tidak ingin melibatkannya. Aku mulai menenangkan diriku dan Hye Rim pun pamit pulang, aku pun tertidur di samping kak Han Byul.
Pagi pun mulai datang, aku membuka mataku dan melihat kak Han Byul yang terduduk.
"Kak," panggil ku, aku senang ia sudah lebih membaik dari kemarin, aku memeluknya dengan erat.
"Maaf Han Na, harusnya aku bisa melihat, dan harusnya aku bisa mencegah nya," mendengar itu, aku merasa sangat amat bersalah dan mencoba menenangkannya.
"Tidak kak, ini bukan salah mu. Kita bisa cari tempat tinggal baru," ucap ku, aku hampir terisak mendengar perkataan kak Han Byul.
Aku membantu menyuapi kak Han Byul. Setelahnya aku berpamitan untuk mengunjungi kak Ha Eun, kata perawat kak Ha Eun belum makan dari kemarin. Aku juga akan perlahan menanyai tentang kronologi kejadian kebakaran itu. Aku melangkahkan kakiku ke poli jiwa, meminta izin pada perawat untuk menemui kak Ha Eun.
Aku memasuki sebuah ruangan dan duduk di kursi dengan gugup menunggu kedatangan kakakku. Saat kakak ku sampai bersama perawat, dia menundukkan kepalanya, tampaknya dia merasa bersalah. Aku memegang tangannya lembut.
"Kak, ini bukan salah mu," ucapan ku membuat air mata nya mengalir, perawat meninggalkan kami.
Aku mengusap tangannya perlahan.
Aku benar-benar sedih melihat keadaan kakak Ha Eun.
"Kakak tidak boleh terus merasa bersalah," aku pun berusaha menenangkan kak Ha Eun.
"Tidak, tidak aku salah. Aku bukan kakak yang baik, aku salah, aku lupa," ucapnya tergesa.
Aku mendekat dan memeluknya, menahan air mata ini, rasanya dada ku sesak. Kak Ha Eun adalah orang yang paling dekat dengan ku dari kecil, aku dan dia memiliki ikatan batin yang kuat sebagai adik dan kakak.
Aku membujuknya untuk makan dan akhirnya dia mau memakan makanannya walaupun hanya beberapa suap. Aku senang dia akhirnya mau memakan makanannya. Perawat datang dan membawa kak Ha Eun kembali, aku menitipkan salam pada perawat untuk merawat kak Ha Eun. Kak Ha Eun memiliki masa lalu yang buruk, perawat pun mengerti dan mencoba lebih berhati-hati dalam berkata dan bertindak.
Aku masuk ke dalam cafe dan langsung memulai pekerjaan ku. Mereka menyapa seperti biasa, aku senang mereka selalu membantu ku. Terlebih lagi Ga Eun, sebagai sesama perempuan dia menjaga ku dengan baik. Walau dia lebih muda dibandingkan aku, tapi sifatnya sangat dewasa dibandingkan aku.
Aku menyelesaikan pekerjaan ku dan kami menutup cafe, kami makan bersama setelah selesai. Aku pun kembali ke rumah sakit dan menemui kak Han Byul, dokter bilang kak Han Byul bisa pulang lusa. Mendengar kabar kak Han Byul akan pulang tentu membuatku senang.
Hanya saja sampai kini aku belum mendapatkan rumah lagi, beberapa barang yang masih utuh aku titip kan di rumah pak Ha Ji Kyung dan Bu Jeon Na Ra.
Aku keluar untuk mencari udara segar dan duduk di taman rumah sakit setelah kak Han Byul tidur. Tubuh ku terasa lelah, aku tak bisa tidur. Entahlah pikiran ku berlari tanpa ujung membuat ku tidak nyaman dan berakhir di taman ini. Tak lama setelahnya seorang laki-laki duduk di samping ku. Aku tidak menggubris sama sekali karena aku tidak mengenalnya.
"Lebih baik kamu istirahat," aku menoleh dan mengatakan bahwa itu bukan urusannya.
Dia membuka topi dan maskernya. "Aku Na Jae Sung," dia memperkenalkan dirinya.
"Aku tidak bertanya," jawab ku singkat, aku benar-benar tak ingin berbicara dengan siapapun.
"Aku tau, terimakasih untuk americano dan strawberry cake nya," aku terkejut, selama ini yang memesan dua hal itu adalah aktor terkenal dan itu adalah dirinya?
"Ba-bagaimana seorang aktor di sini?" Tanyaku terbata.
"Aku juga manusia, memang nya aktor tidak bisa sakit? " Dia menatap langit, jujur saja wajahnya memang tampan, lebih tampan dari foto yang ada di sosial media.
"Na!" Teriak seseorang, suaranya tampak familiar untukku.
Laki-laki lain datang
"Han Na?" Aku terkejut melihat sosok laki-laki yang berdiri dihadapan Jae Sung.
"Kak Man Shik?" Kami sama terkejut nya dan begitu pun Na Jae Sung si aktor yang duduk di sebelah ku.
"Bagaimana kalian saling mengenal?" Tanya Jae Sung.
"Oh ya benar, dia teman masa kecil ku Na. Orang yang sering ku ceritakan," Kak Man Shik menjawab pertanyaan Jae Sung.
Aku memanggilnya Jae Sung karena kami seumuran, bagaimana aku bisa tahu? karna Kyung Seo selalu membahas itu.
"Han Na bagaimana kamu di sini?" Kak Man Shik mengalihkan pembicaraannya.
"Itu, rumah ku kebakaran dan dua kakak ku di rawat di sini," jawabku cepat, mereka berdua terkejut.
"Lalu sekarang? kamu tinggal dimana?" Kak Man Shik tampak sekarang terlihat khawatir padaku.
"Aku belum tau," yang benar, aku tidak tau akan tinggal dimana setelah ini. Rumah peninggalan orang tua kami telah hangus terbakar.
Kak Man Shik dan Jae Sung berdiskusi, aku tidak tau apa yang mereka bicarakan. Kak Man Shik mengambil sebuah keputusan dan memberi ku sebuah rumah. Aku menolak karena itu terlalu berlebihan, dia sudah banyak membantu kak Han Byul dan keluarganya juga banyak membantu keluarga ku, aku tidak ingin merepotkannya.
Kak Man Shik tidak mau membahas masa lalu, dia bilang kalau kami adalah teman. Teman harus saling membantu, aku pun terdiam sebentar. Dia membujuk ku untuk menerima rumah itu, aku tak tau harus bagaimana.
Pada akhir nya aku menerima rumah itu dengan perjanjian aku akan melunasi rumah nya. Awalnya dia menolak, namun, Jae Sung memberikan masukan pada kak Man Shik untuk mendukung keputusan ku.
Aku kembali ke ruangan kak Han Byul setelah pertemuanku dan kak Man Shik. Aku bercerita pada nya kejadian yang baru saja terjadi dengan semangat. Kak Han Byul pun turut senang bahwa kami akhirnya mendapatkan rumah baru.
................
Dua hari kemudian
Aku dibantu Kak Man Shik, Juno, Jae Sung dan kak Jun Jie untuk pindahan. Tak lupa ada pak Ha Ji Kyung juga yang menolong ku menjemput kak Han Byul di rumah sakit. dokter bilang keadaannya membaik dan dia diperbolehkan pulang.
Rumah itu sangat indah, ada 2 kamar tidur yang tersedia dapur, ruang tamu dan ruang keluarga, dua kamar mandi dan satu laundry room. Ditambah lagi fasilitas nya yang sangat lengkap membuat ku tersentak, pasti harganya sangat mahal.
Bagaimana cara ku melunasi nya? pikiran ku pergi lagi entah kemana.
Aku berusaha menenangkan diriku. Banyak orang yang membantu ku, itu membuat ku semangat untuk terus hidup dan bekerja. Aku akan sukses seperti mereka, aku akan membuat kak Han Byul dan kak Ha Eun bangga dengan cara ku.
Aku ingin membuat mereka melupakan masa lalu yang kelam dan aku ingin mereka bahagia.
Mungkin harapan ku tak akan cepat terjadi,namun, tidak ada usaha yang mengecewakan hasil. Aku kembali seperti dulu, mencari pekerjaan sampingan selain pekerjaan utama ku. Aku pun meminta izin pada kak Ji Hyun dan kak Seo Na untuk bekerja secara part time. Aku akan berusaha semaksimal mungkin mencari pekerjaan dengan gaji tinggi.
Aku harus bisa menghidupi kedua kakakku, ini giliran aku yang berusaha untuk mereka. Mereka adalah keluarga ku, keluarga ku satu-satunya. Mereka adalah tujuan aku hidup, aku harus bisa membuat mereka bangga dengan semua yang aku lakukan.
"Tenang aja ayah, ibu, kak Han Byul dan kak Ha Eun, aku sudah dewasa. Aku bisa bertahan demi kalian"
Sambil menatap langit dari balik jendela, aku yakin ayah dan ibu tengah menyaksikan aku tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang penuh tanggung jawab. Aku tersenyum dan mulai melanjutkan aktivitas ku.
...................
Hai sobat Franza sekalian
Karna beberapa alasan aku memutuskan mengganti beberapa nama tokoh dan judul serta cover pada novel ini
Karna aku berharap karya ini dapat diajukan kontrak jadi aku memutuskan untuk mengganti semuanya
Terus tunggu cerita ini yaa
Salam : Franza
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments