Bab 3. Sistem Pengetahuan

Perlahan-lahan mata Reo terbuka. Keadaan ruangan masih sama seperti saat ia sadar terakhir kalinya, yaitu gelap.

Setelah berkedip beberapa kali, layar transparan Sistem Pengetahuan kembali muncul di depan matanya. Membuat Reo kembali tersadar, jika apa yang dialaminya tadi bukanlah sekedar mimpi.

[Ding Ding]

[Penyatuan Sistem Pengetahuan selesai.]

Nama : Reo San Aron

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Muatan Chip Cemer : 1 PetaByte

Status misi : Belum ada

[Identitas Master telah terkunci pada Sistem Pengetahuan.]

[Ding Ding]

Reo memperhatikan tombol-tombol layar dan tulisan yang tertera di layar transparan Sistem Pengetahuan yang baru saja padam dan menghilang. Sekarang ia sadar jika saat ini ia adalah orang paling jenius di dunia, dengan Sistem Pengetahuan yang telah menjadi miliknya. Dengan demikian, pengetahuan yang dimilikinya unlimited - tidak terbatas.

Sesuai dengan petunjuk Sistem Pengetahuan di awal tadi, Reo adalah satu-satunya tempat yang bisa memasang Chip Cemer untuk orang lain. Hal ini sama dengan laboratorium canggih sebelumnya, tempat di mana orang-orang memasang Chip Cemer untuk kecerdasan yang langsung bisa didapatkan tanpa harus belajar.

Reo tersenyum lebar ketika ingat dengan jelas apa yang terjadi. Kini ia bisa mengendalikan orang-orang kaya, karena mereka akan takluk dengannya.

"Laboratorium Chip Cemer ini telah hancur. Chip Cemer unlimited yang menjadi penelitian tanpa ujung, telah berakhir. Dan aku, orang yang tidak pernah berpikir untuk bisa membelinya justru memilikinya tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Bahkan keuntungan setelahnya, akan menjadi milikku."

Reo mengedarkan pandangannya, melihat keadaan ruangan laboratorium canggih Chip Cemer yang telah hancur menjadi abu. Beberapa ahli, terlihat masih tidak sadarkan diri. Atau bisa jadi, mereka telah meninggal dunia akibat dari penelitian mereka sendiri.

"Aww ..."

Kepala Reo menoleh saat mendengar seseorang yang sedang mengaduh. Ternyata orang itu adalah Charles Tomy Rifaldi, pemuda yang memaksanya untuk menjadi penampung Chip Cemer second.

"Ahhh, isshhh ..."

"Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Reo mendekat ke tempat Charles.

"Kau? Kau tidak apa-apa?" Charles justru balik bertanya dengan tatapan tajam - menyelidik, sebab melihat keadaan Reo yang tak kurang suatu apapun.

"Ya, aku baik-baik saja."

Reo malas memberikan jawaban panjang lebar pada pemuda sombong tersebut. Ia bahkan tidak berniat untuk menolong Charles yang terlihat kesakitan pada kepalanya, sebab sedari tadi pemuda itu memegangi pelipisnya. Tempat di mana seharusnya Chip Cemer terpasang.

Mata Reo kembali melihat sekeliling, dan terlihat beberapa ahli yang tadi pingsan kini mulai bergerak-gerak. Kemungkinan, ada juga yang tidak kuat menahan ledakan tadi sehingga meninggal dunia.

Reo memejamkan matanya sebentar, lalu terlihat olehnya layar transparan Sistem Pengetahuan. Ia mencari tahu bagaimana caranya menghubungi pihak medis, sementara di laboratorium ini ia tidak pernah tahu apa-apa.

Ternyata, di luar ruangan ini ada beberapa robot medis, siap untuk melakukan pekerjaannya jika diperintah.

Clek

Reo keluar meninggalkan Charles dan para ahli. Ia akan memberikan perintah pada robot-robot medis untuk melakukan tugasnya, membantu Charles dan para ahli yang menjadi korban kecelakaan di ruangan laboratorium.

Tak lama kemudian, Reo melihat robot-robot medis melaksanakan tugasnya dengan patuh. Membersihkan luka-luka yang ada dan memberikan obat-obat sesuai dengan kebutuhan.

"Ternyata benar, robot-robot tersebut bekerja sesuai dengan apa yang harus dilakukan. Dan sepertinya robot-robot itu lebih profesional karena tidak harus memikirkan hal-hal lain seperti manusia. Pantas saja banyak pihak yang mempekerjakan robot-robot ahli, daripada manusia manual seperti aku."

Dengan memperhatikan apa yang dilihatnya saat ini, Reo sadar betul bagaimana pola hidup manusia. Dan tentunya Reo juga akan mengalami perubahan yang signifikan, karena ia juga telah menjadi sangat kaya dengan adanya Sistem Pengetahuan yang telah memilihnya menjadi Master.

Keuntungan laboratorium Chip Cemer, telah berpindah padanya. Jadi, Reo juga bisa mempermainkan harga untuk pemasangan Chip Cemer yang diinginkan oleh banyak orang. Apalagi jika orang itu adalah anak dari keluarga kaya raya seperti Charles.

"Mereka tidak bisa melakukan tekanan dan intimidasi padaku lagi, bahkan mereka akan lebih sering memohon padaku. Heh, dunia telah ada di dalam genggamanku!"

Dengan bangga, Reo duduk di kursi luar ruangan yang tadi telah hancur.

"Hai, kau siapa?"

Reo menoleh cepat saat mendengar seseorang yang menegurnya. Dia tidak sadar jika ada orang yang masuk secara tiba-tiba, karena sedari tadi hanya diam dan berbicara sendiri tentang situasi dan keadaannya yang berubah dalam waktu sekejap.

"Hai, aku sedang bertanya denganmu. Siapa kamu? Apakah kamu orang baru?" tanya orang itu - lagi.

"Aku Reo San Aron," jawab Reo memperkenalkan diri.

"Aku tidak peduli namamu siapa, yang aku tanyakan adalah, apa fungsimu di laboratorium ini?" gertak orang tersebut.

Mata Reo memperhatikan pria setengah baya tersebut. Menurut Reo, pria itu berumur sekitar 50 tahun. Dengan penampilannya yang rapi dan bahan pakaian yang mahal, bisa dipastikan bahwa pria tersebut adalah orang yang kaya dan sepertinya juga memiliki sifat yang sombong dan angkuh.

"Aku mencari anakku, atau di mana para ahli laboratorium ini?" Pria itu kembali mengajukan pertanyaan.

"Anak?" tanya Reo, mengulang kembali pertanyaan pria tersebut.

"Iya, anakku. Kau tidak tuli, kan?" Pria itu menatap tajam Reo, dengan kalimat yang juga bernada merendahkan.

"Aku tidak melihat anak-anak dari tadi," ujar Reo melihat sekelilingnya.

"Ck, kemana dia? Padahal tadi pamit mau pergi ke laboratorium ini," gumam pria itu dengan mengerutu sendiri.

Otak Reo cepat berfungsi, dan dia yakin bahwa anak yang dimaksud oleh pria tersebut adalah Charles Tomy Rifaldi. Pemuda yang telah menjadi salah satu korban kegagalan ujicoba Chip Cemer di ruangan yang sama dengannya, yang memaksanya ikut sebagai penampung Chip Cemer second.

Tak lama kemudian, samar-samar terdengar suara gaduh di dalam ruangan utama laboratorium yang telah hancur. Suara gaduh karena rasa sakit itu terdengar juga oleh Pria itu. Apalagi lampu warning yang ada di atas pintu juga masih menyala.

"Apa yang terjadi?" pria itu terlihat panik.

"Lihat saja sendiri," jawab Reo acuh.

Pria itu menatap semakin tajam ke arah Reo, tapi kakinya cepat melangkah ke arah ruangan. Sementara Reo hanya tersenyum sinis, menunggu apa yang akan terjadi setelah ini.

Beberapa saat kemudian, robot-robot medis telah selesai dengan tugasnya. Beberapa ahli yang terluka sudah dirawat dan dipindahkan ke ruangan yang lebih memadai, menunggu mobil ambulans yang akan membawa mereka ke rumah sakit.

Pria tadi juga keluar dengan memapah anaknya, yang sesuai dengan tebakan Reo, yaitu Charles.

"Pa, dia yang menyebabkan kecelakaan laboratorium!" tunjuk Charles ke arah Reo.

***

"Karya ini merupakan karya jalur kreatif"

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

1 iklan buatmu kak

2024-03-17

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

pasti cakep nih Rio

2024-03-07

0

Gabutdramon

Gabutdramon

mestinya memang begitu, urusan administrasi/data diri belakangan keselamatan pasien nomer 1

harusnya..

2024-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!