Bodyguard

Sepuluh tahun berlalu, waktu terus berputar. Sang waktu tidak pernah menunggu. Seorang gadis duduk bersila di depan pusara, ia menundukkan kepala sembari mencabut rumput di sekitar dengan raut wajah murung. Sepuluh tahun sudah Rahma meninggalkan Anna sendirian hidup terkatung katung tanpa tempat tinggal. Rumah satu satunya milik Rahma terjual untuk biaya pengobatan. Namun nyawa Rahma tidak dapat tertolong.

Kini masa lalu tinggal kenangan, masa depan hanyalah angan angan. Dua puluh tahun sudah gadis kecil itu berubah menjadi dewasa. Semua harapan, dan impian nyaris hilang dalam pikirannya. Hari ini, inilah kenyataan hidup Anna.

Pakaiannya yang lusuh dan tak terawat, rambutnya yang panjang di ikat sembarangan menggunakan topi terbalik. Celana Jeans sobek sobek di sekita lutut layaknya anak punk. Pandangannya ia alihkan pada batu nisan yang terukir sebuah nama 'Rahma'.

"Meskipun kau bukan Ibuku, tapi selama hidupmu kau telah memberiku cinta yang tak pernah kudapatkan dari Ibuku sendiri." Gadis itu mengusap ukiran nama di batu nisan berkali kali.

"Bu, maafkan aku yang tidak bisa membalas cintamu padaku," ucapnya pelan. Bulir air mata hampir saja jatuh dari sudut netranya. Buru buru Anna mengusapnya dengan telapak tangan.

"Aku merindukanmu, Bu.." ucap Anna lirih.

"Anna! pekik seseorang dari arah belakang.

Gadis itu menoleh lalu berdiri, " Tasya?" ucapnya menatap gadis di tepi jalan yang menggunakan gaun selutut berwarna merah dengan belahan dada terbuka tengah berdiri di samping mobil.

"Anna, ayo cepat!" Tasya melambaikan tangan padanya.

Anna mengalihkan pandangannya ke batu nisan. "Bu, aku pergi dulu, besok aku kembali lagi." Anna tersenyum getir, Lalu ia balik badan melangkahkan kakinya mendekati Tasya.

"Heh, ngapain kau kesini!" seru Anna menatap horor Tasya.

"Aku ada perlu," ucap Tasya menarik tangan Anna.

"Apa sih?!" Anna menautkan kedua alisnya menatap Tasya sahabatnya anak tunggal seorang pengusaha kaya. Pertemuan mereka di awali saat Tasya hendak di rampok oleh sekumpulan geng motor. Sejak saat itu, Tasya meminta Anna untuk menjadi sahabatnya.

"Aku ada tawaran menarik buatmu." Tasya membukakan pintu mobil lalu meminta Anna untuk masuk ke dalam. Anna hanya diam mengikuti apa yang di inginkan sahabatnya itu. Ia masuk ke dalam mobil di ikuti Tasya ikut masuk dan duduk di sebelah Anna.

"Tawaran menarik apa? tanya Anna malas, dengan tatapan lurus ke depan.

"Gini, gini." Tasya menggeser duduknya. "Dari pada kau ngamen keliling kota Jakarta, dan juga tidak punya tempat tinggal. Gimana kalau kau ikut aku?"

"Kau ini, bicara saja langsung ke intinya." Anna menatap jengah Tasya.

"Kau kan jago karate, kau juga sudah biasa hidup di jalanan. Gimana kalau kau kerja padaku?

"Kerja apa?" tanya Anna masih belum mengerti maksud ucapan sahabatnya.

"Kau jadi bodyguard, gimana?" Tasya menaikkan dua alisnya menatap Anna penuh harap. "Gini, gini..aku tahu, kalau kau tidak suka merepotkan orang lain. Aku bayar tiap bulan, ya..itung itung buat ngekos atau makanmu tiap hari?"

Anna tercenung sesaat memikirkan ulang tawaran Tasya, tidak ada salahnya juga ia menjadi bodyguardnya Tasya. "Oke, aku setuju!"

Tasya menepuk tangannya sendiri tersenyum lebar. "Nah! gitu dong!" kemudian Tasya membuka tasnya ia mengambil sepuluh lembar uang pecahan seratus ribu lalu di berikan pada Anna.

"Apa ini?" Anna menatap uang di tangan Tasya.

"Ini sebagai tanda jadi kalau hari ini, kau sudah resmi menjadi bodyguardku."

"Baiklah, aku setuju." Anna mengambil uang dari tangan Tasya lalu menciumnya sekilas.

"Muach! rejeki nomplok!" Anna tertawa lebar menatap Tasya.

"Ok, sekarang kita ke mall. Aku belikan kau pakaian yang cocok buatmu." Anna mengangkat kedua bahunya melirik sesaat ke arah Tasya yang melajukan mobilnya.

Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di halaman mall, Anna dan Tasya keluar dari pintu mobil langsung masuk ke dalam mall dan memilih beberapa potong kaos, jaket dan celana jeans yang akan di gunakan Ann.

Anna tersenyum samar menatap pakaian di tangannya. Ia teringat tentang Ibuyang telah merawatnya sejak masih bayi, dia sudah lama meninggal sejak Anna masih berusia 10 tahun. Rahma terkena penyakit kanker hingga menggerogotinya dan tidak mampu bertahan karena tidak ada biaya untuk pengobatan. Berbagai cara Anna lakukan untuk kesembuhan Rahma. Hingga ia jual rumah satu satunya.

Sebelum Rahma menghembuskan napasnya yang terakhir, ia hanya memberikan dua buah nama pada Anna kalau mereka adalah orang tua kandungnya, 'Elama dan Alan' Selain itu, Ibu yang telah merawatnya tidak memberikan informasi lain hingga Anna sendiri tidak tahu harus mencari kemana orang tua kandungnya dan wajah mereka pun Anna tidak tahu.

"Hei! malah bengong!" seru Tasya menepuk bahu Anna. Membuatnya berjengkit kaget.

"Ah sial!" sungut Anna.

"Ayo kita makan dulu." Tasya menarik tangan Anna menuju restoran yang ada di dalam mall tersebut.

"Hai sayang!" sapa Tasya pada seorang pria yang menggunakan setelan jas berwarna biru.

"Sudah lama nunggu? oya, kenalkan nih sahabatku sekaligus bodyguard." Tasya tersenyum pada pria itu.

"Rangga," pria itu mengulurkan tangan pada Anna.

"Kau sudah tahu namaku dari dia," ucap Anna membalas jabatan tangan Rangga. Anna menarik tangannya kembali. "Aku di luar saja."

"Eh kau mau kemana? kita makan bersama." Tasya menahan tangan Anna.

"Tidak, aku belum lapar. Kalian saja." Anna berlalu meninggalkan sahabatnya.

"Tomboy amat tuh cewek," ucap Rangga lalu ia duduk dan memesan makanan.

"Dia hidup sebatang kara," ungkap Tasya.

"Oya?"

Tasya menganggukkan kepala, ia sendiri tidak tahu banyak tentang Anna. Gadis itu sangat tertutup soal pribadinya. Berbeda dengan Tasya yang cerewet dan periang.

"Dia tinggal di mana?" tanya Rangga lagi penasaran.

"Dia tidak punya tempat tinggal, aku pernah menawarkan tapi dia menolak." Tasya mengambil minuman segar yang ada di atas meja.

Rangga menganggukkan kepala, "gadis yang mandiri," ucapnya dalam hati.

***

Sementara itu Anna yang berada di halaman mall, ia menyingkir dari keramaian dan memilih duduk di halte yang tak jauh dari mall. Matanya menatap sekitar jalan raya, lalu ia mengeluarkan sekotak rokok di dalam sakunya, ia ambil satu batang rokok dan menyalakannya. Selama hidup di jalanan ia tidak perduli lagi penilaian orang yang memperhatikannya. Kadang Anna tersenyum sinis saat melihat tatapan mata orang lain padanya dengan tatapan benci. Gadis yang merokok pasti setiap orang akan menilai negatif dan Anna tidak perduli itu.

"Elama..." gumamnya pelan. Nama ibu kandung yang ia tahu dari Bu Rahma. Tapi tidak ada petunjuk wajahnya seperti apa dan bagaimana. Berkali kali ia mendesah kecewa saat mengingat kalau ternyata dirinya memiliki orangtua kandung. Tapi entah ada di mana mereka dan seperti apa Anna sama sekali tidak tahu. Anna tidak tahu pasti alasan kedua orangtuanya meninggalkannya sejak bayi bersama Rahma.

Ia membuang rokoknya yang hampir habis ke jalan raya. Ia tertawa kecil, "bodoh! buat apa memikirkan orang tua yang telah membuang anaknya sendiri," ucap Anna dengan nada kecewa. Perlahan ia bangun dari duduknya, dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celana. Dengan langkah pelan dan santai menuju halaman mall.

"Anna!" seru Tasya.

"Maaf, kalian sudah lama menungguku?" ucap Anna tertawa kecil, lalu membenarkan topinya.

"Kau meninggalkan pakaianmu di dalam. Nih.." Tasya memberikan dua kantong berisi pakaian Anna.

"Ah iya..maaf." lagi lagi Anna tertawa kecil.

Rangga yang berdiri di belakang Anna tersenyum melihat tingkah Anna. "Sepertinya, aku menyukainya," ucap Rangga dalam hati.

"Ayo kita pulang.."

Anna menganggukkan kepala, lalu ia membuka pintu mobil dan duduk memperhatikan Tasya tengah melambaikan tangannya pada Rangga. Lalu Tasya membuka pintu mobil duduk di sebelah Anna.

"Kekasihmu?" Anna menoleh ke arah Tasya.

"Iya." Anna menganggukkan kepalanya.

Terpopuler

Comments

Retno Isusiloningtyas

Retno Isusiloningtyas

bagus ceritanya..
lanjutkan

2022-09-15

0

Sweet Girl

Sweet Girl

cuek banget si Anna

2022-08-23

0

Anne Saaa

Anne Saaa

lanjut

2021-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!