Satu Setengah tahun sebelumnya
Pagi yang indah bagi sosok gadis yang saat ini tengah bersiap untuk ke kampus.Seperti biasa karena gangguan penglihatan ia selalu menggunakan kacamatanya walaupun minusnya tidak terlalu tinggi hanya 1 (satu) saja. Tapi yang namanya sudah terbiasa ya mau bagaimana lagi.
Gadis itu mengikat rambutnya dengan tinggi lalu segera mengambil buku yang memang sudah ia persiapkan dari malam hari.
"Yes akhirnya hari senin."Ujarnya dengan sangat senang. Jika orang lain cenderung membenci hari itu tapi berbeda dengan mentari yang justru sangat menyukai hari itu.
"Dring,dring,dring." benda pipi itu bergetar membuat perhatian Mentari tertuju pada benda itu. Sebuah benda yang menjadi bentuk teknologi yang pasti dimiliki oleh rata_rata penduduk bumi saat ini. Milik mentari tidaklah begitu bagus itu hanya handphone second yang dibelinya tapi syukurlah benda itu yang membantunya dari awal perkuliahan.
"Hallo, iya ini aku udah siap kok bentar lagi aku ke bawah." Jawabnya dengan terburu-buru memasang sepatu dan mengambil tas tidak lupa dengan botol minum yang selalu ia bawa.
Kos yang di tempati gadis itu cukup terbilang sederhana dengan harga yang murah yang sangat cocok dengan kantong pelajar sepertinya.
"Padahal ini masih jam tujuh dan kuliah baru akan dimulai jam 8 kenapa mereka sangat ingin cepat-cepat." Gumamnya dengan pelan sambil menuruni tangga kosannya yang tampak sepi karena mahasiswa rata-rata lebih suka menyendiri dikamar mereka masing-masing tanpa berniat untuk keluar.
"Ayo pergi." Ajak Mentari pada dua orang temannya yang saat ini tengah menunggu di kursi panjang yang memang berada di depan kosannya itu.
"Ayo.." Ujar dua orang temannya itu yang memang seperti anak kembar padahal beda ibu dan beda ayah.
Mereka melangkahkan kaki dengan sesekali bercerita masalah perkuliahan dan hal lainnya yang menurut mereka menarik.
"Wih mobil siapa tu ...." Ujar Ita saat melihat mobil sport berwarna hitam melewati mereka.
"Oh ituuu mobil si Angkasa, anak kelas A," Ujar Ira.
"Kok kamu tau jika itu Angkasa ?" Tanya Mentari yang sejujurnya ia juga mengenal Angkasa karena mereka pernah sekelas waktu semester satu dan dua karena memang saat itu pembagian kelas dipilih acak oleh Fakultas.
"Tentu saja tau Tar, di fakultas maksud ku satu kampus ini siapa yang tidak mengenal tu anak, udah ganteng, kaya, keren, pintar, ya walau pun sedikit cuek." Ujar Ira yang mendapat anggukan dari Ita karena ia juga tau tentang Angkasa.
"Jangan bilang kamu nggak tau dia Tar ? kan kamu gitu sudah banget ngingat muka orang."
"Aku tau kok, kami pernah sekelas saat semester awal dulu." Ujar Mentari.
Bukan hanya kenal tapi mereka dulu pernah chatan beberapa kali ya walaupun hanya untuk bertanya tugas. Tapi jika di dunia nyata mereka justru seakan-akan tidak kenal.
"Wow kenapa kau tidak bilang dari dulu ha ?" Ujar Ira dengan terkejut hingga menutup mulutnya sedangan Ita juga seperti itu.
"Ya kalian tidak pernah bertanya."
"Jadi...apa Angkasa mengenalmu ?" Tanya gadis itu.
"Iya, kami pernah chatan."
"Ha !" Jawab mereka dengan kompak.
"Dia juga beberapa kali menolongku untuk mengantarkan tugas kuliah." Jawab Mentari dengan enteng.
"Ini gila !!"
"Apanya...cuman sekedar itu kami tidak ada hubungan apapun lagi."
"Kejar saja Angkasa Tar...kan kamu juga jomblo."
"Huh woi sadar diri tu perlu, Angkasa dengan kita itu sangat jauh jadi tidak akan mungkin pernah ada hubungan seperti itu." Ujar Mentari dengan tenang yang mendapati anggukan dari kedua temannya itu.
"Bagaimana dengan Joko ?" Tanya Ita yang disetujui oleh Ira.
"Aku nggak mau, dia bukan tipeku." Tolak Mentari dengan cepat.
"Apasih Ta, si Joko itu bahkan sudah gonta ganti pacar berapa kali padahal wajahnya biasa saja tapi tebar pesona sana sini dengan rayuan mautnya.
"Iya juga sih eh tapi tadi kamu setuju juga loh Ra..."
"Tidak aku jelas melihat mu ikut mengangguk tadi." Jawab Ita dengan cepat.
"Tidak tu..".
"Eh sudahlah jangan bahas itu lagi sebentar lagi kita akan sampai nanti ada yang dengar bisa malu kita."
Akhirnya mereka telah tiba di tempat yang mereka tuju. Perlahan tiga orang gadis itu langsung menuju kelasnya yang saat ini mereka tengah memasuki awal semester 6 dan tentunya kelas mereka akan kembali di acak.
"Kali ini kita akan sekelas siapa ya ?" Tanya Ita yang sudah tidak sabaran.
Perlahan orang-orang sudah mulai mengisi kursi-kursi yang berada disana. Saat ini tiga orang itu tengah duduk di bangku paling depan karena menurut cerita dosen kali ini sangat suka bertanya pada siswa yang suka duduk di belakang.
Beberapa saat mereka menunggu hingga akhirnya sosok pria tampan memasuki ruang kelas tersebut.
"Ha... benarkah ini kita sekelas dengan angkasa ?Tanya Ita dengan penuh semangat.
"Waww kita benar-benar sangat beruntung." Ujarnya.
"Hmm." Jawab Mentari berpura-pura acuh padahal dirinya sendiri sedang sangat berdebar apalagi pria itu yang duduk tepat di belakangnya.
Pelajaran berjalan dengan sedikit menegangkan karena seperti kata orang dosen tersebut benar-benar menanyai setiap mahasiswa yang duduk di belakang.
"Bagaimana pendapat mu Angkasa ?" Tanya dosen itu yang tiba-tiba saja menunjuk ke arah Angkasa.
"Menurut saya....saya tidak tau bu," Ujarnya dengan santai dengan senyum di wajahnya.
'Kenapa dia tidak tau seharusnya ia sangat mengetahui mengenai hal itu, karena Angkasa bukanlah anak yang bodoh.' Karena pemasaran Mentari menoleh ke arah belakang dimana dosennya itu masih berdiri di sana dan menasehati pria itu.
"Bagaimana kau tidak tau ini pelajaran...." Ujar panjang lebar dosen tersebut tapi Angkasa hanya mengangguk tapj seperti tidak perduli. Hingga akhirnya mata pria itu besitatap dengan Mentari yang saat ini tengah melihat kebelakang.
"Hai." Gumam pria itu dengan senyuman manisnya.
"Ha." Mentari benar-benar terkejut lalu kembali membalik tubuhnya.
Hingga akhirnya jam kelas ini telah selesai mentari mencoba untuk segera mungkin keluar dari sana. Jantungnya benar-benar tidak bisa jika terlalu lama dekat dengan pria itu.
"Ayo cepat kita keluar aku ada kelas lain." Ujar Mentari pada kedua temannya.
"Oh begitukah ? ayo kita pergi.? Ajaknya dengan cepat.
Mereka bertiga pun pergi dari sana lalu berhenti di salah satu tempat duduk yang memang sudah di sediakan oleh pihak kampus.
"Tar katanya ada kelas kok kita malah ke sini." Ita benar-benar bingung dengan temannya ini.
"Maaf aku hanya tidak suka terlalu lama disana ?"
"Kenapa ?"
"Ntahlah hanya tidak suka saja, tempat itu terasa terlalu ramai saja."
"Oh benar mungkin itu karena ada Angkasa disana." Jawabannya.
"Iya mungkin begitu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments