Tapi sayang sungguh sayang tenyata gadis itu meninggalkan casan handphone nya sehingga ia hanya mampu berdiam diri diatas lantai gudang tersebut.
"Ais kenapa harus hari ini aku lupa membawa casan huh." Ujarnya dengan frustasi.
Ia memandang seluruh ruangan tersebut lalu ia melihat sebuah jendela yang tidak cukup tinggi.
"Aku pasti keluar dari sini." Gumamnya dengan pelan
...****************...
Gadis itu benar-benar nekat, bagaimana mungkin dia dengan sangat berani memanjat ke arah jendela dan untungnya jendela tersebut tidak si paku dari luar atau pun di beri tralis sehingga gadis itu bisa membukanya.
"Aku pasti bisa, dari pada aku terkunci dengan konyol di tempat ini lebih baik mengambil sedikit resiko." Ujarnya saat melihat jarak sekitar 1,5 Meter itu.
"Ini pasti nggak sampai patah tulang kan ? aku yakin ini pasti aman." Gadis itu membuka kacamatanya lalu mengikat rambutnya dengan tinggi terlihat jelas wajah cantik dan imutnya di sana.
"Tiga, Dua, satu...bukgh..."
"AW..." Pekiknya tertahan saat merasa pergelangan kakinya seperti keseleo.
"Aduhh sttt." Ujarnya sebentar dengan memijit pelan kakinya itu.
"Aku harus cepat pulang dari sini." Akhirnya gadis itu tidak menunggu waktu lama untuk pergi dari sana walau ia harus dengan susah payah berjalan.
"Hais sekarang bagaimana caraku pulang ?" Gumamnya. Dia tidak bisa memesan ojek online karena handphone nya yang mati dan dia juga tidak bisa berjalan karena kakinya benar-benar sakit.
"Bagaimana ini ?" Gumamnya dengan pelan saat melihat sudah tidak ada orang di kampus tersebut.
"Apa aku paksa saja berjalan, hmm...baiklah mari kita paksa berjalan..." Gumamnya mencoba berdiri dan berjalan tapi baru beberapa langkah saja air matanya turun begitu saja.
"Sial..." Gumamnya pelan dengan terus menunduk menatap kakinya yang terkilir.
"Sedang apa kau disini ?" Tanya sosok pria yang berada di depannya tanpa ia sadari itu.
"Ha ! kau ?" Ujar Mentari yang bingung kenapa pria ini ada disini.
"Aku bertanya kenapa kau ada disini." Ulang pria itu.
"Lah kau sendiri kenapa ada disini." Tanya balik gadis itu.
"Aku ada barang yang tertinggal tadi." Jawab pria itu.
"Oh begitu...."
"Dan kau ?" Tanya pria itu lagi.
Mentari menatap Angkasa dengan aneh, kenapa pria ini begitu kepo dengan dirinya lagipula benda apa yang begitu penting hingga membuat pria ini kembali ke kampus.
"Hais...aku terkunci di gudang tadi." Jawab Mentari dengan santai.
"Lalu bagaimana kau keluar ?" Tanya pria itu dengan tatapan tajamnya.
"Itu mudah tinggal lompat saja dari jendela."
Jawaban gadis itu membuat Angkasa justru menampilkan wajah yang aneh dan yang lebih mengejutkan pria itu justru marah pada Mentari.
"Kenapa kau melompat dari jendela ! apa kau gila ? bisa saja tulang mu patah atau kepalamu terbentur di sana." Ujar pria itu dengan penuh kekesalan.
"Kok kau malah marah padaku, lebih baik aku melompat dari jendela dari pada harus tidur disana." Ujar Mentari. Sebenarnya ia gugup jika di dekat pria tersebut namun karena dia sudah sangat lelah dan kesal hari ini membuatnya jadi tidak gugup sama sekali bahkan dia yang tidak berani menatap pria itu dari tadi menatap mata elang itu.
"Kau seharusnya bisa menunggu." Ujar Angkasa dengan kesal.
"Menunggu apa ha ! menunggu di makan tikus hmmp." Meranti melipat tangannya di depan dada lalu memajukan mulutnya kesal. Itu memang kebiasaannya jika sedang marah memajukan bibirnya.
Mendadak Angkasa memalingkan wajahnya yang tampak memerah itu
"Sekarang kenapa kau diam ha !" Ujar Mentari dengan menatap Angkasa yang memalingkan wajahnya lalu menutupinya dengan tangan.
"Ehem.... sekarang angkat Rok mu !"
"Ha ! kau mau berbuat apa ?" Ujar gadis itu dengan cepat.
"Kakimu pasti terluka karena melompat dari jarak setinggi itu jika kau tidak terluka berarti kakimu itu besi." Ujar Angkasa yang saat ini tengah berlutut di depan Mentari.
"Kau mau apa ?"
"Biar aku lihat dulu kakimu kau tidak mau kan jika kakimu membengkak seperti gajah esok hari." Ujarnya lalu menyingkap rok panjang milik gadis itu.
"Aww..Aww pelan_pelan bisa kan ?"
"Iya ini juga sudah pelan, makanya jangan melompat dari jendela." Ujarnya.
"Itukan AKHHHHH. !" Teriaknya saat pria itu yang tiba-tiba saja memutar pergelangan kakinya.
Tanpa sadar bahkan Mentari menjambak rambut milik pria itu karena rasa sakitnya.
"Kau tau itu sakit ! hiks" Ujar Mentari tapi tanpa ia sadari berkat pria itu rasa sakit yang tadi ada di kakinya perlahan mulai membaik.
"Diamlah...toh itu akan membaik coba gerakan perlahan sekarang." Pinta pria itu dengan sabar.
"Hmm..." Mentari menggerakkan kakinya ke kanan dan ke kiri dan betul saja ia sudah tidak merasa sakit seperti tadi hanya berdenyut kecil saja.
"Iya kau benar hehehe..."
"Baguslah tapi bisakah kau berhenti untuk menjambak rambutku itu sakit." Mendengar hal itu Mentari segera menjauhkan tangannya dari rambut pria itu.
"Aku benar-benar tidak sengaja, biar aku rapikan." Karena refleks gadis itu mengelus rambut lembut milik Angkasa membuat pria itu menatap kearahnya tanpa ia sadari.
"Nah sekarang sudah rapi lagi...maafkan aku." Ujarnya lalu menjauhkan tangannya dari rambut pria tersebut.
"Hmm..ya, sekarang ayo kita pulang." Ajak pria tersebut.
"Bolehkah aku pinjam hp mu." Ujar gadis itu membuat Angkasanya kembali terdiam.
"Jangan salah paham aku hanya ingin memesan ojek online karena handphone ku mati saat ini." Ujarnya dengan mengangkat handphone miliknya yang mati.
"Huh tidak perlu, kau hanya perlu ikut denganku saja. Aku bawa motor ke sini tadi." Ujar Angkasa dengan menunjukkan motor bagusnya dengan merek yang tidak di ketahui oleh gadis itu.
"Aku tidak ingin merepotkanmu." Ujar Mentari dengan cepat.
"Tidak aku juga ingin pulang, kan kosanmu di dekat sini ?"
"Bagaimana kau tau kosanku di dekat sini ?" Tanya Mentari menyelidik.
"Kan aku pernah membantumu mengantar tugas mu." Ujar pria tersebut.
"Oh iya juga."
"Ya sudah cepatlah nanti hari semakin malam."
"Iyaa.."Ujar gadis itu.
Ia sedikit tertatih mengikuti pria tersebut yang berjalan dengan santainya.
"Sttt."
"Kenapa begitu lama ?" Ujar pria itu saat tidak mendapati gadis itu berada di depannya.
"Apa Anda bisa bersabar tuan Angkasa, kaki ku sedang sakit tidak mungkin aku berlari."
"Oh ya aku lupa." Angkasa berjalan mendekati gadis itu lalu menggendongnya dan membawanya ke atas motornya.
"Sudahkan ?" Tanya Angkasa saat menyadari bahwa gadis itu hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.
Sedangkan Mentari masih belum bisa mencerna semuanya apakah tadi orang yang selama ini di kaguminya sedang menggendong dirinya. Pikirnya hanya di sana saja merasa bahwa kesialan hari ini sudah cukup untuk bayaran dia yang bisa di gendong oleh pria yang ia sukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Icha salsabila
Bagus bgtt kak ceritanyaa.
2024-02-19
1