Malam hari di kamar Reya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, akan tetapi rasa kantuk tak kunjung datang. Reya yang hanya menggunakan celana pendek dan kaos putih berlengan pendek berjalan ke arah jendela. Dengan perlahan dia membuka jendela tersebut. Membuat angin malam yang cukup dingin masuk mengelus seluruh badannya. Mata Reya terpejam, mencoba menikmati sentuhan angin sepoi-sepoi yang sudah lama tidak dia nikmati.
Di depan jendela, Reya berdiri sambil melihat bulan purnama yang sangat indah. Sesekali air mata jatuh membasahi matanya. Iya, kini dia sedang merasakan rindu yang teramat dalam kepada masa lalunya, sahabat-sahabatnya yang sangat dia sayangi.
^Flashback On^
Di ruangan kelas sebuah sekolah tampak 4 orang siswi sedang duduk melingkar. Dia adalah Reya, Ajeng, Mirna, dan Devina. Mereka adalah sahabat yang selalu bersama baik suka maupun duka. Saat itu suasana sangat ramai karena para guru sedang ada rapat mendadak.
“Ok, kita mulai acaranya?” tanya Devina sambil memegang sebuah botol di tengah mereka. Ya, karena bosan mereka sependapat untuk memainkan permainan truth or dare. Sebuah permainan yang sangat mereka andalkan untuk menjahili orang-orang di sekelilingnya jika para pemain memilih dare atau tantangan.
“Ayo!! Siapa takut,” jawab Ajeng, Reya dan Mirna serempak.
Devina memulai permainan. Botol air mineral yang berada ditangannya, dia putar sekencang-kencangnya. Bukannya merasa tegang, mereka berempat malah bersemangat agar kepala botol itu bisa menghadap kepadanya. Mereka berempat memang orang-orang yang senang sekali menjahili siswa-siswa yang lain.
Setelah beberapa menit berputar, botol itu berhenti menghadap ke arah Reya.
“Yaelah, masa korban pertamanya harus gue sih? Tadinya kan gue pengen jahilin kalian,” kata Reya.
“Jadi apa yang elo pilih?” tanya Devina.
“Pasti Dare lah. Gue kan paling ga suka kalau orang lain tau kehidupan gue. hehehe.”
“Lebayyyyy,” jawab ketiga sahabatnya.
“Kita punya tantangan buat elo,” kata Devina.
“Kita??? Sebentar, kalian udah ngerencanain ini semua, ya?” tanya Reya yang dijawab oleh senyum ketiga sahabatnya.
Seakan tidak perduli dengan kata-kata Reya, Devina melanjutkan tantangan yang harus dijalani oleh Reya.
“Elo liat kan di lapangan, Kak Brian lagi olahraga. Gue pengen elo nyatain cinta ke dia di depan semua orang?” ucap Devina yang dibalas dengan mata melotot Reya.
“Kalian Gila? Bisa-bisa gue dilabrak cewenya”
“Ya udah kalau elo ga mau, gua bakalan kasih hukuman. Hukumannya elo harus nyatain cinta ke mang Edi, penjaga sekolah kita di depan semua orang.”
Reya tidak bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar bingung. Dia tidak pernah menyangka kalau teman-temannya akan memberikan tantangan segila itu. Tapi daripada nembak mang Edi, mungkin lebih baik nembak Brian. Akhirnya Reya memilih untuk menjalankan tantangannya dan menghindari hukumannya.
Perlahan Reya berjalan mendekati Brian yang baru saja selesai berolahraga. Dia sedang minum di pinggir lapangan.
“Kak Brian, Reya boleh ganggu waktunya sebentar ga?” ucap Reya gugup.
“Iya kenapa?” jawab Brian dengan senyum tampannya.
Hmmm.... Reya benar-benar meleleh diberikan senyuman semanis madu oleh pria setampan Brian. Sayangnya Brian sudah punya pacar. Kalau tidak, mungkin acara menembak ini bukan hanya sebuah permainan tapi kenyataan.
“Kak...Hmm...Kak... Hmm.. Kak..” Reya benar-benar gugup. Dia benar-benar mati kata. Pandangannya menoleh ke kiri dan kanan karena takut kekasih Brian melihatnya.
“Kamu mau bicara apa?”
“Aku suka sama kakak,” ucap Reya dengan menutup matanya. Wajahnya berubah menjadi kemerahan karena menahan malu.
Mendengar hal itu, Brian tersenyum manis. Dia mengusap puncak kepala Reya.
“Aku juga suka sama kamu, adikku,” jawab Brian dengan menekankan kata adik di akhir kalimatnya. Setelah itu dia pergi dari lapangan tersebut meninggalkan Reya dengan wajah kepiting rebusnya.
^Flashback Off^
Malam ini entah kenapa, Reya sangat merindukan para sahabatnya. Rasanya ingin sekali dia menelepon mereka, tapi sayangnya nomor telepon mereka terhapus pada saat Handphone Reya rusak tercebur ke dalam kolam ikan pada saat dia pertama kali pindah kesini. Mengingat para sahabatnya, tak terasa membuat air mata Reya meluncur dengan derasnya. Reya menangis begitu lama sampai akhirnya matanya lelah dan mengantuk. Diapun bersiap tidur.
Reya naik ke atas kasur, merebahkan badannya, menarik selimut dan bersiap untuk tidur. Namun tiba-tiba Hpnya berbunyi, tanda ada pesan di Whatsapp-nya. Reya terbangun dan sempat melihat jam yang ada di dinding kamar.
Setengah 3 subuh. Siapa yang kirim pesan jam segini? pikir Reya.
Layar di dinding Hpnya menunjukkan pesan dari nomor yang tidak dia kenal. Ketika dibuka muncullah sebuah pesan.
“Hey gadis kota. Masih tidur jam segini? Dasar tukang tidur.”
Sebenarnya dari gaya bahasanya, Reya sudah curiga siapa yang mengirim pesan itu tapi diakan tidak punya nomornya Reya. Reya melihat foto whatsapp si pengirim dan ternyata... DAMM!!! Ini beneran nomornya Rama.
Darimana Rama dapetin no gue? Ayisha, pasti dia yang kasih. Berani bener dia ngasih no gue ke Rama. Tanpa izin gue lagi. Ihhh Ayisha nyebelin juga ternyata, pikir Reya.
Rama :
Hey gadis kota, beneran elo masih tidur jam segini? Hmm.. pemalesan!!!
Reya :
Siapa yang pemalesan? Gue udah bangun. Mau ngapain elo ngechat gue? dari mana elo dapetin nomor gue?
Rama :
Hehehehe.. Bisa ga sih gadis kota jangan marah-marah terus? Ntar cantiknya ilang loh.
Reya bingung dengan jawaban Rama.
Apa maksudnya dia ngomong kayak gitu? Jangan-jangan dia mau mencoba merayu, pikir Reya.
Reya :
Rayuan elo ga mempan.
Rama :
Siapa yang lagi merayu? Gue ngomong apa adanya kok. Kalau elo marah-marah terus, ntar cepet tua, terus cantiknya ilang, terus ga akan ada yang mau jadi pacar elo apalagi suami elo, terus elo bakalan jadi perawan tua selamanya. hehehehe. Tapi gue tahu kok kenapa elo marah-marah terus, karena elo sadar kalau elo emang ga cantik jadi elo ga takut kalau wajah elo berubah jadi jelek.
Reya :
Nyebeliiinn. Malem-malem ngajak ribut. Ga bosen apa elo, di sekolah gangguin hidup gue terus dan sekarang elo ganggu jam tidur gue juga.
Rama :
Hahahaha putri tidur ngamuk.. Awas ntar keluar tanduk.
Iiiiiiiihhhh nyeeeebbbeeeellliiiinnnn..
Reya langsung mematikan HP-nya. Dia menarik selimut berusaha untuk memejamkan mata. Dia ga mau melayani orang gila itu lagi. Lagipula besok ada tes Matematika. Dia harus segera tidur kalau tidak ingin terlambat pergi ke sekolah.
Di lain tempat Rama tersenyum sendiri melihat jawaban-jawaban chat dari gadis kotanya. Entah kenapa semenjak dia melihat wajah Reya, dia semakin tertarik untuk mendekatinya. Sayangnya dia terlalu takut untuk mendekati Reya secara terang-terangan. Akhirnya inilah cara yang dia lakukan agar hubungan mereka bisa semakin dekat.
Gadis kota yang lucu.... Tetaplah jutek padaku.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir loh kk
Salam dan mampir kak ke
🌹🌹PRIA IDOLA🌹🌹
⚘⚘MENIKAHI PRIA URAKAN⚘⚘
yuk saling suppour
2021-03-05
1
Ria Diana Santi
5 like, rate n komen. Mari saling dukung! Di tunggu feedback nya!
2021-03-03
1
🌻Ruby Kejora
up terus kk
2021-02-06
1