Sekian lama menunggu akhirnya Dimas tiba ketika waktu telah menunjukkan jam 04:30 subuh, dan dengan santainya dirinya masuk ruangan ini lalu mendudukkan bokongnya di salah satu sofa di ruangan ini tanpa rasa bersalah sedikitpun juga tanpa menghiraukan aku yang memberinya tatapan ingin membunuh saat ini juga karena tidak melihat kedua anaknya terlebih dahulu.
Tangis itu kembali menyapa tanpa kata aku memukuli Dimas dengan sisa - sisa tenaga yang ku punya, anehnya dirinya membiarkanku memukul secara membabi buta begitu saja.
aku tahu tenagaku takkan sebanding dengannya tapi tidakkah dirinya memiliki nurani sedikitpun untuk kedua malaikat yang terlahir kedunia ini karena perbuatannya bersama wanita yang telah berjuang mati-matian?.
Tidak ada yang tahu tuhan sedang apa saat menciptakan manusia seperti Dimas, kuharap hanya satu Dimas yang kelakuannya menyerupai iblis ini.
Aku tahu Dimas tidak menginginkan ibu dari kedua anaknya tapi tidak bisakah membuka hati untuk menerima mereka apa lagi kedua anak itu hanya akan memiliki dirinya, aku tak mampu menyelematkan mereka dari kerasnya hidup tapi aku bersedia ada untuk mengantikan posisi mbak Bella membesarkan kedua anaknya itu.
Aku tak bisa membawa mereka pergi dengan kondisi keuangannku yang serba pas - pasan dan tidak mungkin memberi status baru untuk mereka karena aku pun masih belum memiliki suami untuk mengadopsi mereka.
satu - satunya cara yang ada adalah mengemis dan memohon agar Dimas bisa membiarkan mereka hidup dengannya, memenuhi semua kebutuhan anaknya, dan menjalankan tugas Dimas untuk melindunggi mereka dari segala bahaya, hanya itu cara yang terpikirkan olehku dan hanya cara itu yang tentu dan harus dijalani ketiga manusia saling terikat ini.
"Kau jahat hiks"
"..."
"Kau keparat"
"..."
"Kau iblis hina, kau hiks hiks"
"...."
"Bajingan kenapa kau tetap bisa tenang hah"
"...."
"Kau senang kan sekarang?, mbak bella meninggal" jeritku tak terkontrol
dia masih diam dan begitu angkuh, semua caci maki dan permohonanku seakan tidak terserah di kepala kosongnya.
karena kehabisan akal akhirnya aku bersimpuh di bawah kaki Dimas dengan begitu tragis. aku memohon dan menangis atas nama kedua anaknya agar Dimas bisa membuka hati dan pikirannya membiarkan kedua anaknya tetap hidup tanpa kekurangan apa pun.
dihadapannya aku mengibah namun sepertinya hati sang pemilik raga telah ditukarkan dengan kekayaan jadi sekuat apapun aku menanggis dan meraung dirinya tetap kaku, entah muak melihatku menanggis dan membangunkan kedua anaknya dirinya melepaskan dekapanku dan pergi begitu saja dengan ketidak jelasan akan nasib buah hatinya.
Dua malaikat tak bersayap itu terus menanggis secara bersautan dan aku yang tidak bisa menahan kesedihan juga bayangan kehancuran hidup dua malaikat kecil itu akhirnya mengadakan konser tangisan besar-besaran di pukul 05 37 pagi.
cukup lama kami menaggis bersama hingga dua orang suster dan satu dokter memasuki ruangan lalu membuat twins tertidur kembali sedangkan aku, aku malah mendapatkan suntikan obat penenang dari dokter karena bajingan itu ternyata mengatakan pada mereka jika aku terkena gejala baby blush.
"IBLIS JAHANNAMMMM!!!!!" jeritku sebelum aku tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
yuni arti
wkwkwkwkwkwk si begooo koplaaak Dimaaaasss😂😂😂👊👊👊👊👊👊👊waaaatddeeeezziighhhh gw tonjok loe
2022-05-25
0
aal lia
pengen bgt nyumpahin tu dimas. sebel bgt dah biarin biar disamber petir sekalian.
2021-09-21
0
Aninda Peto
Thor ko gk sedih yah malah ngakak lucu bget dia ikutan nangis 🙈🙈
2021-04-30
0