Mobil telah melaju meninggalkan kantor dan membelah jalanan yang cukup pada dihari ini, aku mbak Astrit, si iblis, juga supir kantor kini dalam perjalanan menuju Bandung untuk mengecek kembali proyek bangunan yang telah selesai.
Boss dan mbak astrit tetap saja tenggelam dengan dunia mereka sendiri. Kesibukan seperti nenjadi sahabat terdekat yang selalu membuntuti dan menjadi candu tersendiri untuk orang yang workholik seperti boss kejamku. Jengah terus diacuhkan aku akhirnya berkata
"Bos ngerjain apa?"
"......" tak ada jawaban. dia seketika diam permanen.
"Mbak Astrit lagi sibuk apa sih?" kataku menggalihkan pertanyaan ke mbak astrit.
"......" tak seorangpun dari mereka yang menjawab
"Pak bisa jelaskan tugas saya apa nantinya?" kataku menganti pertanyaan pada boss.
"Ikuti arus" katanya singkat padat dan tidak jelas.
"Ya ellah tong, tong ngana pikir ane ikan apa?" ucapku berguman dengan pelan percuma memecah keheningan toh mulut-mulut mereka tergembok dengan rapinya
Aku tidak tahu harus berbuat apa dan bosan karena sedari tadi hanya menantap jendela sambil melatunkan lagu-lagu acak yang tidak kutahu benar-tidak lirik dan nada yang kumainkan yang jelas duduk sepi seperti orang bodoh itu mampu membunuh, kumainkan bulir-bulir tetesan air hingga menciptakan gelembung kecil dikaca mobil hujan ditambah kemacetan adalah salah satu masalah yang cukup besar dibandung.
Kemacetan juga tak bisa terlakkan semua mobil dan motor merayap mencari cela-cela agar bisa merangkak meninggalkan suatu titik ketitik lainnya tapi yaa namanya kemacetan tidak dikhiraukan oleh keduanya akhirnya tertidur dengan pulas namun tiba-tiba suara hpku menggintrupsi dan menggangu kegiatan mereka.
dengan setengah kesadaran dan dengan suara serak khas orang bangun akhirnya membuatku mengangkat telpon tanpa mengetahui si penelpon.
"Halo assalamualaikum"
"....."
"Siapa?" ucapku sambil mengucek mata dan menggumpulkan sisa -sisa kesadaran.
"Bella"
"...."
"Apa sih?"
"...."
"Ooogh istri siboss"
"......"
"Mm kenapa mbak?" tanyaku setalah baru menggumpulkan setengah kesadarnku
"......"
"Whatttt"
"......"
" Iyaa ini sama bapak menuju ke bandung "
"......"
"Ya ampun bu saya telpon mertua ibu ya?"
"......"
"Kami masih d jalan aduh mana udah jauh lagi!" kataku panik dan mulai duduk dengan tidak tenang
"......."
"Oke oke sabar ya bu"
"......."
"Aduh bu saya ngak bisa janji, ibu tunggu saya saja ya "
"....."
"Aduh ibu jangan teriak - teriak dong saya ikutan panik ini" jeritku tak tertahan.
"......."
"Oke oke tarik napas hembuskan ya bu seperti itu yaa tenang tenang oke ia bu sabar ya bu saya otw ke sana" ucapku akhirnya dan mematikan telpon secara sepihak
"Pak putar balik pak" perintahku seketika.
"Tidak terus jalan" ucap dimas tenang namun ada tekanan disetiap kalimatnya petanda dirinya tidak ingin di bantah.
"Bini lo bakalan lahiran bego "
" Pak putar balik pak cepet"
"Tidak"
Perdebatan antara kami terus berlanjut dengan tatapan intensnya Dimas terus memperingatiku tuk tidak melanggar perintahnya namun sudah ku katakan aku adalah karyawannya yang sudah lama menjadi pemberontak.
aku terus menghardiknya dengan segala cacian tapi tidak ada satu kata pun di lontarkannya untuk membantah ataupun membela dirinya sendiri, dirinya membiarkanku memakinya sepuas hati mbak Astrit yang dari tadinya hanya menjadi penonton diantara kami ini cukup terpengarah karena baru pertama kali melihat keberanianku merendahkan bossnya secara terang-terangan namun wajah ketakutan lebih mendominasi pada wajah cantiknya itu, sedangkan si supir binggung harus mengikuti perintah yang mana
"Pak berhenti di halte didepan itu pak" perintahku sekali lagi.
"Tidak" jawabnya kekeh.
"Dasar sinting, hati dan nurani lo digadai dimana sih orok lo bakalan lahir noh, aduhh pak cepet sebelom bisnya ninggalin halte"
"Aku tidak mengisinkanmu" katanya
perdebatan masih terjadi namun pada akhirnya si supir lebih mendengarkan keinginanku dibanding siboss dengan alasan kemanusiaan dirinya mengemudikan mobil hingga berada tepat di belakang bis yang akan mengantarkanku kembali ke jakarta.
lalu dia kembali berkata "berani kamu keluar dari mobil surat pemecatan yang menjemputmu" ancamnya namun tak menggoyahkan niat awalku.
tekatku telah bulat sempurna sehingga sebelum keluar dari mobil aku menyempatkan mengutarakan pikiran. aku serasa mati akal hingga tanpa peduli lagi efek kedepannya akan seperti apa aku kembali berkata
"Aiesss terserah lo deh, pokoknya gue ngak mau hidup dalam penyesalan urusan belakang kalo lo pecat gue bye mbak astrit saya titip kerjaan ya" pesanku
Aku segera meraih tasku dan melangkahkan kaki meninggalkan mereka menuju bis yang masih setia menunggu penumpangnya dan tanpa kata aku telah duduk nyaman di salah satu kursi dan kulihat mobil yang tadinya kutumpangi kini melesat pergi begitu saja namun menyisahkan seseorang yang tadinya menjadi supir kami.
aku yakin si iblis mengusirnya karena alasan yang menurutku konyol dan pada akhirnya kami berdua benar-benar menggunakan bis agar bisa kembali ke jakarta.
"KEPARAT" umpatku sekali lagi ketika bis akhirnya bergerak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
yuni arti
😆😆😆😆😆ngakak asliiii baru tau ada novel ini pas dpt notif dr NT👻👻👻👻👻👻
2022-05-25
0
aal lia
ish itu jadi laki begitu amat macemnya.
2021-09-21
0
Berlian An
bagus thor ceritamu
2021-06-12
0