Senja sudah duduk di meja kerjanya, dia sedang mengerjakan tugasnya yang di berikan oleh seniornya. Dia tampak fokus menatap komputernya, tangan lentik Senja juga dengan lincah menari di atas keyboard.
"Senja, minta tolong copykan ini dong jadi 5 lembar!" Seru salah satu seniornya.
Senja langsung menengok ke arah seniornya yang memberikan tugas pada dirinya, Senja sudah sangat hafal dengan suara para seniornya di divisi tempat dia bertugas "Baik." Lekas Senja berdiri dan mengambil dokumen itu, lalu mengcopynya 5 lembar sesuai permintaan dan memberikan hasil copyannya kepada senior yang memberinya tugas tadi.
"Senja, bisa tolong berikan ini ke divisi keuangan?" Seru salah satu seniornya lagi.
Senja tersenyum, "Baik," dia langsung berjalan ke arah orang yang meminta tolong padanya dan mengambil dokumen itu, kemudian Senja segera berjalan ke ruang divisi keuangan.
Saat memasuki ruang divisi keuangan, terdengar beberapa karyawan berbisik-bisik tentangnya. Telinga Senja memang sensitif, dia bahkan bisa mendengar dengan jelas bisikan itu.
"Wah itu ya yang di omongin Putri Es, pantes sih cantik bening gitu. Auranya juga cool abis gila misterius banget." Ucap salah satu orang yang ada di divisi keuangan.
"Iya duh, udah punya pacar belum ya. Pengen kenalan, siapa tau nyantol kan ya." Ucap salah satu orang lagi yang ada di divisi keuangan.
"Ah kamu, dia mah mana mau sama kamu. Lagian cantik bening gitu udah pasti ada yang punya lah Bro. Dan levelnya tuh gak pegawai biasa kayak kita, minimal ya Pak Guntur, Pak Krisna. Dia kan keliatan deket gitu sama keduanya" Ucap seorang lelaki lagi yang benar-benar terdengar oleh telinga Senja.
Senja memilih tetap tenang, dia lalu menghampiri seorang karyawan wanita. "Permisi, ini untuk Pak Guntur dari divisi pemasaran." Ucap Senja lembut dan tersenyum.
"Ah ketuk saja pintunya, berikan langsung padanya saja ya." Jawab karyawan wanita itu, yang tadi di tanyai oleh Senja, dia juga membalas senyuman Senja.
Senja langsung mengetuk pintu ruangan Guntur atau ruangan kepala divisi keuangan. Ya Guntur, calon tunangan Senja itu menjabat sebagai kepala divisi keuangan. Sama seperti Krisna yang menjabat sebagai kepala divisi pemasaran. Mereka berdua memiliki pangkat penting yang cukup tinggi di perusahaan tempat mereka bekerja.
"Masuk" Setelah mendengar perintah itu Senja masuk ke dalam ruangan Guntur, melihat Senja yang datang tentu saja wajah Guntur semringah dan senyum manis langsung terpasang di wajahnya yang tampan itu.
"Permisi Pak Guntur, saya di suruh divisi pemasaran untuk mengantarkan ini pada Pak Guntur." Ucap Senja lembut.
"Ah iya terimakasih Senja, ayo duduk dulu sini!" Ajak Guntur.
"Eh? Duduk? Tapi saya cuma di suruh antar ini Pak Guntur" Ucap Senja lembut.
"Udah duduk aja Senja, gak apa-apa saya cuma mau ngeliat wajah calon istri saya lebih lama." Goda Guntur, tentu saja itu membuat Senja salah tingkah.
Blush!
Wajah Senja memerah karena malu, sungguh pipinya saat ini terasa panas. Seperti itulah Guntur, dia sangat lembut dan suka menggombali Senja.
"Em itu tapi saya harus segera kembali ke ruangan divisi pemasaran Pak, tugas saya masih banyak." Tolak Senja dengan sopan.
"Tak apa ayo duduklah Senja, sebentar saja. Em aku punya ini." Guntur memberikan susu rasa strawberry kesukaan Senja "Minumlah dan duduk di sini sebentar, kau pasti capek kan di suruh-suruh oleh divisi pemasaran." Perintah Guntur.
Senja akhirnya duduk, dia lalu membuka susu strawberry kesukaannya, kebetulan dia memang terasa sangat haus karena sedari tadi dia sudah wara wiri bekerja melayani divisi pemasaran yang memanglah divisi paling sibuk. Apalagi susu strawberry memanglah favoritnya sedari dia kecil, sehari saja tidak meminum susu rasa strawberry, dia merasa hidupnya hampa.
"Kau sudah di beri tahu Yangkungmu bukan? Bahwa kita sekeluarga besok Minggu depan mau datang ke rumahmu. Sebentar lagi kita tunangan loh Nja" Terang Guntur dengan wajah tersenyum.
Senja hanya menganggukkan kepalanya "Iya Om Guntur" Lagi wajah Senja memerah karena malu. Meski Senja tak menyukai Guntur, tapi pesona lelaki tampan yang di depannya memanglah selalu membuat dia menjadi salah tingkah.
"Kenapa harus tunangan dulu ya, kenapa gak langsung nikah aja. Saya gak sabar loh nikahin kamu. Tapi jangan manggil saya Om dong Senja. Saya kan bukan Om kamu, yang Om kamu kan Krisna" Kekeh Guntur.
"Hehe sudah terbiasa Om Guntur, susah kalau langsung di rubah" Jawab Senja, dia meringis memperlihatkan gigi gingsulnya, lalu dia meminum susu strawberrynya kembali.
"Hahahaha ya sudah pelan-pelan ya panggil saya Mas, atau Sayang juga boleh. Gimana mau kan Sayang?" Goda Guntur.
"Eh" Senja membulatkan matanya, lalu dia menarik nafas dan mengatakan "Ba--baik Mas Guntur"
"Nah gitu dong, pinter banget sih Sayangku" Guntur membelai lembut rambut Senja.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbanting "bruk" Sontak Senja dan Guntur terkejut.
"SENJA! APA YANG DI LAKUKAN PEGAWAI MAGANG DI RUANG PIMPINAN DIVISI LAIN DENGAN WAKTU YANG LAMA?!" Bentak Krisna. Wajah Krisna bahkan begitu menyeramkan di mata Senja.
Guntur langsung berdiri dia mendekati Krisna. "Hay tenang dong Bro, Senja hanya istirahat di sini, dia terlihat kecapean. Kasian dia, dia juga mungkin kehausan. Aku hanya menyuruhnya duduk dan minum susu strawberry kesukaannya" Bela Guntur.
Krisna mengangkat alisnya, dia menatap Guntur dengan tatapan mengintimidasinya "Wah saya rasa anda memanfaatkan jabatan anda untuk bersantai Pak Guntur. Lagi pula dia adalah pegawai magang saya, bukan pegawai magang anda!" Hardik Krisna.
Krisna lalu menggenggam tangan Senja dan menarik tangan Senja keluar dari ruangan Guntur. Senja tampak patuh mengikuti Krisna ke ruang divisi pemasaran. Dia tak peduli bahwa pandangan seluruh karyawan divisi keuangan melihatnya dengan tatapan heran karena sedang mengandeng tangan seorang anak magang.
Akhirnya mereka masuk ke ruang divisi pemasaran, dan lagi seluruh karyawan divisi pemasaran juga tampak heran dan kaget melihat Krisna mengandeng tangan Senja. Hingga sampailah mereka di meja Senja, Krisna melepaskan tangannya.
"DUDUK SENJA! DAN SELESAIKAN TUGASMU SEGERA!" Bentak Krisna, lalu Krisna pergi meninggalkan Senja dan masuk ke ruangannya.
"Brak" pintu ruangan Krisna di tutup dengan kasar. Senja dan karyawan lainnya tersentak sesaat, lalu tanpa sadar air mata Senja keluar. Senja menangis, rasanya sungguh seperti dipermalukan di depan orang banyak. Melihat Senja yang menangis Diana, orang yang paling senior di divisi pemasaran memeluknya dan menenangkannya.
"Sudah Senja sudah tenang ya, jangan bikin Krisna marah lagi. Kau harus laksanakan tugasmu dengan cepat dan tepat. Dia memang seperti itu kok, sangat tegas, eh terlalu tegas malah." Ucap Diana, wanita berumur 40-an tahun itu tersenyum mengelus rambut Senja.
"Makasih Bu Diana, iya maafin Senja Bu. Senja janji gak akan begitu lagi, ini Senja akan mengerjakan tugasnya sekarang. Makasih sekali lagi ya Bu Diana." Senja menghapus air matanya dan kembali sibuk di depan komputernya.
Makan siang tiba, Senja sengaja tak mau makan dan tetap sibuk di depan komputernya. Dia bertekad akan segera menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan rapi. Dia benar-benar marah pada Krisna, apalagi pasti dia akan mendengar gosip tentang dirinya di kantin nanti karena kejadian tadi.
Krisna keluar dari ruangannya, dia melihat Senja masih sibuk di depan komputernya, padahal karyawan yang lain sudah pergi makan siang. Dia mendekati Senja, jujur dia merasa bersalah, dia bahkan tak tau kenapa dia bisa bereaksi seperti itu.
Tadi awalnya Krisna mencari Senja, dia bertanya kepada karyawan yang lain di mana Senja, lalu karyawan yang menyuruh Senja mengatakan bahwa sudah lama Senja mengantarkan dokumen ke ruang divisi keuangan dan dia belum kembali.
Tentu saja Krisna sangat marah, Senja tidak mematuhi aturan divisi pemasaran yang apabila bekerja harus cekatan dan tepat waktu. Apalagi ketika dia melihat Senja dan Guntur malah asik mengobrol sambil meminum susu favorit keponakannya tersayang itu yang seharusnya itu tidak boleh di lakukan karena belum jam istirahat.
"Ayo Senja makan siang dulu!" Ajak Krisna.
Senja memutar bola matanya dengan malas. "Tugas saya belum selesai Pak Krisna, anda saja yang makan. Terimakasih tawarannya." Ucap Senja dingin.
Krisna memutar kursi Senja dan berjongkok di depannya. "Hay kau tadi belum makan pagi, dan sekarang kau tidak makan siang." Ucap Krisna lembut, dia khawatir jika keponakan kesayangannya itu akan jatuh sakit.
Senja masih merajuk dan tidak nafsu makan. "Apa peduli Anda sih Pak? Sudahlah saya sedang bekerja jangan ganggu saya." Cicit Senja, dia hendak memutarkan kursinya lagi menghadap komputer, namun kursi itu di tahan oleh tangan Krisna.
Krisna mulai kehilangan kesabaran. "Hah, kau ini aku berbicara sebagai Om mu, bukan sebagai atasanmu. Iya-iya tadi Om udah keterlaluan maafin Om Kiss ya Senja." Pinta Krisna lembut.
"Udah deh Om, pergi aja sana. Pacar Om tuh udah nungguin di kantin. Gak usah pedulikan Senja toh kenyataannya memang gak ada yang peduli kok sama Senja." Cicit Senja, lalu tangan Senja melepaskan tangan Krisna yang ada di kursinya dan berbalik mengerjakan tugasnya di depan komputernya.
Krisna paham jika seperti ini keponakannya itu memang tidak bisa di bujuk. Dia langsung kembali lagi ke ruangannya dan mengambil dompetnya dia hendak membelikan makanan untuk Senja, dan berharap semoga Senja nanti mau memakan makanan yang dia belikan.
Di minimarket yang letaknya tak jauh dari kantornya, Krisna membelikan roti, biskuit, chiki, wafer dan coklat tak lupa susu strawberry kesukaan Senja. Dengan tergesa dia kembali ke ruangan divisi pemasaran untuk memberikan cemilan yang tadi di beli olehnya kepada Senja.
Namun bertapa terkejutnya Krisna, dia melihat Guntur sudah ada di ruangan divisi pemasaran dan duduk di samping Senja, bahkan Senja sudah makan roti yang sepertinya sudah di belikan oleh Guntur. Lagi-lagi ada perasaan aneh yang Krisna rasakan, dia merasa tersingkirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mamah Kekey
Krisna cebokur..
2024-04-26
0
Nyimas Aksara
Coba tebak Krisna cemburu gak ya? kayaknya sih cemburu. Senja Krisna akan hadir di jam 19.00 ya teman-teman. mohon dukungannya untuk like dan vote, terimakasih. salam sayang dari Author Nyimas
2024-02-17
1