Setelah makan malam keluarga Senja bercanda gurau bersama di ruang TV sambil menonton TV. Senja hanya mematung dan fokus menonton TV dengan pandangan datar, jika seperti ini mode Putri Es nya akan muncul.
Krisna menatap wajah dingin keponakannya itu, mungkin tidak lama lagi dia tidak akan bebas memandang wajah cantik itu. Sudah pasti setelah menikah dia akan berjarak jauh dan mungkin berubah menjadi orang asing untuk keponakan kesayangannya.
Karena malam semakin larut satu persatu masuk ke dalam kamar mereka, yang tersisa hanyalah Krisna dan Senja. Mode Putri Es Senja langsung hilang, segera dia duduk di pangkuan Krisna menghadap ke depan TV dan meneruskan untuk fokus menonton TV.
Kini dagu Krisna berada di ceruk leher Senja, sementara Senja memiringkan sedikit kepalanya ke arah kiri. "Wangi banget sih keponakan Om yang cantik ini" Krisna mengendus endus leher Senja.
"Emh, ah ish" Dessah Senja, dia mengigit bibirnya sendiri dan memejamkan matanya, tentu saja Senja merasa tubuhnya berdesir ketika Krisna melakukan itu, Senja gadis yang sangat normal. "Stop Om Kiss, Senja geli" Terang Senja, dia menggeliat.
Melihat reaksi tubuh Senja, Krisna tersenyum miring. Dia paham bahwa keponakannya itu sedang berdesir karena sentuhan yang dia berikan. Krisna berniat balas dendam karena tadi sore Senja juga iseng menggodanya.
Krisna semakin berulah, dia memeluk perut Senja semakin erat, dan menempelkan hidungnya di leher Senja. "Emh, issshhh." Dessah Senja, lagi Senja menggeliat nafasnya naik turun, memejamkan matanya dan mengigit bibir bawahnya sendiri. Itu membuat Krisna semakin girang, dia benar-benar ingin menggoda Senja malam ini.
"STOP OM KISS!" Bentak Senja, gadis itu kehilangan kesabarannya, dia menghadap ke belakang dan menutup hidung dan bibir Krisna dengan tangannya "Senja bisa, em Senja kegelian!" Cicit Senja, tampak wajah Senja memerah, hal itu justru membuat Krisna menjadi semakin gemas.
"Ih kamu tadi ngendus-ngendus leher Om loh sampe kamu bobo, Om gak apa-apa tuh. Ini baru sebentar kenapa kamu kegelian. Om juga suka bau badannya Senja, wangi" Goda Krisna, dia benar-benar tidak merasa bersalah.
Senja tersenyum, dia langsung membalikkan badannya dan duduk kembali di pangkuan Krisna, kini posisi mereka berhadapan. "Sini coba Senja endus-endus lagi! Om bisa tahan berapa lama coba" Tantang Senja, mode iseng Senja keluar, dia benar-benar tertantang untuk mengerjai Krisna lagi.
Apalagi Senja sudah tau bahwa Krisna adalah Om angkatnya, dia semakin girang dan bersemangat. Gadis nakal yang sangat terobsesi dengan Om nya itu benar-benar kehilangan akal sehatnya.
Tanpa menunggu jawaban dari Krisna, Senja langsung menempelkan hidung dan mulutnya pada Leher Krisna. Lagi dengan iseng dia mengendus endus leher Krisna, bahkan dia juga mengecup leher Krisna. Tak lupa dia juga mengeratkan tubuhnya pada Krisna.
"Eh ish, Senja, emh" Lirih Krisna, lagi-lagi keponakannya membuat tubuhnya berdesir. Dia memejamkan matanya dan mengertakan giginya sendiri. "STOP STOP SENJA JANGAN LAKUKAN ITU LAGI!" Bentak Krisna, dia memegangi pundak Senja dan menjauhkannya dari tubuhnya.
Krisna benar-benar takut jika Senja seperti ini, justru malah Krisna kehilangan akal sehatnya dan nekat melakukan hal yang iya-iya pada gadis yang dia anggap keponakannya sendiri.
"Eh, Om Kiss kok membentak Senja? Om Kiss berubah, semenjak Om pacaran sama Kak Yulia Om Kiss jadi jahat banget sama Senja. Senja benci sama Om Kiss" Racau Senja, lalu Senja berlari ke kamarnya dan menguncinya.
Senja menangis? Tentu tidak. Sebaliknya dia tersenyum, dia memeluk gulingnya sendiri dan mencoba tertidur lelap. Dia tak sabar menunggu hari esok, hari yang dia tunggu-tunggu dan dia rencanakan bersama teman-temannya. "Om Kiss cuma milik Senja seorang, tak akan ada yang bisa merebut Om Kiss dari Senja".
Pagi hari tiba, Senja bersiap-siap berangkat magang di kantor yang sama dengan Krisna dan juga Guntur. Setelah merias wajahnya dengan makeup minimalis, dia langsung keluar dari kamarnya dan bergabung makan pagi dengan keluarganya. Hari ini Kakek, Nenek dan Krisna masih di rumah Egi dan Ina.
"Wah cucu Yangti sudah cantik sekali, pantas ya banyak yang suka. Kayak jaman Yangti masih muda dulu, iya kan Yangkung?" Goda Sarni, sang Nenek yang membesarkan Senja.
"Iya bener, dulu susah loh Yangkung ngedapetin Yangtimu Nja" Ucap Darto, dia tersenyum menatap wajah Sarni yang meski sudah tua, namun masih terlihat cantik. Ya kecantikan Senja memang berasal dari Sarni, sang kembang desa di masa lampau.
"Ish Yangkung sama Yangti so sweet banget sih. Senja kan jadi pengen. Gak sopan tau mesra-mesraan di depan jomblo" Sindir Senja.
"Weh kamu udah gak jomblo lagi sekarang loh, kemarin Yangkung udah telfon Kakek Guntur, mereka mau lamar kamu seminggu lagi" Ujar Darto.
"Uhuk-uhuk" Senja benar-benar tersedak, dia bahkan memukuli dadanya sendiri. "Yangkung kok gitu sih, kemarin Senja cuma bercanda. Gak mau ah, Senja gak mau di jodohin kayak gini" Protes Senja.
"Ya ampun Senja jangan bentak Yangkung mu kayak gitu itu gak sopan!" Larang Ina.
"Iya Senja, udahlah dari pada kamu sama orang yang gak jelas asal usulnya lebih baik dengan Guntur saja, dia calon suami yang baik untukmu" Jelas Egi dengan tegas kepada anak gadis kesayangannya.
"Ah ini kenapa sih keluarga ini. Bikin Senja pusing semua. Om Kiss berubah, Yangkung sama Yangti juga mengambil keputusan sendiri, apalagi Papa sama Mama selalu saja nyalahin Senja. Udah deh Senja mau pergi sekarang, Senja jadi gak nafsu makan" Cicit Senja, lalu Senja langsung pergi keluar rumahnya, menyalakan motornya dan pergi berangkat ke kantor tempat dia magang.
Sementara itu di meja makan, Darto, Sarni, Egi, Ina dan juga Krisna masih duduk tenang di meja makan. Mereka menghabiskan makanannya dengan santai, tentu saja mereka sudah hafal bagaimana ulah Senja. Jadi mereka tidak ambil pusing dengan kelakuan remaja yang beranjak dewasa itu.
"Hah anakmu Gi, kelakuannya kayak siapa itu kayaknya dulu kamu nurut-nurut aja" Kekeh Darto.
"Ya kayak Mamanya lah Yah, siapa lagi" Sindir Egi.
"Loh kok Mama sih Yah? Ini tuh didikan Krisna. Krisna tuh yang salah dia itu terlalu memanjakan Senja!" Sindir Ina.
"Hehehe, iya kali ya Mbak, jadinya begitu. Maaf Mbak, Mas, Ayah, Bunda, Krisna memang terlalu memanjakan Senja" Jawab Krisna, bahkan Krisna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena memang merasa tidak enak pada Kakak angkatnya dan juga istrinya itu.
"Ah ya enggak juga Kris, memang wataknya seperti itu. Apalagi anak jaman sekarang ya seperti itu, keras kepala dan ambegan. Apalagi dia remaja yang menginjak masa dewasa. Seperti itulah anak perempuan" Sanggah Sarni, meski dia tidak memiliki anak perempuan tapi dia paham berkat teman-teman arisannya yang memiliki anak perempuan dan suka berkeluh kesah kepadanya.
"Udah kalian berangkat kerja sana ini sudah jam tujuh pagi, nanti telat" Perintah Darto. Kompak Krisna, Ina, dan juga Egi pergi meninggalkan rumah dan pergi ke kantor mereka masing-masing.
Di sisi lain, Senja sedang mengobrol bersama teman-temannya sesama anak magang. Dia tampak tertawa lalu mendengarkan cerita temannya dengan serius. Seperti itulah Senja, tidak sesuai namanya, yang terasa hangat, nyatanya dia adalah gadis yang dingin dan tak banyak bicara.
"Eh Pak Krisna datang tuh" Ucap Rini semangat.
"Wah gila sih ganteng banget memang Pak Krisna tuh, badannya juga bagus tinggi gitu kayak tiang listrik" Entah pujian entah ejekan seperti itulah Zuna, teman Senja yang paling gokil di kelompok anak magangnya Senja.
"Beruntung banget ya Bu Yulia dapetin Pak Krisna, uh aku kan juga pengen" Ucap Tere antusias.
"Ya elah kalian para ciwi-ciwi sebenarnya kalian suka Pak Krisna apa Pak Guntur sih? Tadi habis muji-muji Pak Guntur, lah sekarang gantian muji-muji Pak Krisna mau kalian apa sih?" Protes Ciko, dia juga tak kalah gokilnya dengan Zuna.
"Iya nih semua yang bening-bening di embat kayak yang Pak Krisna dan Pak Guntur mau sama kalian aja" Ejek Wira.
"Ya elah Wir, namanya juga usaha. Yah kan belum ada janur kuning melengkung tuh, bisa aja kan mereka notis kita gitu buat jadi calon istri mereka" Cicit Rini.
"Iya lah Wir, kita loh gak kalah cantik sama Bu Yulia. Lagian kita ini daun muda, masih seger-segernya" Cicit Zuna.
Senja tertawa tanpa suara, namun dia sampai memegangi perutnya, wajahnya juga memerah bahkan matanya terpejam karena pipi tembemnya terangkat sehingga matanya yang sedikit sipit itu tertutup.
"Lah Putri Es tertawa tuh. Duh sungguh indah sekali pemandangan ini ya Tuhan" Puji Ciko secara terang-terangan di depan orang yang dia kagumi.
"Wah iya, beneran Putri Es mencair tuh, menghangat terkena sinar Senja yang hangat" Goda Wira, dia pun juga berusaha mengombali Senja.
"Tuh tuh kalian berdua tuh godain Senja, ish. Senja juga gak mau kali sama kalian" Sindir Tere.
Melihat anak-anak magang yang sepertinya sedang asik bercanda Krisna menghampiri mereka. Apalagi dia melihat keponakannya itu tertawa memperlihatkan gigi gingsulnya, sungguh pemandangan yang langka Senja dapat tertawa lepas di depan umum.
"Eh pada asik ngobrolin apa nih? Kayaknya kok seru banget" Sapa Krisna.
"Eh selamat pagi Pak Krisna" Ucap anak-anak kompak.
"Iya selamat pagi semua, lagi ngilobrolin apa hayo?" Goda Krisna.
"Owh itu tadi Ciko sama Wira gombalin Putri Es Pak, gara-gara Putri Es tertawa dengerin banyolan kita" Jelas Zuna.
"Putri Es?" Krisna mengerutkan alisnya "Siapa Putri Es?" Tanya Krisna, padahal dia tau betul siapa itu Putri Es, dan sejak kapan Senja yang ceria mendadak menjadi Putri Es.
"Owh iya Zuna tadi kamu manggil Senja Putri Es loh kamu gak sadar. Itu loh Pak, Putri Es itu Senja. Dia kan dingin banget" Terang Rini.
"Kok bisa sih? Kayaknya Senja biasa aja kalau sama saya" Kekeh Krisna.
Senja menarik nafas dalam-dalam lalu meninggalkan perkumpulan teman-teman magangnya itu dan Krisna. Rasanya malas sekali pasti teman-temannya akan mengadukan sifat dingin Senja pada Krisna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
oooh cuma om angkat toh. wajar jika senja jatuh cinta dan terobsesi dgn om kiss. karena sedari kecil om kiss selalu ada untuknya mungkin
2024-03-19
0
Teteh Lia
Salam kenal dari " Love story in SMA"
2024-03-05
0
Tōshirō Hitsugaya
Terima kasih thor, ceritanya bikin aku bahagia selepas capek kerja!
2024-02-17
0