"Akhirnya..." Fixy menghela nafas lega karena sudah menyelesaikan tugasnya sebelum malam tiba.
"Baiklah, sekarang apa yang harus ku lakukan... Aku masih punya sedikit waktu untuk bersantai."
Fixy berdiam sebentar diatas motornya, berpikir cukup keras, dan akhirnya dia memutuskan pulang kerumahnya.
***
"Hei, ada kabar baik!"
"Aku sudah mendapatkan pinjaman tendanya!"
Pesan yang dikirim oleh Fano melalui ponselnya di grup khusus mereka berenam.
"Benarkah? Secepat itu? Syukurlah..." Balas Fasya.
Begitu juga dengan yang lainnya, mereka menanggapi dengan cukup senang.
"Oh ya, bagaimana dengan kalian? Apa sudah selesai semua?" Tanya Fano.
"Ah iya, kami sudah selesai untuk bagian kami." Fasya menjawab mewakili Arsya.
"Aku hanya kurang beberapa, tapi tenang saja..." Arthur membalas.
"Aku sudah sih!" Balas Nara.
"Fixy?" Pertanyaan yang dilontarkan Fano kali ini tidak langsung mendapatkan jawaban seperti sebelumnya.
"Kemana dia? Dia bahkan belum membaca pesan kita..." Lagi-lagi pertanyaan Fano tidak dijawab.
Grub itu menjadi sepi seketika. 2 menit kemudian...
"Aku sudah selesai." Pesan terkirim dari Fixy, mereka lega melihatnya.
"Syukurlah. Jangan lupa besok kita bertemu lagi di tempat tadi jam 8, karena perjalanannya akan cukup memakan waktu."
Pesan dari Fano, sekaligus menjadi penutup pesan di grub itu.
***
"Huft..., sudah jam Dua lebih, tidak bisa tidur lagi" Gumamnya sambil menatap langit-langit kamarnya.
Suasana kamar yang gelap dan tenang membuat Fixy terlarut dalam lamunan, satu persatu ingatan masa lalu mulai muncul kembali.
Ditengah lamunannya dia tersadar dan mulai bergumam sendiri sambil mencari-cari sesuatu.
"Padahal aku tadi bilang ingin tidur lebih awal, ujung-ujungnya begini lagi..."
Tidak butuh waktu lama, barangnya yang dicari-cari akhirnya ketemu. Ia langsung memakai earphone nya lalu berbaring, dan berusaha untuk bisa tertidur.
Tepat jam 3 dini hari Fixy baru bisa tertidur dengan tenang.
Meskipun membutuhkan waktu lama, namun hanya itu cara terakhir yang dimilikinya agar bisa tertidur, setidaknya ia bisa beristirahat sebentar.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 08.37 namun Fixy masih belum terbangun juga, dia lupa kalau ada janji dengan teman-temannya untuk berkumpul jam Delapan tepat.
Sementara itu ditempat kumpul yang sudah dijanjikan, mereka sudah datang semua dan sedang mengobrol bersama sambil menunggu Fixy yang belum datang-datang juga.
Ditengah-tengah obrolan tersebut dengan geram Fasya menggerutu.
"Kak, dimana sih bang Fixy? Kok lama banget?!"
"Udah jam segini loh...!"
Arsya hanya menggeleng kepalanya.
"Hadehh..., pasti belom bangun dia...!" jawab Arsya dengan nada jenuh.
"Hmm... Kalo ditelvon kemungkinan tidak akan diangkat, jadi sebaiknya kita jemput saja kerumahnya, daripada nanti kesiangan"
Saran dari Fano sangat masuk akal, lalu dengan cepat diputuskan bahwa mereka akan menjemput Fixy.
"Ya, sebaiknya kita jemput saja sekarang kesana, sekalian kita bangunin dia juga" jawab Arthur sambil menyalakan motornya.
Karena takut kesiangan, merekapun menyalakan motornya masing-masing, dan bergegas menuju rumahnya Fixy.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai dirumah Fixy,
Arthur yang memakai sepeda motor dengan suara paling nyaring menggeber-geber kan sepedanya tepat di depan rumah Fixy.
Seketika itu juga Fano memukul belakang kepalanya pelan.
"Masuk saja nak, tidak apa-apa... dia mungkin belum bangun..."
Sahut tetangga Fixy tiba-tiba. Karena itu mereka langsung turun dari motornya dan masuk ke rumah Fixy bersamaan.
"Itukah kamarnya?!" Fano menunjuk ke sebuah pintu dengan chat yang berwarna abu-abu.
"Aku rasa benar... Lagian dia kan sendirian!" Jawab Arthur meyakinkan.
Arthur mengetok pintu itu sekali namun tidak ada jawaban. Dua kali, dan tetap tidak mendapatkan jawaban. Karena kesal dia langsung membukanya.
"Hehee... Kita kagetin yuk..?"
Nara tersenyum jahil saat pintu sudah dibuka Arthur.
"Dari tadi tutup mulut, sekalinya dibuka: masuk akal juga tuh" Arthur tersenyum lebar menanggapi Nara.
Arsya dan Fasya hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
"Hehh... Ada-ada saja kalian ini... Udah cepet bangunin, inget biasa aja, ngga perlu di kagetin..." tegas Fano.
"Yahh, nggak asik, ah~ bang Fano..." Arthur menggerutu kecewa.
Tanpa berkata lebih dan dengan terpaksa Arthur membangunkan Fixy. "Hei, Fi bangun...!" Arthur menggoyangkan badan Fixy.
"H-hah!!" Fixy kaget dan reflek memukul Arthur cukup keras.
BUGG!!
"Pftt.... Bwahahahaha..." Tawa lepas teman-temannya.
Sementara Fixy yang tidak memperdulikan sekitarnya dan tengah mencari ponsel nya untuk melihat jam.
"Astaga...!!" Fixy semakin kaget saat melihat jam di ponsel nya.
Tidak membuang waktu lagi, Fixy langsung bergegas bangun dan siap-siap.
"Bawa apa aja nih bang?"
Fasya berteriak kecil, menawarkan bantuan di tengah-tengah aktivitas Fixy.
"Apa aja yang penting ada disitu bawa aja"
Tanpa menoleh Fixy menjawabnya, karena sedang mondar-mandir.
Segera setelah semua barang bawaan Fixy sudah disiapkan, mereka langsung berangkat ke motor masing-masing dan segera berangkat sesuai arahan Fano.
"Semoga perjalanan kita lancar sampai tujuan... Mari kita berangkat!"
Diperjalanan yang jauh itu, semuanya berjalan lancar-lancar saja, walaupun ada beberapa kali berhenti hanya untuk menyempatkan istirahat sebentar dan bertukar posisi menyetir.
Setelah beberapa jam perjalanan jauh yang telah mereka tempuh, akhirnya merekapun sampai di tempat tujuan, di Kaki Gunung, tepatnya diparkiran penitipan sepeda dan pos masuk ke Gunung.
Dikatakan bahwa di Puncak Gunung tersebut, disana ada Altar Kuno yang sampai sekarang masih terjaga dan hanya sedikit kerusakannya. Ada rumor yang mengatakan bahwa Altar itu sudah berusia Ribuan Tahun lamanya.
Namun masih belum dikonfirmasi kebenarannya, karena ditemukan Altar nya baru-baru ini dan dianggap aman-aman saja oleh pemerintah, sehingga diperbolehkan untuk Mendaki Gunung dan sekaligus kunjungan Wisata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments