04. KESENANGAN BERAKHIR KESEDIHAN

Zelva berada di ruang keluarga menonton TV yang menyiarkan tayangan kartun Spongebob Squarepants. Ditemani berbagai cemilan dan dua susu kotak varian coklat.

Hari ini weekend, itu sebabnya Zelva tidak bersekolah. Kedua kakak Zelva? Zaka pergi ke rumah sakit, karena ada pasien yang harus di operasi. Sementara Zigaz masih tertidur di kamarnya.

"Auratnya Squidward tuh yang mana sih? Pake baju gak pake celana, tapi kalo mau mandi malah pake handuk, bingung gue." Zelva bermonolog seraya menyemil.

"Tuh juga si gerry padahal kan siput tapi suaranya kok kucing."

"Lah aneh juga si tuan kepiting tapi anaknya paus gimana ceritanya."

"Siapa yang buat tuh kartun? Siapa? Hah? mau sungkem gue."

Setelah bermonolog tidak jelas, Zelva meminum susu kotaknya. Seketika ada tangan kekar yang merebut susu tersebut, lalu diminumnya.

"Kak Zigaaaz." Zelva kesal saat mengetahui siapa pelakunya.

"Hm?" Zigaz duduk disamping Zelva. Kepalanya bersandar di bahu adiknya seraya meminum susu kotak.

Zelva berdecak. "Itu kan susu Zelva." Ia menunjuk susu kotaknya yang diminum Zigaz. Wajah gadis itu tengah menahan kesal.

"Habis." Zigaz menggoyangkan susu kotak tersebut, telah habis diminumnya. Ia terkekeh gemas melihat wajah adiknya yang menahan kesal.

Zigaz hendak mencium pipi chubby itu, namun Zelva menjauh. Membuat Raut wajah Zigaz menjadi datar. "Sini." Zigaz menyuruh adiknya agar mendekat.

Zelva bersedekap dada, memalingkan wajahnya dari Zigaz. "Gak mau."

Zigaz mendekati Zelva, namun Zelva kembali menjauh. "Va!" Zigaz menggeram, raut wajahnya mulai memerah menahan emosi.

Zelva tak menyahut maupun menoleh kearah Zigaz, hancur sudah moodnya di pagi hari.

"Vava!" Zigaz mengepalkan tangannya hingga urat-uratnya terlihat jelas.

Zelva tak bergeming.

Zigaz menghela nafasnya kasar. Ia menarik Zelva ke pangkuannya.

"Ka-emphh."

Tangan Zigaz membungkam mulut adiknya. Ia mencium penuh gairah pipi chubby itu berkali-kali hingga terdengar bunyi ciuman. Zelva memberontak, namun tangan kekar Zigaz menahan erat tubuhnya.

Beruntunglah bukan bibir Zigaz yang membungkam mulut Zelva.

"Diam Zelva!" bentak Zigaz, karena adiknya terus-terusan memberontak di pangkuannya.

Zelva langsung terdiam, takut.

Zigaz memeluk erat pinggang Zelva, meletakkan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Zigaz menghirup dalam-dalam aroma memabukkan milik Vavanya, aroma rose yang menjadi candu seorang Zigaz Alendro Bahran. Nyaman, itu yang dirinya rasakan.

Zigaz melonggarkan pelukannya lalu mencium gemas pipi chubby itu.

Zelva ingin beranjak dari pangkuan Zigaz, namun pria itu kembali mengeratkan pelukannya. Zelva menoleh kearah Zigaz dan saat itu juga kakaknya sedang menatapnya intens. Ia langsung memutuskan tatapannya.

Hei, kemana Zelva yang savage itu?

Telapak tangan Zelva berkeringat dingin. Ia tak berani menatap Zigaz. "Kak," ucapnya pelan.

"Tatap kakak." Zelva menggeleng. "Tatap kakak, Va!" titah Zigaz sedikit meninggikan suaranya, membuat Zelva tersentak.

Zelva dengan terpaksa menatap wajah Zigaz.

"Mau jalan-jalan?" Zigaz bertanya dengan melembutkan suaranya.

Zelva yang tadi ketakutan langsung tersenyum manis mendengar ucapan kakaknya itu. "Mau." Zelva menjawab dengan mata berbinar.

Segitu mudahnya mengembalikan mood seorang Zelva Althea Bahran.

Zigaz tersenyum tipis melihat senyuman manis adik kesayangannya. "Kalau begitu, Vava ganti baju. Kakak juga mau mandi."

Zelva mengangguk. Gadis itu beranjak dari pangkuan Zigaz menuju ke kamarnya.

__________

Zelva dan Zigaz berada di dalam mobil. Sesuai janji Zigaz untuk mengajak adik perempuannya jalan-jalan.

Zigaz yang sedang menyetir menoleh kearah Zelva. "Mau kemana?" Pria itu kembali memperhatikan kedepan.

"Ke Sunshine Cafe." Zigaz hanya mengangguk, menyetujui.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya kakak beradik itu telah tiba di parkiran Sunshine Cafe.

Zigaz memarkirkan mobilnya. Ia melepaskan sabuk pengaman miliknya dan adiknya. Zigaz keluar dari dalam mobil terlebih dahulu. Mengitari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Zelva

Mereka berdua telah berada di dalam cafe, mencari meja kosong untuk ditempati.

Setelah mendapatkan meja kosong, Zigaz melihat-lihat daftar menu yang tersedia.

"Vava mau red velvet cake?" Zigaz bertanya sembari menatap adiknya.

Zelva menggeleng. "Gak mau."

"Terus mau apa?"

"Es krim."

"Tapi jangan makan terlalu banyak."

"Siap kakakku sayang." Zelva tersenyum manis.

Zigaz mengembangkan senyumannya. Kali ini berbeda dari senyumannya yang biasa. Ada rasa yang bergejolak pada dirinya, saat Zelva memanggilnya sayang.

Zigaz sangat suka itu.

Zigaz memanggil seorang Waiters. Setelah waiters datang, lelaki itu menyebutkan pesanan. Waiters pun undur diri untuk memesankan pesanan mereka berdua.

Zelva melihat-lihat sekelilingnya, sedangkan Zigaz hanya menatap wajah cantik adiknya. Tatapan Zelva bertemu dengan tatapan Zigaz.

Zelva tersenyum manis pada Zigaz. Ia memanggil kakaknya itu, "Kak."

"Hm."

"Kak."

"Ya."

"Kak."

"Kenapa?"

"Kakak kok ganteng?" Zelva bertanya menampilkan wajah polosnya.

Zigaz terkekeh kecil mendengar pertanyaan Zelva. Ada-ada saja adik kecilnya ini.

Zigaz menjawab dengan suara yang terdengar lembut ditelinga Zelva. "Karena Vava cantik." Ia menatap dalam bola mata indah adiknya.

Percayalah, jika perempuan lain yang mendengar jawaban Zigaz, pastinya akan salah tingkah.

Zelva tertawa renyah. "Iyakah?"

"Iya." Tangan Zigaz terulur untuk mengusap lembut rambut adiknya.

Setelah menunggu beberapa saat, pesanan mereka pun tiba.

Zelva menyantap es krimnya dengan lahap. Sedangkan Zigaz hanya meminum coffee yang dipesannya. Tatapan Zigaz hanya fokus pada Zelva.

Fuck!

Zigaz ingin sekali melumat bibir ranum milik Zelva yang terlihat manis dimatanya.

Gila memang! Tapi hasrat Zigaz untuk memiliki adik perempuannya begitu besar. Hari ke hari keinginan pria itu makin menjadi-jadi.

Zigaz mengambil ponselnya. Ia memotret Zelva yang terlihat menggemaskan saat menyantap es krim.

Isi galeri Zigaz, kebanyakan foto-foto Zelva. Bahkan fotonya sendiri bisa dihitung dengan jari.

Tangan Zigaz terulur untuk membersihkan sisa-sisa es krim yang menempel di bibir ranum itu. Lalu menyelipkan rambut Zelva ke belakang telinga.

Zelva menatap Zigaz. "Habis, mau pesen lagi," pintanya.

Zigaz dengan cepat menolak keinginan adiknya itu, "tidak."

"Pesen satu lagi."

"Tidak boleh!"

Zelva mengerucutkan bibir, menambah kesan imut diwajahnya.

Ah kenapa adiknya sangat imut? Apakah adiknya tidak bosan-bosan membuat dirinya gemas? Jangan sampai ia menerkam gadis itu, jika terus-terusan menggairahkan hasratnya.

Zigaz berusaha mengontrol dirinya "Pulang," perintah Zigaz dengan suara datar.

Dengan berat hati, Zelva harus menuruti perintah Zigaz. Padahal ia belum puas menyantap es krim.

Cuma makan satu mangkuk es krim, apa-apaan!

_____________

Zigaz dan Zelva telah tiba di mansion. Keberadaan Zaka belum terlihat, pastinya pria itu belum pulang.

Zelva duduk di sofa, ia lelah jalan seharian. Zigaz juga duduk disamping adik kesayangannya itu.

Zelva menyalakan TV. Ia menonton tayangan talkshow di salah satu channel swasta.

Zigaz bersandar di bahu Zelva seraya memainkan ujung rambut milik gadis itu. Sesekali ia mencium gemas pipi chubby adiknya. Karena tidak tahan, Zigaz menggigitnya gemas, membuat Zelva berteriak kesal.

"Kak Zigaaaz."

Zigaz terkekeh kecil. "Gemas." Tangannya mengusap pipi chubby itu yang tadi digigitnya.

Zelva berdecak kesal. "Jangan gigit lagi." Ia menatap nyalang pada Zigaz, namun malah terlihat menggemaskan di mata pria itu.

"Iya." Zigaz menjawab dengan suara lembut.

"Kak."

"Hm."

"Kak Zigaz kapan nikah?" Zelva bertanya sembari menatap Zigaz. Ia ingin sekali melihat kakak tertuanya itu menikah lalu mempunyai anak, sehingga ada yang memanggilnya tante.

Kening Zigaz berkerut. Seketika raut wajahnya menjadi datar. "Kenapa menanyakan itu?" Ia balik bertanya dengan nada dingin.

Zigaz sangat benci jika ada yang bertanya kapan dirinya menikah. Apalagi kalimat sialan itu keluar dari mulut Vavanya.

"Karena umur kak Zigaz sudah matang untuk menikah." Zelva sedikit takut menanyakan itu.

Damn it! Adiknya berhasil membangunkan sisi iblis Zigaz.

"Sayang, kamu ingin sekali kakak menikah, hm?" Suara Zigaz pelan namun tersirat dingin. Ia menatap tajam pada adiknya kesayangannya itu.

Zelva menatap takut kearah Zigaz. Tatapan Zigaz bagai belati yang siap menusuk jantungnya. Hingga dirinya menjadi menciut, takut.

"Setelah kakak menikah, kamu juga ingin kakak pindah rumah, iya? Pasti kamu senang bukan? Kakakmu ini menjauh darimu." Zigaz memejamkan matanya. Kepala Zigaz bagai ditimpa batu besar dan itu menyakitkan. Ia ingin melampiaskan kesakitan itu pada seseorang saat ini juga.

Zelva menggeleng cepat. "Eng-enggak kak, bukan itu maksud Vava." Zelva sedikit gugup menjawab ucapan Zigaz.

Zigaz mengepalkan tangannya. "Kamu sudah berani sama kakak?" Zigaz menatap murka pada adiknya.

Ohh pria itu tampak seperti iblis dimata gadis imut itu.

"Gak ka-"

"LALU APA HAH!" Bibir Zigaz bergetar. Kini matanya menggelap bagai ditelan kegelapan. Emosi pria itu sudah berada di ubun-ubun.

Zelva merasa pasokan udara di ruangan tersebut menipis. Keringat dingin menjalar di pelipisnya. Tubuh mungil gadis itu bergetar ketakutan. Zelva diam, matanya mulai berkaca-kaca. Ia menunduk tidak berani menatap Zigaz.

"JAWAB! ZELVA ALTHEA BAHRAN!" Zigaz mencengkeram kuat kedua bahu Zelva. Nafas pria itu memburu, wajahnya memerah. Sungguh api kemarahan membakar dirinya.

Persetan menikahi wanita lain! Zigaz hanya menginginkan Vavanya. Semua yang berada pada adiknya itu, harus ia miliki.

Zelva tetap diam. Kini air matanya tak mampu ia tahan, hingga meluruh membasahi pipi chubby itu. Jantungnya berdenyut nyeri saat mendapat bentakan kasar dari Zigaz.

Sialan!

Zigaz menyusupkan jarinya ke sela-sela rambut, mencengkramnya frustasi.

Zigaz melangkah penuh emosi meninggalkan Zelva yang telah banjir air mata. Pria itu keluar dari mansion, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi bak orang kesetanan. Entah ingin kemana pria itu membawa emosinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!