Episode 5 Cowok Itungan

Bee dan Echa turun ke bawah bersamaan...

"Selamat pagi, cantik-cantiknya Mami!" seru Mami Clara.

"Tumben Mami dan Papi belum berangkat lagi, biasanya kalau pulang hanya numpang tidur saja dan akan pergi lagi," sindir Bee.

"Jadi kamu tidak suka Papi dan Mami ada di rumah?" tanya Papi Angga dingin.

"Bu------"

Bee hendak menjawab ucapan Papinya tapi Echa memegang tangan Bee lalu menggelengkan kepalanya pertanda kalau Bee jangan bicara.

Akhirnya mereka pun sarapan dengan diam, tidak ada yang bicara sama sekali. Hingga tidak lama kemudian, Bee selesai makan dan bangkit dari duduknya.

"Bee, berangkat kuliah dulu," seru Bee.

Bee pun mencari-cari kunci motornya namun sama sekali tidak.

"Ada apa sayang?" tanya Mami Clara.

"Kunci motor Bee gak ada," sahut Bee.

Tiba-tiba Angga mengangkat tangannya dan memperlihatkan kunci motor Bee. "Apa kamu cari ini?" tanya Papi Angga.

"Kok ada di Papi?" tanya Bee.

"Mulai sekarang kamu harus pakai mobil jangan pakai motor, malu-maluin saja. Bagaimana kalau rekan bisnis Papi ada yang lihat, mau disimpan di mana wajah Papi. Jangan mempermalukan Papi dengan kelakuan kamu yang seperti itu," tegas Papi Angga.

"Astaga Papi, memangnya rekan bisnis Papi yang mana, yang kenal sama Bee? Mereka tidak akan kenal sama Bee, jadi Bee tidak akan mempermalukan Papi," kesal Bee.

"Rekan bisnis Papi yang diluaran sana memang tidak kenal kamu, tapi rekan bisnis Papi yang sudah tahu keluarga Papi tahu kalau kamu anak Papi. Pokoknya tidak ada bantahan, sekarang kamu pergi pakai mobil atau kamu tidak kuliah sama sekali," ancam Papi Angga.

Echa bangkit dari duduknya. "Biar kakak yang antar kamu ke kampus," seru Echa.

Echa pun menarik tangan Bee dan pergi dari rumah. Selama dalam perjalanan, Bee terlihat cemberut.

"Sudahlah jangan cemberut seperti itu, kamu juga 'kan tahu bagaimana sifat Papi. Jangan buat Papi marah atau kita akan mendapatkan masalah," seru Echa.

"Papi memang benar-benar keterlaluan, aku lebih suka mereka tidak ada di rumah dari pada ada di rumah hanya membuat emosi saja," ketus Bee.

Bee menghubungi Vio dan menyuruh Vio ikut sama Valerie karena pagi ini dia tidak bisa menjemputnya.

"Kak, aku turun di depan saja," seru Bee.

"Loh, kampus masih lumayan jauh loh," sahut Echa.

"Gak apa-apa aku jalan kaki saja, kalau aku datang dianterin mobil mewah bisa bahaya bakalan ada gosip yang tidak-tidak nanti di kampus malas banget," seru Bee.

"Ya sudahlah, terserah kamu saja."

Echa pun menghentikan mobilnya di halte bus. "Nanti pulang kamu naik Grab aja," seru Echa.

"Siap."

Echa pun keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju kampusnya.

"Al, bukanya itu salah satu gadis yang sudah membuat kita susah akhir-akhir ini?" seru Nata.

"Iya, lah kok dia jalan kaki," sahut Alta.

Alta pun menghentikan motornya di depan Bee membuat Bee mengerutkan keningnya.

"Ngapain menghalangi jalan gue?" ketus Bee.

"Lo dan teman-teman lo adalah penipu, cantik-cantik tapi kerjaannya menipu," seru Alta dengan kesalnya.

"Apa penipu? jangan sembarangan kalau ngomong," kesal Bee dengan memukul helm Alta.

"Berani sekali lo mukul helm gue, kalau helm gue rusak bagaimana? memangnya lo mau ganti rugi!" sentak Alta.

Bee yang memang sudah kesal dari rumah dan sekarang Alta semakin menambah kekesalannya langsung memukul-mukul helm Alta dengan kedua tangannya membuat Alta semakin geram. Sedangkan Nata dan Dion hanya diam saja tidak mau ikut campur.

"Woi, bisa berhenti gak? dasar cewek gila!" bentak Alta dengan turun dari motornya.

"Lo yang gila." Bee semakin meninggikan suaranya.

"Sudah-sudah, gak enak dilihatin banyak orang," seru Dion mencoba melerai keduanya dengan berdiri di tengah-tengah.

"Minggir!" teriak Alta dan Bee bersamaan sembari mendorong Dion.

Seketika Dion terjungkal ke atas aspal. "Astaga, kalian memang gak punya akhlak!" teriak Dion.

Nata dengan cepat menolong Dion. "Lo gak apa-apa 'kan?" tanya Nata.

"Gak apa-apa bagaimana? pantat gue sakit," sahut Dion dengan kesalnya.

Bee hendak pergi namun Alta menahan lengan Bee. "Mau ke mana, Lo?"

"Apaan sih, lepaskan!" sentak Bee.

"Pokoknya gue gak mau tahu, Lo harus ganti 2 kali lipat uang 100 ribu yang kemarin karena uang itu kemarin sudah habis dipakai bayar makan Lo sama teman-teman Lo di kantin," geram Alta.

"Astaga, kenapa sih dari kemarin yang ada di dalam otak Lo itu uang, uang, dan uang. Benar-benar cowok tidak tahu malu," ketus Bee.

"Hai, tidak tahu malu mana? Lo dan teman-teman Lo makan di kantin, habis itu pergi tanpa bayar terlebih dahulu kalau tidak punya uang, jangan makan di kantin bawa saja bekal dari rumah," ledek Alta.

Bee yang kesal langsung merogoh isi tasnya dan mengambil dompetnya lalu mengeluarkan uang selembar seratus ribu dan memberikannya kepada Alta.

"Ini uangnya, gue ganti," kesal Bee.

Bee hendak melangkah, namun lagi-lagi Alta menahan lengan Bee. "Tunggu!"

"Astaga, apa lagi sih?" Bee semakin geram kepada pria tampan yang ada di hadapannya itu.

"Ini seratus ribu uang pengganti yang kemarin 'kan? terus, kalau masalah uang yang Lo pakai untuk bayar makanan di kantin mana?" tanya Alta dengan mengulurkan tangannya seolah-olah meminta uang lagi.

"Ya ampun, Lo benar-benar cowok tidak tahu malu dan gue yakin jika ada cewek yang mau sama kalian, itu adalah cewek sial di seluruh dunia." Bee kembali mengeluarkan uang seratus ribu dan memberikannya kepada Alta.

"Sudah cukup atau masih kurang?" geram Bee.

"Sudah cukup, nanti kalau gue minta uang lagi bisa-bisa Lo bangkrut dan gak punya uang karena gue tahu biaya hidup di Jakarta sangatlah besar," sahut Alta dengan menepuk pundak Bee.

Bee menghempaskan tangan Alta, lalu pergi dengan meninggalkan ketiganya dengan perasaan yang sangat kesal. Sedangkan ketiga pria tampan itu tersenyum senang. "Asyik, kayanya ada yang bakalan neraktir nih," goda Dion.

"Pastinya dong, masa iya dapat rezeki nomplok gak bagi-bagi sama kita-kita," sambung Nata.

"Oke, nanti gue traktir batagor Mang Juned," sahut Alta sembari naik ke atas motornya.

"Yaelah, makan di restoran kek Al, kalau batagor Mang Juned sudah bosan," keluh Dion.

"Itu juga kalau kalian mau, kalau gak mau ya sudah," sahut Alta dengan melajukan motornya meninggalkan Dion dan Nata.

Nata memukul helm Dion. "Sudah bagus dia mau neraktir batagor daripada tidak sama sekali. Lumayanlah, batagor Mang Juned juga apalagi kita sering dapat bonus 'kan. Sepuluh ribu bisa dapat 1 piring, plus ditambah nasi juga," seru Nata.

"Benar juga, yang penting perut kenyang," sahut Dion.

Nata naik ke atas motor Dion dan mereka pun segera menyusul Alta.

Terpopuler

Comments

💜apobangpoOT7💜

💜apobangpoOT7💜

busyeeet lah bee nyumpahinnya gitu amat,,, tau² malah kamu lagi yg jadi ceweknya alta bisa sial 7turun 7tanjakan 7pengkolan tuh 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-03-09

0

💜apobangpoOT7💜

💜apobangpoOT7💜

definisi jajan kenyang batagor pake nasi 😆😆

2024-03-09

1

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

edan jadi laki itungan amat dah 🤣...ngeselin banget

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!