Bee, Vio, dan Valerie siang ini sedang maka siang di kantin kampus. "Habis ini kalian mau ke mana?" tanya Valerie.
"Aku males pulang, pasti Mami bakalan maksa aku buat ketemuan sama pria pilihan mereka," sahut Vio.
"Sama, aku juga malas pulang. Di rumah sepi banget, yang ada aku bakalan berantem terus sama Kak Echa," sambung Bee.
"Aku juga sebenarnya malas juga karena orang tuaku gak pernah peduli sama aku, mereka hanya sibuk dengan bisnis mereka saja," seru Valerie.
"Makanya, banyak sebagian orang yang bilang kalau hidup kita itu sudah sempurna. Mau apa pun tinggal bilang, dikasih fasilitas lengkap di rumah, tapi mereka tidak tahu kalau menjadi kita itu sungguh tidak menyenangkan. Aku ingin bebas melakukan apa pun tanpa di perhatikan oleh semua orang, dan aku juga ingin hidup penuh kehangatan bersama keluarga bukanya malah hidup sendiri terus di rumah," keluh Bee.
Ketiganya termenung, entah apa yang harus mereka lakukan. Tiba-tiba, ketiga pria tampan masuk ke dalam kantin dan celingukan mencari tempat kosong.
"Al, lo yakin ngajak makan di kantin? memangnya lo punya uang?" tanya Dion.
"Astaga, sepanjang jalan kamu nanyain itu terus. Hari ini aku dapat rejeki nomplok, dua dosen yang gak masuk memberi aku uang yang lumayan besar. Sekali-kali kita makan di kantin lah, beli bakso gitu bukannya terakhir kita makan bakso itu bulan kemarin," sahut Alta.
"Ah iya juga, miris banget hidup kita ya," seru Nata dengan wajah sedihnya.
"Sudahlah, sekarang kita makan bakso dulu tapi ingat pesannya hanya satu porsi dan minumnya es teh manis saja," seru Alta merangkul pundak Dion dan Nata.
Pada saat Alta hendak memesan makanan, dia melihat ke arah tiga wanita cantik yang tadi pagi sudah mengajaknya adu urat.
"Kalian pesan saja, aku ke sana dulu," seru Alta.
Dion dan Nata tidak memperdulikan Alta yang jelas saat ini mereka pesan bakso.
"Hayo, aku mau tagih janji kamu," seru Alta dengan duduk di hadapan Bee.
"Apaan sih gak jelas, janji apaan?" ketus Bee.
"Astaga, baru saja tadi pagi ngucapin janji sudah lupa. Ingat, tadi pagi kamu menabrak aku sampai gorengan aku jatuh semua dan kamu bilang, kamu akan menggantinya 10 kali lipat. Sekarang mana uangnya," seru Alta dengan mengulurkan tangannya ke arah Bee.
"Oh, si cowok gorengan. Dasar gak tahu malu, sampai di tagih-tagih terus," kesal Bee.
"Sudah jangan banyak alasan, mana uangnya."
"Bee kasihlah, rewel banget si lo jadi cowok," kesal Valerie.
Bee pun mengeluarkan dompetnya, kebetulan dia baru saja mengambil uang dari ATM. Bee mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya lalu menempelkan uang itu di kening Alta. "Makan tuh duit," seru Bee.
"Nah, ini baru benar," sahut Alta dengan senyumannya.
Dion dan Nata pun datang menghampiri dengan membawa mangkok berisi bakso itu. "Kita duduk di sini saja soalnya kursinya penuh," seru Dion.
"Eh, apaan lo. Jangan duduk di sini, cari kursi lain sana," kesal Valerie.
"Yaelah, lo gak bisa lihat apa kalau kursinya penuh," sahut Dion.
Tiba-tiba ponsel Bee berdering dan ternyata itu adalah telepon dari kakaknya. "Ada apa, Bee?" tanya Vio.
"Biasalah nanyain lagi di mana? kenapa belum pulang? bawel banget punya kakak yang satu itu," kesal Bee.
"Terus, sekarang kamu mau pulang?" tanya Valerie.
"Iyalah, daripada nanti aku dilaporin kepada Mami sama Papi mending aku pulang," sahut Bee dengan bangkit dari duduknya.
"Ya sudah, aku juga ikut pulang," seru Vio.
Begitu pun dengan Valerie yang ikut bangkit juga, tanpa basa-basi mereka pun langsung pergi. Alta, Dion, dan Nata terus memperhatikan ketiga wanita itu sampai menghilang.
"Kalau dilihat-lihat, mereka cantik-cantik banget loh," seru Nata dengan mulut penuh makanan.
"Cantik sih cantik tapi kere, ingat wanita kaya mereka itu hanya akan menyusahkan saja," sahut Dion.
"Tahu dari mana kalau mereka kere?" tanya Alta.
"Astaga, katanya genius tapi sudah pikun. Lihat saja tadi pagi, mereka datang ke kampus hanya memakai motor kalau mereka anak orang kaya, pasti sudah pakai mobilah," sahut Dion.
"Iya juga, mana tadi mereka sok-sok'an gak ada duit padahal kenyataannya mereka memang kere," sambung Nata.
"Berarti mereka bukan termasuk incaran kita," seru Nata kembali.
Alta hanya diam saja, ketiganya pun kembali melanjutkan makan bakso dengan lahapnya.
"Eh maaf, gadis-gadis cantik yang tadi duduk di sini mana?" tanya Pak Sholeh.
"Sudah pergi, Pak," sahut Alta.
"Lah, mereka belum bayar makanannya. Apa semuanya mau dibayar sama kalian?" seru Pak Sholeh.
Uhuk.. uhuk.. uhuk...
Ketiga pria tampan itu langsung terbatuk secara bersamaan, setelah itu saling pandang satu sama lain.
"Nah, benar 'kan apa kata gue mereka itu hanya akan menyusahkan saja," seru Dion.
Wajah ketiganya langsung berubah lemas, apalagi Alta. "Baru saja dia ngasih uang 100 ribu dan sekarang aku harus bayarin mereka makan. Kalau begini, sama saja bohong," batin Alta dengan kesalnya.
Sementara itu, di perjalanan. "Astaga Bee, bukanya kita belum bayar makanannya," seru Vio.
Seketika Bee langsung menghentikan motornya membuat Valerie yang berada di belakang Bee kaget dan menekan rem.
"Ya ampun Bee, untung aku pemotor profesional. Ngapain sih pake berhenti mendadak segala!" teriak Valerie.
"Val, kita belum bayar makanan kita di kantin," sahut Bee.
"Astaga, iya juga. Terus bagaimana? masa iya kita harus kembali ke kampus, ini sudah jauh," seru Valerie.
"Ya sudahlah, besok saja. Besok 'kan kita ke kampus lagi," seru Vio.
Akhirnya mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka. Bee seperti biasa mengantar Vio pulang ke rumahnya, habis itu Bee pun pulang.
Sesampainya di rumah, Bee melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi bagi dirinya. "Yaelah polisi bucin ada di rumah," batin Bee dengan kesalnya.
Bee pun masuk ke dalam rumah dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya. "Bianca Anggita, kamu gak lihat di sini ada siapa? gak sopan banget gak salam dulu," seru Echa.
Bee memutar bola matanya jengah, dia pun berbalik dan mencium punggung tangan calon suami kakaknya itu.
"Kenapa jam segini baru pulang, Bee?" tanya Adam.
"Biasalah Kak, nongkrong dulu," sahut Bee.
Bee menjatuhkan tubuhnya di samping Adam. "Nongkrong sama cowok apa cewek?" tanya Adam.
"Ih, Kak Adam sudah ketularan Kak Echa deh banyak tanya mulu," kesal Bee.
"Bee, kalau main itu harus jelas sama siapa supaya kalau ada apa-apa, Kak Adam tahu."
Bee malas menjawab pertanyaan calon kakak iparnya itu, dia pun bangkit dari duduknya dan naik menuju lantai dua.
"Dasar anak itu, kalau dibilangin gak pernah mau nurut," kesal Echa.
"Sudah gak apa-apa, kamu tenang saja sayang, karena aku akan selalu mengawasi Bee," seru Adam.
Adam dan Echa sudah 2 tahun menjalin hubungan, namun keduanya belum bisa melangkah ke pelaminan karena orang tua Bee dan Echa masih berada di luar negeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
apes bngt trio cowok ngirit kena bayar makanannya bee cs 🤭🤭
2024-10-06
1
🌸so0bin🌸
papi adam yg kembali muda🥰🥰,,, kali ini bukan ada mantan yg nyebelin tapi calon adek ipar yg super duper ngeselin 😅😅
2024-03-09
1
🌸so0bin🌸
ngakak....udah serasa di terbangin dapat 100rb eh malah terhempas kedasar bumi suruh bayarin 🤣🤣🤣
2024-03-09
1